Para perempuan yang merupakan guru dan murid di salah satu sekolah di Kabul, Afghanistan berunjuk rasa menuntut hak pendidikan bagi perempuan pada 2021 lalu. | AP/Ahmad Halabisaz

Internasional

RI Gelar Konferensi Internasional Perempuan Afghanistan

JAKARTA – Indonesia menggelar “International Conference on Afghan Women’s Education” di Bali, Kamis (8/12). Konferensi itu dihelat Indonesia bekerja sama dengan Qatar.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, setidaknya terdapat lima alasan pentingnya konferensi tersebut. Pertama, yakni memperbarui situasi terkini di Afghanistan. Kedua, menegaskan dukungan untuk semua warga Afghanistan, tanpa terkecuali. Ketiga, menegaskan dukungan terhadap hak-hak perempuan Afghanistan.

Keempat, mengidentifikasi kesenjangan dan mengumpulkan sumber daya guna mendukung pendidikan bagi kaum perempuan di Afghanistan. Kelima, untuk memutuskan peta jalan ke depan.

“Acara ini unik karena tak hanya mengumpulkan perwakilan-perwakilan pemerintah, tapi juga organisasi-organisasi internasional, organisasi nonpemerintah, lembaga filantropis, dan komunitas bisnis," kata Retno dalam pengarahan pers bersama Wakil Menteri Luar Negeri Qatar Lolwah Rashid Al-Khater.

Secara keseluruhan, terdapat 38 negara untuk organisasi internasional, sembilan organisasi nonpemerintah dan bisnis, sembilan pemimpin perempuan terkemuka dan akademisi. 

Retno mengungkapkan, dalam konferensi ini, dia menyarankan tiga hal. Pertama, perlunya menciptakan situasi kondusif untuk partisipasi perempuan Afghanistan di masyarakat. Retno mengatakan, salah satu upaya yang diambil Indonesia dan Qatar adalah dengan menggelar Trilateral Ulema Meeting di Doha, Juni lalu.

“Kami akan mempertahankan keterlibatan dengan ulama-ulama Afghanistan di masa mendatang. Pada saat bersamaan, kita harus mendorong kemajuan dalam pembangunan pemerintahan inklusif yang menghormati hak-hak perempuan,” ujar Retno.

Hal kedua yang diusulkan Retno dalam konferensi adalah menjamin pendidikan untuk semua warga di Afghanistan. Terakhir, Retno mengusulkan tentang menggerakkan dukungan internasional. “Indonesia sudah berkomitmen 1 juta dolar AS untuk mendukung perempuan Afghanistan,” ujar Retno.

photo
Perempuan Afghanistan membawa poster dalam aksi unjuk rasa menentang pelarangan sekolah bagi remaja putri oleh Taliban di Kabul, Afghanistan, Sabtu (26/3/2022). - (AP Photo/Mohammed Shoaib Amin)

Sementara itu, Lolwah Rashid Al-Khater memuji kepemimpinan Retno Marsudi dalam konferensi tersebut. “Ini batu loncatan luar biasa yang diharapkan bisa mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi kaum perempuan Afghanistan. Sejak Agustus 2021, Qatar telah menjanjikan dana 75 juta dolar AS. Sebagian besar dana ini disalurkan untuk pendidikan. Kami berharap akan ada investasi lebih pada masa mendatang,” ucap Lolwah.

Lolwah mengungkapkan, dalam kolaborasi dengan Indonesia, Qatar membahas program beasiswa untuk kalangan pelajar atau mahasiswa Afghanistan. Sasarannya tak hanya perempuan, tapi juga laki-laki. 

“Di sini, saya perlu menekankan, peran dari organisasi nonpemerintah (asal) Indonesia sangat luar biasa. Saya berharap, kita akan melihat lebih seperti itu di Qatar dan juga negara-negara lain,” ucapnya.

Menurut Lolwah, program beasiswa juga menjadi salah satu poin penting yang dibahas dalam konferensi. Dia berharap, selain Indonesia dan Qatar, negara-negara lain dapat menyediakan program semacam itu untuk para pelajar Afghanistan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Ombudsman: Impor Beras Harus Sesuai Aturan

Pemerintah perlu memperhatikan penetapan waktu impor agar tak merugikan petani.  

SELENGKAPNYA

Tak Sekadar Ajang Pembalasan Dendam

Aroma balas dendam sudah terasa saat Belanda dipastikan bakal menghadapi Argentina.

SELENGKAPNYA