
Ekonomi
AASI Optimistis Aksi Spin Off akan Perkuat Industri
Jika seluruh aksi korporasi berjalan sesuai rencana pertumbuhan aset bisa menembus dua digit.
JAKARTA -- Industri asuransi syariah akan diramaikan dengan aksi spin off atau pemisahan unit syariah dari induk pada tahun depan. Direktur Eksekutif AASI Erwin Noekman menilai, hal itu akan menyebabkan pertumbuhan industri asuransi syariah pada 2023 akan relatif melandai.
Meski begitu, dia meyakini aksi korporasi tersebut akan berdampak positif dalam jangka panjang. "Dengan adanya pendirian perusahaan asuransi syariah baru, maka laju usaha pun akan sedikit terkontraksi seiring dengan start from zero," ungkap Erwin kepada Republika, Jumat (25/11).
View this post on Instagram
Erwin menjelaskan, pada 2023 akan ada sebagian perusahaan yang melakukan pengalihan portofolio unit syariah ke perusahaan asuransi syariah. Pengalihan ini berpotensi menimbulkan kontraksi di industri.
Dalam jangka pendek atau kurang dari setahun, Erwin melihat, aksi ini belum akan mampu mendongkrak pertumbuhan industri asuransi syariah. Meskipun demikian, dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun ke depan, Erwin meyakini aksi ini akan membuahkan hasil yang positif.
Di sisi lain, Erwin tidak menampik, bayang-bayang krisis global maupun resesi bisa berpengaruh bagi industri. "Namun, berdasarkan data dan fakta, secara historical industri asuransi syariah lebih sustain ketimbang industri sejenis (konvensional)," kata Erwin.
Erwin menilai, asuransi syariah dapat bertahan menghadapi situasi penuh ketidakpastian. Menurut Erwin, hal tersebut setidaknya tecermin dalam satu dekade terakhir. Industri asuransi syariah tidak hanya bertumbuh dari sisi jumlah pelaku usaha, tetapi juga dari sisi aset dan perolehan kontribusi.
Data historical ini yang menumbuhkan keyakinan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, industri asuransi syariah masih akan terus bertumbuh.
Aset industri asuransi syariah mencapai Rp 43,5 triliun per Desember 2021 dengan pangsa pasar 5,3 persen. Hingga kuartal III 2022, aset asuransi syariah mengalami kenaikan 3 persen (yoy) menjadi Rp 44,9 triliun.
"Data historical ini yang menumbuhkan keyakinan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, industri asuransi syariah masih akan terus bertumbuh," kata Erwin.
Erwin optimistis pertumbuhan di industri asuransi syariah masih akan terus berlangsung hingga akhir 2022. Apabila seluruh aksi korporasi berjalan sesuai rencana, menurut dia, pertumbuhan aset bahkan bisa menembus dua digit. Dengan lonjakan aset tersebut, hal itu juga diharapkan dapat meningkatkan kontribusi asuransi syariah terhadap industri asuransi secara keseluruhan.
Salah satu perusahaan yang akan melaksanakan spin off, yakni PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life Indonesia). Managing Director Sharia Allianz Life Indonesia Ginawati Djuandi mengatakan, prospek asuransi syariah terus berkembang dan mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif hingga saat ini.
View this post on Instagram
"Allianz menerapkan strategi bisnis khusus agar unit syariah terus bertumbuh secara signifikan," kata Ginawati.
Per kuartal III 2022, Allianz Syariah mencatatkan pertumbuhan yang kuat untuk annualized premium equivalent (APE) 1 sebesar 53,5 persen. Angka itu jauh di atas rata-rata pasar sebesar 10,2 persen dengan market share 14,8 persen.
Selain itu, untuk weighted new business premium (WNBP) 2 Allianz Syariah tumbuh sebesar 46,5 persen. Angka itu juga di atas rata-rata pasar sebesar 32,1 persen dengan market share sebesar 13,1 persen.
Akhlak Muslimah Calon Tetangga Rasulullah SAW di Surga
Ada sepuluh akhlak bagi Muslimah yang ingin menjadi tetangga Rasulullah SAW kelak di surga.
SELENGKAPNYASiti Walidah Dahlan, Perempuan Pejuang dari Aisyiyah
Menantang zaman mengangkat derajat perempuan.
SELENGKAPNYAPemprov DKI Umumkan UMP 2023 Pekan Depan
Pemprov DKI menghitung UMP 2023 berdasarkan Permenaker 18/2022.
SELENGKAPNYA