IKHWANUL KIRAM MASHURI | Daan Yahya | Republika

Resonansi

Promosi Agama dan Budaya Lewat Piala Dunia

Empat tahun lalu, ketika Rusia penyelenggara Piala Dunia, Barat tak meributkan HAM, kesetaraan, dan demokrasi.

Oleh IKHWANUL KIRAM MASHURI

OLEH IKHWANUL KIRAM MASHURI

Inilah Qatar, negara yang tegas dalam prinsip dan tak goyah karena tekanan. Sejak terpilih jadi tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 2010, semburan kritik dan tuduhan terhadap Qatar tak pernah berhenti, terutama dari Barat.

Mulanya Qatar dituduh menyuap pejabat FIFA agar terpilih jadi tuan rumah. Ketika tuduhan itu tak terbukti, kritikan lain menanti. Kali ini terkait pelanggaran HAM, terutama perlakuan buruk terhadap pekerja asing dalam pembangunan fasilitas Piala Dunia.

Sebuah laporan menyatakan, ribuan pekerja asing terbunuh atau terluka dalam keadaan misterius saat membangun stadion dan infrastruktur lainnya. Dikatakan pula, ribuan pekerja tak digaji atau gajinya dikurangi.

Doha berkali-kali membantahnya. Mereka menegaskan, sejak awal melakukan pengawasan ketat. Kalaupun ada yang meninggal atau sakit itu lebih karena kecelakaan.

 
Doha menegaskan, sejak awal melakukan pengawasan ketat. Kalaupun ada yang meninggal atau sakit itu lebih karena kecelakaan.
 
 

Dan lagi, kata pejabat Qatar, otoritas Qatar tak bisa dituntut bertanggung jawab langsung terhadap pekerja asing. Pembangunan stadion dan infrastruktur lain terkait fasilitas turnamen dikerjakan kontrator asing, termasuk pekerjanya.

Menjelang Piala Dunia, kritik kian santer. Terkait tuduhan pelanggaran hak perempuan, LGBT, dan penonton sepak bola. Qatar dikritik karena melarang penjualan minuman beralkohol di sekitar stadion, dianggap melanggar hak penonton menenggak minuman keras.

Menurut laporan BBC News, tujuh kapten timnas Eropa, antara lain Inggris, Prancis, Jerman, dan Belgia sedianya mengenakan ban lengan berlogo pelangi ‘One Love’ selama turnamen. 'One Love' merupakan lambang LGBT.

Namun gagal mereka lakukan, setelah FIFA memperingatkan, kapten kesebelasan atau siapa saja yang mengenakan logo LGBT dikenai sanksi. Aljazirah melaporkan, hampir dua pertiga liputan di media-media Barat menjelang turnamen adalah negatif.

 
Aljazirah melaporkan, hampir dua pertiga liputan di media-media Barat menjelang turnamen adalah negatif.
 
 

Fokus utamanya, mempersoalkan hak pekerja migran, LGBT, dan larangan minuman beralkohol di stadion. Bahkan, konferensi pers Presiden FIFA Gianni Infantino yang meminta peserta Piala Dunia fokus pada sepak bola pun menuai kritik media Barat.

Bagi warga Qatar dan Arab lain, sebagaimana beredar di media sosial, kritik terhadap Qatar hanya karena negara ini menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Berbagai kritik itu tidak lebih dari kampanye terorganisasi dengan banyak prasangka.

Mereka memandang pengkritik, terutama negara Barat, menerapkan standar ganda. Rusia dan Cina misalnya, kedua negara ini banyak menyelenggarakan turnamen olahraga internasional, tetapi sepi kritik.

Padahal, organisasi HAM Barat tahu persis, di kedua negara itu terjadi banyak pelanggaran HAM. Bahkan empat tahun lalu, ketika Rusia penyelenggara Piala Dunia, Barat tak meributkan HAM, kesetaraan, dan demokrasi.

 
Padahal, organisasi HAM Barat tahu persis, di kedua negara itu terjadi banyak pelanggaran HAM.
 
 

Saat itu baru saja terjadi pembunuhan para pembangkang Rusia, dan itu berlangsung di negara-negara Barat. Begitu pula, Piala Dunia di Argentina pada 1978.

Pada periode itu, Argentina dalam cengkeraman para jenderal, dikelompokkan sebagai negara paling buruk dalam pelanggaran HAM karena penyiksaan dan penghilangan nyawa lawan-lawan politik. Perbandingan lain saat Chili dan Meksiko, tak terlepas soal HAM.

Berbeda saat pesta sepak bola dunia di Qatar. Negara ini dihujani kritik dan tuduhan negatif. Namun, Qatar tampaknya tegas dalam prinsip, tegak dalam sikap. Qatar selalu bangga mengidentifikasi diri negara Islam (berpenduduk mayotas Muslim), Teluk, Arab, dan Timur Tengah.

Mungkin karena identitasnya itu Qatar dinilai ‘tak pantas’ menyelenggarakan Piala Dunia. Apalagi, Qatar memegang rekor serbapertama, yakni pertama Piada Dunia di negara Islam, lingkungan Teluk, Arab, bahkan di kawasan Timur Tengah.

Qatar ingin membuktikan negara Islam dan Arab pantas jadi tuan rumah dan berhasil.  Qatar mempromosikan agama dan budaya Islam. Di jalan, hotel, dan tempat umum lainnya dihiasi ayat Alquran dan hadis Nabi dengan terjemahannya dalam banyak bahasa.

 
Mungkin karena identitasnya itu Qatar dinilai ‘tak pantas’ menyelenggarakan Piala Dunia.
 
 

Qatar tampaknya ingin memperkenalkan budaya Islam dan Arab, mengubah stereotipe yang ditanamkan media Barat, terutama terkait Islamofobia. Semua kamar hotel dilengkapi barcode scanner (QR Code), yang dilampirkan pada situs dalam banyak bahasa, berisi brosur yang memperkenalkan agama Islam dan budaya Arab.

Bahkan, Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Qatar melangkah lebih jauh, menunjuk muazin terbaik di masjid-masjid, terutama yang dekat stadion dan penginapan para penonton. Terbukti banyak penonton asing terkesan dan menikmati suara seruan untuk shalat itu. Malah banyak yang sengaja ke masjid untuk melihat dan menanyakan makna azan dan shalat.

‘’Kami bangga dengan Islam dan budaya Arab kami. Piala Dunia kesempatan memperkenalkan agama yang ramah dan toleran ini, berbeda dengan stereotipe orang-orang Barat yang melihat Islam dengan kacamata negatif,’’ ujar seorang pengurus masjid di Doha sebagaimana dikutip Aljazirah.

Tak diketahui pasti berapa orang menyatakan mualaf selama Piala Dunia di Qatar. Menurut pengurus masjid tadi, pihaknya hanya ingin mempromosikan Islam dan budaya Arab yang selama ini dicap negatif oleh Barat. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Makna Perintah Iqra

Aktivitas membaca pada hakikatnya adalah menghimpun.

SELENGKAPNYA

Lebih Sehat dengan Bedah Bariatrik

Kasus obesitas kalangan dewasa di Indonesia berlipat ganda selama dua dekade terakhir.

SELENGKAPNYA

Hikmah Erupsi Gunung Api

Material hasil letusan gunung api kaya akan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

SELENGKAPNYA