Ketua Yayasan Sahabat Edukasi Lingkungan (YSEL) Abdullah Gozali | DOK REP MUHYIDDIN

Hiwar

Gerakan Merawat Lingkungan Selamatkan Mushaf Alquran

Abdullah Gozali memaparkan kiprah YSEL dalam menyelamatkan mushaf Alquran yang lusuh.

Islam mengajarkan pentingnya menjaga keberlangsungan ekologis. Dalam surah al-A’raf ayat ke-56, Allah berfirman, yang artinya, “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.”

Merawat alam pun adalah sebentuk sedekah. “Barangsiapa menghidupkan tanah yang mati, maka baginya pahala. Apa yang dimakan oleh binatang darinya (tanaman yang tumbuh di tanah itu), maka baginya pahala sedekah,” demikian sabda Nabi Muhammad SAW.

Ketua Yayasan Sahabat Edukasi Lingkungan (YSEL) Abdullah Gozali mengatakan, kesadaran ekologis dapat ditingkatkan di tengah kaum Muslimin melalui masjid-masjid. Bahkan, pihaknya tidak sekadar mengampanyekan hal itu. YSEL pun memiliki program yang mengupayakan perawatan lingkungan dan sekaligus mengelola mushaf Alquran yang telah kusam.

In-Iqro, begitu nama program tersebut, digagas sejak beberapa tahun lalu. Menurut Gozali, hingga kini penerapannya masih dilakukan di Depok, Jawa Barat. Pihaknya menyasar masjid-masjid sampai majelis-majelis taklim setempat.

“Karena yang kami khawatirkan,  mushaf Alquran dijadikan bungkus gorengan atau makanan, misalnya. Itu jangan sampai terjadi,” ujar lelaki kelahiran tahun 1986 itu.

Bagaimana pelaksanaan program YSEL tersebut? Apakah solusi yang ditawarkannya untuk mengantisipasi penyalahgunaan mushaf-mushaf Alquran yang “terabaikan”? Kemudian, apa saja tantangan yang dihadapinya?

Untuk menjawabnya, berikut ini petikan wawancara wartawan Republika, Muhyiddin, dengan Gozali. Aktivis lingkungan itu ditemui di kediamannya, bilangan Sukmajaya, Depok, Jabar, beberapa waktu lalu.

Apa yang melatari terbentuknya Yayasan Sahabat Edukasi Lingkungan (YSEL)?

Pertama-tama, timbul tekad atau keinginan dari kami untuk beramal saleh melalui kerja-kerja ekologis. Ini dimulai dengan inovasi-inovasi atau ide-ide yang berupaya memperbaiki lingkungan. Kami sudah memiliki beberapa program yang diwujudkan dalam usaha-usaha rintisan (start-up), semisal “Minyak Jelantah Bawa Berkah.” Barulah kemudian, kami menggagas program In-Iqro ini.

Jadi, awalnya saya mempunyai sebuah perusahaan pengolaan limbah. Kemudian, saya dan kawan-kawan ingin pula menjalankan misi sosial. Karena itu, keuntungan dari perusahaan tadi kami berikan kepada yayasan.

Alhamdulillah, sejak Agustus 2019 hingga kini, support itu terus berlangsung. Ketika pandemi Covid-19, kami memang ikut terimbas. Namun, kami tetap melakukan banyak hal. Pantang berputus asa. Fundraising dilakukan dengan berbagai cara, semisal menjual poster dan lain-lain.

Apa saja program-program yang sejauh ini dilakukan YSEL?

Program yang pertama kami buat adalah start-up aplikasi bernama “Depok Bersih Apps.” Dengan aplikasi ini, kami memfasilitasi masyarakat agar mereka kian mudah melakukan pemilahan sampah. Sebab, selama ini tidak ada aplikasi yang khusus merancang sistem pemilahan sampah rumah tangga. Rata-rata, aplikasi yang beredar tentang pengolahan sampah itu berkutat pada bank sampah.

Selanjutnya, usai pandemi Covid-19 kami terus menyusun dan menebarkan manfaat. Akhirnya, kami memilih salah satu jenis sampah atau limbah rumah tangga yang masih bisa dimanfaatkan, yakni minyak jelantah. Di Indonesia, limbah minyak bekas pakai itu masih menjadi pekerjaan rumah (PR). “Minyak Jelantah Bawa Berkah” yang kami gagas tersebar di 33 titik di Depok dan DKI Jakarta.

Bisa dijelaskan latar belakang program In-Iqro yang digagas pihak Anda?

