Asma Nadia | Daan Yahya | Republika

Resonansi

Qanaah ketika Berlimpah

Begitu sulit qanaah, merasa cukup bukan hanya saat kekurangan juga ketika berlimpah.

Oleh ASMA NADIA

OLEH ASMA NADIA

Melihat cemilan di rumah, saya tiba-tiba tercenung. Ada oleh-oleh dari Jogja. Ada cemilan khas Bandung. Ada dark chocolate dari menantu saat bertugas dua pekan di Papua. Masih ditambah beberapa goody bag dari milad keponakan.

Memandanginya terasa berlimpah untuk saya dan suami yang tak lagi memiliki anak kecil. Putri pertama bersama suaminya tinggal di Cibubur, putra kedua sedang menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, juga tinggal terpisah.

Berbagai jajanan ringan itu karena terlihat mata mudah sekali mencuri perhatian. Saat kami duduk membaca di ruang tamu atau menonton televisi. Sebagian terletak di meja makan. Hingga seolah menjelma makanan penutup di waktu kami makan besar.

Buruknya karena saya dan suami bekerja di rumah, mudah sekali tergoda berbagai makanan ringan itu. Sebenarnya, selama tak berlebihan tentu tak masalah. Banyak cemilan dari daerah sering menimbulkan rindu.

 

 
Situasi serupa, limpahan cemilan, kebiasaan memesan makanan, dan minuman melalui aplikasi saya temukan saat bertandang ke rumah kerabat dan teman.
 
 

 

Namun ketika mulut terus mengunyah kadang  saya jadi berpikir apa motivasi makan ini dan itu. Sering masih pula memesan menu dengan aplikasi  yang kini kian mudah. Kita tidak harus keluar, jalan atau menyetir untuk sampai di rumah makan atau kafe yang kita inginkan.

Situasi serupa, limpahan cemilan, kebiasaan memesan makanan, dan minuman melalui aplikasi saya temukan saat bertandang ke rumah kerabat dan teman. Prasangka baik saya, bisa jadi untuk tamu dan bukan santapan tuan rumah.

Ibu mertua termasuk sering menyediakan dan menyajikan tapi bukan untuk sendiri sebab beliau hapal apa yang disukai tiap anak, menantu, dan cucunya.  Namun yang seperti ibu rasanya sedikit.

Saya melihat rumah teman-teman yang kami datangi, di antaranya bahkan sulit melihat mereka minum air putih  tetapi meneguk minuman kemasan satu ke soft drink lain yang memenuhi isi kulkas.

 

 
Mau tak mau saya membatin. Begitu sulit qonaah, merasa cukup bukan hanya saat kekurangan juga ketika berlimpah.
 
 

 

Mau tak mau saya membatin. Begitu sulit qanaah, merasa cukup bukan hanya saat kekurangan juga ketika berlimpah. Begitu lemah kontrol diri kita rasanya. Sebenarnya tak hanya terhadap makanan, bahkan menolak godaan gawai saat bersama pasangan dan anak, begitu sulit.  

Wajarlah Rasulullah SAW mengatakan, jihad tertinggi adalah melawan hawa nafsu. Keinginan atau hasrat terhadap banyak hal, dari dalam diri sendiri.

Kembali ke makanan, ternyata gaya konsumtif kita berdampak dan menasional. Data Kementerian Kesehatan pada April 2022 menyebutkan, satu dari tiga orang dewasa obesitas. Sementara, lima dari 12 anak di mengalami problem serupa.

Semakin memburuk sebab walaupun sepeda  dari statis sampai lipat juga treadmill tersedia di rumah, kalah menarik dibandingkan berbagai menu di meja makan atau rak cemilan.

Kombinasi makan sambil menonton televisi dan OTT atau asyik memainkan gawai, membuat kalori tertimbun sebab yang mengonsumsi minim gerak. Bukan hanya seberapa banyak tetapi apa yang kita makan juga berpengaruh.

 

 
Kombinasi makan sambil menonton televisi dan OTT atau asyik memainkan gawai, membuat kalori tertimbun sebab yang mengonsumsi minim gerak.
 
 

 

Bukan juga sekadar masalah kurang olahraga. Bantuan dari profesional mungkin dibutuhkan untuk mengatasi obesitas. Termasuk apa yang memicu kita tidak bisa berhenti makan. Obesitas menjadi epidemi global.

Kelebihan berat badan berarti tingkat kesehatan menurun, juga meningkatkan risiko strok, penyakit jantung, hingga diabetes.

Di luar pengaruh terhadap kesehatan secara fisik, stigma terhadap berat badan mencakup perilaku dan sikap negatif yang ditujukan terhadap seseorang terkait bobot tubuh, juga memancing perundungan dan dampak psikologis lain.

Jika begitu banyak keluarga Indonesia mengalami kelimpahan makanan, bagaimana persentase masyarakat yang berkekurangan? Terdapat 26,16 juta penduduk miskin, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2022. 

Menurut data BPS pula, sekitar 12.193 desa  berpenduduk kekurangan gizi. Terbanyak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, lalu Jawa Timur dan Jawa Tengah.

 
Menurut data BPS pula, sekitar 12.193 desa  berpenduduk kekurangan gizi. Terbanyak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, lalu Jawa Timur dan Jawa Tengah.
 
 

Lebih dari 17 juta orang Indonesia kurang gizi, menurut laporan The State of Food Security and Nutrition in the World terbaru yang dirilis Food and Agriculture Organization (FAO) pada Juli 2022. Angka ini tertinggi di Asia Tenggara. 

Terkait stunting pada balita, Bank Pembangunan Asia melaporkan, prevalensi anak balita penderita stunting di Indonesia  pada 2020 tertinggi kedua di Asia Tenggara.

Terlepas obesitas menjadi fenomena yang menyentuh berbagai lapisan masyarakat dengan berbagai kelas sosial ekonomi, tak ada salahnya kita melihat lebih lekat ke dalam rumah dan belajar mengontrol diri. Membangun qonaah bukan hanya saat kekurangan juga saat berlebih.

Rasulullah SAW mengibaratkan Muslim sebagai satu tubuh.  Maka sakit, kesusahan, maupun penderitaan satu bagiannya tentu dirasakan yang lain.

 
Rasulullah SAW mengibaratkan Muslim sebagai satu tubuh.  Maka sakit, kesusahan, maupun penderitaan satu bagiannya tentu dirasakan yang lain.
 
 

Bagaimana kita bisa terus menyantap berbagai menu, jika kita tahu seseorang atau satu keluarga di wilayah lain  masih ada yang kelaparan, hidup begitu berkekurangan.  Ayat berikut ini rasanya tepat kita hidupkan lagi.

"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah tetapi jangan berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (Surat Al-A'raf Ayat 31)

Bersyukur, menerima dan menikmati apa yang Allah berikan dengan secukupnya. Ketika  berlebih, berbagi selalu lebih baik. Jadikan tradisi diri kita wariskan ke keluarga dan sekitar hingga apa yang berlimpah di rumah bisa tersalurkan kepada mereka yang  membutuhkan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kisah Runtuhnya Keluarga Kaya

Surah al-Qalam sempat menceritakan secara detail tentang keluarga kaya pemilik kebun.

SELENGKAPNYA

Ikut Tender Proyek, Bagaimana Aturan Syariahnya?

Untuk memudahkan gambaran tentang tender, akan dibuat perbandingan contoh tender.

SELENGKAPNYA

BPS: Kinerja Ekspor Terus Melambat

Tiga negara penyumbang surplus neraca perdagangan nonmigas terbesar, yaitu AS, India, dan Filipina.

SELENGKAPNYA