
Nasional
Penerima Habibie Prize: Anak Muda Miliki Banyak Potensi
Penghargaan Habibie Prize bisa menginspirasi ilmuwan muda lainnya
JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022. Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada mereka yang telah memberikan kontribusi pada empat bidang iptek dan inovasi, yaitu ilmu kedokteran dan bioteknologi; ilmu dasar; ilmu rekayasa,; dan ilmu filsafat, agama, dan kebudayaan.
"Kami ucapkan apresiasi kepada bapak ibu dewan juri pemberian nilai yang sangat profesional dan kredibel melalui tujuh tahapan dan terpilihlah empat penerima pada tahun ini. Semoga, penghargaan ini semakin memotivasi generasi yang akan datang,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat memberikan penganugerahan yang disiarkan secara daring melalui saluran Youtube BRIN, Kamis (10/11).
Handoko mengatakan, Habibie Prize sudah dilaksanakan sejak 1999, bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK. Diharapkan, Habibie Prize menjadi cerminan dari sosok Habibie yang telah menjadi pendorong motivasi bagi generasi bangsa untuk terus berkontribusi dalam memajukan iptek.
“Karya inovasi BJ Habibie menjadi pengingat dari generasi ke generasi bahwa putra-putri Indonesia bisa sejajar dengan negara lain,” ujar dia.
Hadir dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan SDM-IPTEK Wardiman Djojonegoro memberikan apresiasi kepada empat penerima Habibie Prize. Ia berharap, penghargaan seperti ini bisa terus dilakukan untuk menjadikan motivasi dan inspirasi bagi ilmuwan lainnya.
“Selamat kepada penerima penghargaan, semoga menjadi inspirasi bagi ilmuwan lainnya. Kami juga bersyukur BRIN akan tetap memberikan penghargaan ini dengan nilai dan kriteria sama dan dengan penilaian secara independen,” ujar Wardiman.
Para kandidat penerima Habibie Prize 2022 adalah mereka yang telah melewati berbagai penilaian aspek kapasitas, aspek pengelolaan karya, invensi dan atau inovasi, aspek jejaring dan kolaborasi, serta aspek dampak dalam memberikan manfaat yang luas.
Berdasarkan skema penilaian yang kredibel dan profesional melewati tujuh tahapan dengan penuh rasa bangga, BRIN, Yayasan SDM-IPTEK, serta seluruh masyarakat Indonesia merasa bersyukur karena penghargaan Habibie Prize 2022 dianugerahkan ke tangan-tangan yang tepat.
Keempat penerima anugerah tersebut, yaitu Ika Dewi Ana dari Departemen Ilmu Biomedika Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM); Ocky Karna Radjasa dari Organisasi Riset Kebumian dan Maritim, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Riri Fitri Sari dari Departemen Teknik Elektro. Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI); dan Naufan Noordyanto dari Departemen Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Ika Dewi Ana meraih penghargaan di bidang ilmu kedokteran dan bioteknologi. Ocky Karna Radjasa, menerima penghargaan di bidang ilmu dasar, Riri Fitri Sari menerima penghargaan di bidang ilmu rekayasa, dan Naufan Noordyanto menerima penghargaan di bidang ilmu dilsafat, agama, dan kebudayaan.
Saya yakin, sebetulnya banyak anak muda yang punya potensi cukup bagusOCKY RADJASA Penerima Habibie Prize
Salah satu penerima Habibie Prize BRIN Ocky Radjasa mengaku bersyukur, di usianya yang ke-57 tahun masih diberi kesempatan mendapatkan Habibie Prize. Menurutnya, anak muda Indonesia saat ini juga memiliki potensi yang cukup bagus untuk melanjutkan prestasi yang ia capai.
"Saya yakin, sebetulnya banyak anak muda yang punya potensi cukup bagus dan saya berharap para junior saya nanti akan meneruskan kerja riset kita karena Indonesia sebagai negara maritim itu 68 persen wilayahnya itu adalah laut dalam sedangkan yang laut dangkal itu hanya sebanyak 32 persen," ujar Ocky.
Prof Ocky Karna Radjasa pernah menjabat sebagai staf ahli Rektor Bidang Pengembangan dan Kerja Sama (2010-2013), ketua UPT Laboratorium Terpadu, Universitas Diponegoro (2012-2013), ketua LPPM Universitas Diponegoro (2013), dan koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan dalam Tim Penyusun Renstra Undip (2014-2019).
Selain itu, Prof Ocky juga ditunjuk sebagai Tim Pakar pada Sekretariat Nasional CTI-CFF (Coral Triangle Initiative-Coral Reef, Food, and Fisheries) dan anggota dalam Komisi Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013).
View this post on Instagram
Prof Ocky merupakan peneliti dan telah menghasilkan publikasi ilmiah pada jurnal nasional dan internasional. Beberapa penghargaan pernah diraih Prof Ocky, di antaranya: Collaborative Development Award (CDA), British Higher Comission Singapore, British Council (2013); Biovision Catalyzer Award on Biodiversity, Climate Change and Agronomy, Biovision the World Life Science Forum, Lyon, France (2013); Equipment Award from German Ministry of Economic and International Cooperation, Germany (2007 dan 2014); Cipta Lestari KEHATI Award from Indonesian Biodiversity Foundation (KEHATI), Indonesia, 2006.
Prof Ocky Karna Radjasa sempat menjabat sebagai direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Kementerian Riset dan Teknologi sebelum dilantik sebagai Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada September 2020.
Rakernas PUAN Dukung Erick Thohir Jadi Cawapres
Erick Thohir turut hadir dalam acara Rakernas PUAN di Jakarta pada Rabu malam
SELENGKAPNYABPOM Ungkap Pemalsuan Kandungan Sirop Kasus Gagal Ginjal
BPOM menemukan beberapa drum berisikan senyawa kimia pemicu gagal ginjal yang sangat jauh melampaui batas aman.
SELENGKAPNYAMenkeu Waspadai Potensi Perlambatan Ekonomi
Perkiraan ini mempertimbangkan siklus perekonomian yang biasanya melambat pada akhir tahun.
SELENGKAPNYA