Jadi, awalnya kami melakukan survei pada tahun 2021. Dari kajian-kajian yang kami lakukan, dibuatlah laporan, yang lalu dikirimkan kepada Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok. Alhamdulillah, gayung bersambut. Pada Januari 2022, terbitlah Fatwa Nomor 14 Tahun 2022 tentang mushaf Alquran yang sudah usang.

Konten fatwa itu lebih banyak memuat arahan atau anjuran kepada masyarakat agar mereka mendaur ulang mushaf-mushaf yang “terbengkalai.” Hal itu dengan catatan, dalam proses daur ulang tidak terlihat lagi adanya (tulisan) ayat-ayat suci Alquran. Metode lainnya yang diperbolehkan adalah membakarnya.

Kemudian, kami mengajukan In-Iqro ke MUI Kota Depok. Alhamdulillah, sekitar bulan Agustus 2022 kami memperoleh rekomendasi dari MUI Depok terkait dukungan atas program itu. Saya rasa, inilah program pertama di Indonesia yang secara khusus mengelola mushaf-mushaf Alquran yang telah usang.

Apa saja yang dilakukan pihak Anda dalam program ini?

Kami akui, hingga saat ini In-Iqro belum berjalan secara masif. Namun, ikhtiar kami lakukan dengan terukur dan terus menerus. Memang, niat kami ingin mengedukasi masyarakat terlebih dahulu.

Alhamdulillah, baru-baru ini kami melakukan sosialisasi terkait Fatwa Nomor 14 Tahun 2022 (MUI Depok) dan program In-Iqro di Masjid al-Izhar Sukmajaya. Itu melalui kerja sama dengan Forum Silaturahim Muslimah (Forsilma) setempat. Sambutan dari masyarakat di sana kami rasa cukup baik.

Kami pun mengadakan majelis taklim yang membahas tentang mushaf Alquran yang telah usang. Dengan adanya ceramah, kajian, dan sharing ilmu kepada khalayak, maka informasi kian tersebar luas. Sasaran kami antara lain adalah ibu-ibu. Harapannya, mereka dapat menyebarkan kesadaran ekologis pada keluarga masing-masing.

Sesudah majelis taklim, banyak pula jamaah yang mengirimkan kepada kami mushaf-mushaf Alquran mereka yang telah usang. Begitu pula dengan buku-buku agama yang kertas-kertasnya telah banyak koyak.

Kami sangat mengapresiasi. Sebab, yang kami khawatirkan adalah, misalnya, mushaf Alquran itu (yang telah usang) malah dijadikan bungkus gorengan atau makanan lainnya. Bahkan, pernah kami temukan (bekas) mushaf Alquran jadi bungkus petasan. Jangan sampai yang semacam itu terjadi lagi. Mungkin, orang-orang (yang menggunakan bekas mushaf –Red) melakukannya karena tidak paham.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Gozali (saheduling)

Setelah mengumpulkan mushaf-mushaf yang usang, apakah langkah selanjutnya?

Ya, sesudah itu, kami melakukan daur ulang. Namun, itu tidak semuanya. Kami pilah lagi. Sebab, ada juga yang datang menyerahkan Alquran dalam kondisi mushaf-mushaf itu masih cukup bagus. Kalau memang masih bisa terbaca dengan baik, kami bagikan itu ke masjid atau masyarakat yang memerlukan.

Yang kami daur ulang hanya mushaf yang memang sudah usang. Mushaf yang masih bagus, kami distribusikan. Nah, hasil daur ulang itu akan berupa kertas-kertas. Itu dapat menjadi medium pembuatan benda-benda edukatif, semisal poster dinding yang berisikan pesan-pesan islami. Dalam proses daur ulang itu, kami didukung teknologi insinerator yang ramah lingkungan.

Seperti apa proses dan teknologi daur ulang itu?

Alat insinerator itu menghasilkan uap panas. Panasnya—yang bisa mencapai seribu derajat celsius—akan dijadikan energi listrik dan bio oil. Minyak itu dapat digunakan menjadi bahan bakar atau sumber energi alternatif. Untuk pengadaan insinerator ini, kami berkolaborasi dengan start-up center yang inventornya adalah Pak Muhaimin Iqbal. Pembuat mesin insinerator itu adalah juga mantan CEO iGrow. Secara keseluruhan, proses daur ulang ini menghasilkan kebermanfaatan. Persis seperti arahan yang tertuang dalam Fatwa MUI Depok tersebut.

Sejauh ini, sudah berapa lokasi yang disambangi program In-Iqro?

