Hikmah
Berbaik Sangka kepada Allah
Tidak ada yang berhak menanyakan tentang apa ditakdirkan dan ditentukan-Nya
OLEH SIGIT INDRIJONO
Allah SWT memberi karunia kepada manusia kemampuan untuk berpikir. Harus disadari ketika berpikir maka akan muncul dua kemungkinan, yaitu pikiran positif yang baik dan bermanfaat atau pikiran negatif yang buruk dan tidak bermanfaat.
Dengan berpikir positif maka akan timbul beberapa sikap yang baik seperti bersyukur, bersabar, ridha, husnuzan (berbaik sangka) dan tawakal terhadap semua ketentuan Allah SWT.
Allah berfirman, “Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dilakukan, tetapi merekalah yang akan ditanya. “ (QS al-Anbiya’ [21] : 23).
Pada Tafsir al-Mukhtashar diterangkan mengenai ayat di atas, bahwa Allah Maha Esa dalam mengurusi kerajaan, kekuasaan dan keputusan-Nya. Tidak ada yang berhak menanyakan tentang apa ditakdirkan dan ditentukan-Nya, bahkan Dia akan bertanya dan memintai pertanggungjawaban dari hamba-hamba-Nya atas perbuatan mereka, serta akan memberikan mereka balasan yang setimpal.
Memperhatikan ayat di atas, maka ada dua hal dalam menyikapi ketentuan Allah SWT. Pertama, ridha yaitu rela, puas dan senang terhadap semua ketentuan-Nya, yang sesuai dengan keinginan kita atau tidak, yang baik atau buruk menurut pandangan kita.
Kedua, husnuzhan kepada Allah SWT, yaitu berbaik sangka bahwa semua yang ditentukan-Nya adalah baik untuk kita sesuai yang diterangkan pada ayat berikut.
"Tetapi boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui," (QS al-Baqarah [2] : 216).
Berkaitan dengan husnuzhan, ada hadis yang menerangkan tentang keutamaan hal ini. “Janganlah seseorang di antara kalian meninggal dunia, kecuali dalam keadaan husnuzan (berbaik sangka) terhadap Allah.” (HR Muslim). Dengan selalu husnuzan terhadap Allah, maka seseorang akan memperoleh rahmat dan karunia-Nya di dunia dan akhirat.
Ketika mengalami musibah, hendaknya juga ridha dan husnuzan kepada Allah serta tidak berandai-andai, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, ‘Seandainya aku berbuat begini dan begitu, tentu tidak akan seperti ini.’ Tetapi katakanlah, ‘Qadarullah wa maa syaa’a fa’ala’ (Allah telah mentakdirkan, dan yang Dia kehendaki maka Dia lakukan). Karena berandai-andai akan membuka pintu setan.” (HR Muslim).
Ibnul Qayyim al-Jauziyah pada Kitab al-Jawabul Kafi menerangkan, “Berprasangka baik kepada Allah yang benar adalah berharap kepada Allah yang diikuti dengan amal, ketaatan meninggalkan maksiat.”
Wallahu a’lam.
Tips Menjalankan Hidup Hemat Ala Syariat
Islam mengajarkan untuk senantiasa menghindari perilaku berlebihan.
SELENGKAPNYASyarat Suami yang Hendak Jatuhkan Talak
Mayoritas ahli fikih berpandangan, talak dapat dijatuhkan dan berlaku walau tanpa saksi.
SELENGKAPNYABisikan Setan kepada Penuntut Ilmu
Hal yang termasuk pemuas nafsu adalah dosa, apa pun bentuknya.
SELENGKAPNYA