
Muhibah
Membumikan Literatur Islam
Ponpes Wali Candirejo ingin menerbitkan kitab-kitab dari khazanah Islam klasik dan modern.
OLEH ANDRIAN SAPUTRA
Wali atau singkatan dari Wakaf Literasi Islam Indonesia adalah pesantren yang bertujuan untuk membuka dan memudahkan akses umat Islam Indonesia. Lembaga pendidikan itu diharapkan menjadi wasilah masyarakat luas agar bisa membaca dan mengkaji khazanah literatur Islam dalam berbagai bidang keilmuan dari seluruh penjuru dunia.
Pesantren yang dipimpin oleh KH Anis Maftuhin ini telah berdiri sejak 2016 di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tepatnya dalam sebuah majelis pengajian di Masjid ar-Rahim Candirejo.
Sebagai pesantren yang bertujuan membumikan khazanah literatur Islam, Ponpes Wali memiliki visi untuk menjadi pusat penerjemahan dan pusat kodifikasi literatur Islam. Selain itu, menjadi pusat rujukan dan akses literasi Islam klasik dunia dalam berbagai bidang kehidupan dan keilmuan di Indonesia.
Kondisi memprihatinkan saat ini, kita sangat berjarak dengan literatur khazanah Islam yang begitu banyak.KH ANIS MAFTUHIN Pengasuh Pesantren
Pesantren ini ingin menerbitkan kitab-kitab dari khazanah Islam klasik dan modern. Selain itu, menyelenggarakan kajian kitab-kitab dari khazanah keilmuan Islam dan menyelenggarakan berbagai tingkat pendidikan Islam formal ataupun nonformal.
Pesantren Wali juga menyelenggarakan konsultasi hukum Islam untuk berbagai persoalan kehidupan serta melestarikan dan mengembangkan kekayaan seni dan budaya Islam.

"Kondisi memprihatinkan saat ini, kita sangat berjarak dengan literatur khazanah Islam yang begitu banyak, dan itu masih belum diakses oleh masyarakat kita. Inilah keresahan yang membuat kami menginisiasi Pesantren Wali," kata kiai Anis yang meraih gelar sarjana dari al-Azhar Mesir.
Pesantren Wali berupaya untuk memberikan akses kepada masyarakat luas agar bisa memahami kandungan kitab-kitab klasik yang disusun oleh para ulama di berbagai belahan dunia. Menurut Kiai Anis, melalui hal tersebut diharapkan terjadi transformasi ilmu pengetahuan dan budaya sehingga umat Islam Indonesia bisa bersaing dalam berkontribusi memajukan peradaban.
Yayasan ini tak hanya menghadirkan kemudahan mengakses kitab klasik dari berbagai dunia, tetapi juga melakukan penerjemahan kitab-kitab klasik ke dalam bahasa Indonesia. Sehingga, masyarakat luas yang tidak mengerti bahasa Arab dapat dengan mudah membaca isi dari berbagai kitab-kitab turats.
Pada awal dirintis Pesantren Wali membuka Taman Pendidikan Alquran (TPQ) dan Madrasah Diniyah. Seiring berjalannya waktu, Pesantren membuka program pendidikan model Kulliyatul Mu'allimin al Islamiyyah (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor. Sehingga, santri mengikuti masa belajar enam tahun untuk tamatan sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah (program reguler) dan empat tahun untuk tamatan sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah (program intensif).
Dalam program pembelajaran kitab kuning, Pesantren Wali menggunakan metode tamyiz yang membuat santri lebih cepat dalam memiliki kemampuan membaca kitab kuning. Metode ini tidak mengharuskan santri menguasai keahlian khusus, santri yang sudah bisa membaca Alquran sudah bisa mengikuti pembelajaran kitab kuning dengan metode tamyiz. Menurut Kiai Anis, metode ini menjadi mudah bagi santri karena santri langsung mengenal gramatikal Arab.
"Dalam teori nahwu dan sharaf yang kita ajarkan ini anak tidak kita ajarkan teori. Tetapi langsung kita ajak untuk melakukan identifikasi, kita ajak langsung mengenal apa itu isim, huruf, fiil tanpa harus menghafalkan kaidah," kata kiai Anis yang juga lulusan Universitas al-Azhar Mesir.
Pesantren Wali juga mempunyai program tahfiz Alquran, bahasa Arab dan Inggris, serta desain komunikasi visual. Ada dua kegiatan besar yang diselenggarakan pesantren setiap tahunnya: Akhirussanah, yakni acara akhir tahun pembelajaran dan syiar Muharram, yakni gelaran pentas seni dan kreativitas santri yang dilakukan dalam sebuah pertunjukan megah di atas panggung.
Profil Pesantren
Nama : Pondok Pesantren Wali Candirejo
Alamat : Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Biaya pendaftaran calon santri baru : Rp 2,1 juta
Biaya bulanan santri : Rp 450 ribu per bulan
Jihad untuk Kemaslahatan
Jihad yang elegan bagi setiap Muslim adalah perbuatan mulia yang menghadirkan kemaslahatan bagi alam semesta.
SELENGKAPNYANotaris Meng-imla'-kan Perjanjian
Perlu juga untuk memastikan bahwa yang dibacakan itu tersampaikan dan dipahami.
SELENGKAPNYAKiai Manarul Kembali Pimpin Forum Komunikasi KBIHU
FK KBIHU membina sekitar 85 persen jamaah haji reguler.
SELENGKAPNYA