Hingga kini, masih mencakup daerah Depok. Kami terus berkomunikasi dengan berbagai pihak. Sudah ada dua tempat yang kami sambangi, yakni Mushala Nurur Rohmah dan Masjid al-Izhar Sukamajaya. Selain itu, kami pun melakukan pengambilan (mushaf Alquran usang) dari masyarakat langsung. Ada pula tokoh-tokoh lokal atau pimpinan majelis taklim yang mengirimkannya kepada kami.

Rencana terdekat kami, menawarkan pada masjid-masjid untuk mengadakan kajian agama. Di sana, kami minta diizinkan untuk berbicara terkait menjaga lingkungan hidup, termasuk program In-Iqro. Sebelum atau setelahnya, jamaah bisa diminta agar membawa mushaf Alquran yang telah usang dari rumah mereka agar bisa kami daur ulang.

Bagaimana dengan kampanye kesadaran lingkungan ekologis di masjid-masjid?

Ke depan, kami akan merutinkan itu. Insya Allah, pada Januari 2023 nanti kami targetkan sudah memulainya. Inginnya kami, dapat mengundang pejabat-pejabat pemerintah daerah. Kalau diberi kesempatan, YSEL pun hendak berkolaborasi dengan banyak pihak agar In-Iqro bisa lebih masif lagi. Bukan hanya di masjid-masjid atau majelis-majelis taklim, tetapi juga madrasah atau kampus.

Kampanye kesadaran lingkungan sangat penting. Sebagai Muslim, kita sesungguhnya memiliki kebiasaan bersih atau thaharah. Ketika mau shalat, misalnya, kita diwajibkan berwudhu. Maka dalam kehidupan sehari-hari pun, juga mesti sadar. Memang, masih banyak masyarakat yang belum paham. Makanya, ini menjadi bagian dari ikhtiar dakwah ekologis.

 

photo
Ketua Yayasan Sahabat Edukasi Lingkungan (YSEL) Abdullah Gozali saat memilah mushaf Alquran yang telah usang di sebuah masjid di Depok, Jabar. - (DOK YOUTUBE)

Sebuah Ikhtiar dari Depok
Pada umumnya, daerah perkotaan mengalami permasalahan lingkungan yang cukup pelik. Depok, Jawa Barat, pun dirundung persoalan serupa. Terkait sampah, umpamanya. Kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan itu kerap menghadapi over-volume sampah hingga lebih dari seribu ton. Kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi kian kritis.

Menurut Ketua Yayasan Sahabat Edukasi Lingkungan (YSEL) Abdullah Gozali, seluruh persoalan yang ada tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah setempat. Masyarakat pun dapat turut membantu sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dalam hal ini, pihaknya hadir sebagai sebuah ikhtiar nyata. Gozali mengatakan, hingga kini YSEL telah memunculkan berbagai inovasi.

Misalnya, Trans-tools untuk energi terbarukan, aplikasi “Depok Bersih”, “Minyak Jelantah Bawa Berkah”, dan Program In-Iqro.
Untuk tahun 2023 mendatang, YSEL berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi dengan pelbagai kalangan, termasuk Pemerintah Kota

Depok dan Pemprov Jawa Barat. Gozali menjelaskan, beberapa program yang digagas pihaknya terbukti mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat. Adanya hibah dari pemerintah diharapkan dapat memasifkan usaha-usaha ini.

Gozali menuturkan, dirinya sejak kecil senang terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial. Berbagai pengalaman membuatnya yakin bahwa kemajuan masyarakat perkotaan dapat beriringan dengan pemeliharaan lingkungan. Begitu pula dengan pemanfaatan teknologi digital.

Ambil contoh, aplikasi Depok Bersih yang dibuat Gozali pada 2019 lalu. Depok Bersih Apps dapat membantu masyarakat dalam memilah-milah sampah dari rumah. Di dalamnya, ada pula beberapa fitur, semisal pelaporan terkait timbunan sampah di sekitar tempat tinggal.

Ia mengakui, penerapan aplikasi itu belum begitu masif kini. Karena itu, dukungan dari pemerintah daerah sangat diharapkannya. “Kami ingin mengajak kolaborasi. Dengan aplikasi, kami siap membantu monitoring dan mengedukasi masyarakat via platform digital,” pungkasnya.

MUI: Perkuat Keharmonisan Bangsa

Forum itu diharapkan meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah.

SELENGKAPNYA

Dorong Sertifikasi Nazir

Sertifikasi nazir dapat meningkatkan profesionalisme pengelolaan wakaf.

SELENGKAPNYA

Jangan Bercerai, Bunda

Posisi wanita sebagai ibu merupakan benteng pertahanan terakhir.

SELENGKAPNYA