Sejumlah santri mengaji Al Quran menggunakan penerangan lilin dan lampu minyak di masjid Pondok Pesantren Baitul Mustofa, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Selasa (4/5/2021). Pengajian dengan penerangan lilin dan lampu minyak tersebut dilakukan untuk melatih | Maulana Surya/ANTARA FOTO

Silaturahim

Makna Perintah Iqra

Aktivitas membaca pada hakikatnya adalah menghimpun.

OLEH ANDRIAN SAPUTRA

Surah al-Alaq menjadi wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Ayat pertama surah al-Alaq berisi perintah membaca. Kendati demikian, tidak disebutkan objek bacaannya. Lalu, apa makna perintah membaca itu? Dan apa yang diperintahkan untuk dibaca?

Pakar tafsir Alquran yang juga pendiri Pusat Studi Alquran (PSQ) Prof Muhammad Quraish Shihab mengatakan, ayat 1 surah al-Alaq memiliki terjemahan, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan."

Prof Quraish mengatakan, lafaz iqraa adalah kata perintah yang secara umum berarti bacalah. Lafaz ini berasal dari kata qara'a yang berarti membaca. Kata qara'a pada mulanya berarti menghimpun. 

Bila ditelaah lebih jauh, menurut dia, aktivitas membaca pada hakikatnya adalah menghimpun. Ia mencontohkan seseorang yang membaca kata 'saya' sebenarnya telah menghimpun empat huruf dalam benaknya dengan sangat cepat. Membaca juga tidak harus dari sesuatu yang tertulis dalam bentuk aksara. 

photo
Prof M Quraish Shihab - (Youtube)

Ia mencontohkan, seperti seseorang yang ketika shalat membaca surah al-Fatihah. Maka, tetap disebut dengan membaca meski tidak ada kertas di hadapannya yang berisi ayat-ayat dari surah al-Fatihah. Menurut dia, mengucapkan sesuatu yang terhimpun di dalam benak, baik mengucapkannya sehingga terdengar oleh orang lain maupun mengucapkannya sehingga hanya didengar oleh diri sendiri, itu adalah membaca.

Prof Quraish menjelaskan, terdapat hal yang menjadi pertanyaan berkaitan dengan perintah membaca di awal surah al-Alaq. Sebab, kata membaca secara umum diartikan melihat suatu teks untuk diucapkan. Sedangkan Nabi Muhammad SAW tidak pandai membaca teks. Lalu, mengapa perintah membaca ditujukan pada nabi yang tidak pandai membaca?

Untuk mencapai kemajuan dan membangun peradaban, kata Prof Quraish, seseorang harus banyak membaca. Sedangkan membaca bukan hanya dari sesuatu yang tertulis, tetapi seseorang hendaknya membaca segala yang dapat dilihat. Seseorang yang memperhatikan alam raya sejatinya tengah membaca alam raya.

 
Tidak harus kata membaca itu dibatasi dalam arti membaca suatu teks. Kalau Anda ingin membangun peradaban, bacalah dalam arti pandanglah segala sesuatu, pelajarilah dia.
PROF QURAISH SHIHAB
 

"Jadi, tidak harus kata membaca itu dibatasi dalam arti membaca suatu teks. Kalau Anda ingin maju, ingin membangun peradaban, maka bacalah dalam arti pandanglah segala sesuatu, pelajarilah dia, dan tariklah kesimpulan dari apa yang Anda lihat atau apa yang Anda baca," kata Prof Quraish Shihab dalam kajian tafsir di Sekolah Islam Al-Azhar yang ditayangkan rekamannya melalui kanal resmi YouTube Quraish Shihab.

Prof Quraish mengatakan, ketika Nabi Muhammad SAW diperintahkan membaca dengan kalimat iqraa bismi rabbik, Allah SWT tidak menyebutkan objeknya. Ini menunjukkan bahwa manusia diperintahkan untuk membaca apa saja, tetapi tetap mengaitkan bacaan dengan Allah (bismi rabbik) dengan niat memperoleh bantuan Allah. 

photo
ILUSTRASI Kitab Fathul Bari karangan Ibnu Hajar al-Asqalani. Karya itu merupakan penjelas atau syarh atas Shahih Bukhari. - (DOK WIKIPEDIA)

Maka, menurut Prof Quraish, ketika seseorang membaca sebagaimana dalam tuntunan lafaz iqra pada surah al-Alaq sebenarnya orang tersebut diperintahkan untuk mengaitkan bacaannya dengan motivasi demi karena Allah. Sehingga dipahami bahwa bacaan tersebut harus menghasilkan sesuatu yang direstui Allah.

Salah satu yang direstui Allah, menurut Prof Quraish, adalah yang bermanfaat untuk manusia. Namun, ada beragam ilmu dan kebutuhan. Lalu, apa yang terlebih dulu untuk dibaca dan diketahui?

Menurut Prof Quraish, hendaknya seseorang mengetahui ilmu-ilmu yang membuat kewajibannya menjadi baik dengan mengetahuinya. "Silakan baca apa saja, ilmu bermacam-macam, beragam. Islam tidak melarang Anda membaca. Bacaan bermacam-macam. Ada yang sulit ada yang mudah, silakan baca apa saja, tetapi kaitkan demi karena Tuhanmu. Itu kita lihat dari iqra bismi rabbik," kata dia.

Kisah Zulharial yang Selamat karena Terlambat

Dua orang lainnya selamat karena belum sempat masuk ke dalam lubang tambang.

SELENGKAPNYA

Jangan Bercerai, Bunda

Posisi wanita sebagai ibu merupakan benteng pertahanan terakhir.

SELENGKAPNYA

Pesan Haru Jelang Ijab Kabul Kaesang- Erina

Persiapan akad nikah Kaesang-Erina sudah masuk pada tahap akhir.

SELENGKAPNYA