
Kabar Utama
Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi
Pengendalian inflasi menjadi kunci untuk melanjutkan tren pertumbuhan.
JAKARTA -- Pemerintah diingatkan untuk tidak terlena dengan tingginya angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2022. Upaya ekstra harus terus dilakukan agar momentum pertumbuhan dapat terjaga, salah satunya dengan mengendalikan laju inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (7/11) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 mencapai 5,72 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan kuartal II 2022 yang sebesar 5,44 persen. Kendati demikian, laju pertumbuhan secara kuartalan mengalami perlambatan.
Menurut kalangan ekonom, pertumbuhan kuartal IV berpotensi lebih rendah karena kenaikan harga barang dan jasa hingga pelemahan nilai tukar rupiah. Per Oktober 2022, tingkat inflasi tahunan sebesar 5,71 persen (yoy). Inflasi harus dijaga karena berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga yang memiliki peranan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi.
View this post on Instagram
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai ada dua faktor yang membuat ekonomi tumbuh tinggi pada kuartal III. Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan, kedua faktor itu adalah faktor keberuntungan dan upaya ekstra yang dilakukan pemerintah.
Keberuntungan yang dimaksud Indef adalah rendahnya angka pertumbuhan pada kuartal III 2021 yang menjadi dasar pembanding pertumbuhan kuartal III 2022 atau base year effect. Pada kuartal III tahun lalu, ekonomi Indonesia tumbuh 3,51 persen.
"Pada kuartal IV, base year effect sudah hilang karena kuartal IV 2021 pertumbuhannya sudah di atas lima persen. Ini akan mengurangi pertumbuhan di kuartal IV tahun ini," kata Tauhid dalam paparannya di acara diskusi Indef, Selasa (8/11).
Oleh karena itu, Tauhid mengingatkan agar pemerintah mewaspadai potensi perlambatan ekonomi pada kuartal IV. Apalagi, perekonomian kuartal IV dibayangi oleh peningkatan inflasi yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Harga energi dan pangan pun belum melandai. Tantangan makin berat karena nilai tukar rupiah mengalami tren pelemahan.

Indef memproyeksikan ekonomi kuartal IV 2022 tumbuh di kisaran 5,3 persen. Adapun pertumbuhan sepanjang tahun diperkirakan sebesar 5,1 persen. Angka itu lebih tinggi dari proyeksi Indef sebelumnya yang sebesar 5 persen.
"Kami mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi kami menjadi sedikit lebih optimistis meski masih di bawah pemerintah yang ada di level 5,2 persen yoy," kata Tauhid.
Berdasarkan kajian Indef, Tauhid mengatakan, ada tiga cara yang perlu dilakukan pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait untuk mencapai pertumbuhan di atas 5 persen hingga akhir tahun. Pertama, mempercepat belanja modal dan belanja barang yang hingga Oktober 2022 baru terealisasi 66,83 persen dan 66,44 persen.
"Saya kira perlu ada terobosan yang cukup strategis agar memang dengan waktu yang sangat terbatas, yakni dua bulan, semua belanja itu bisa diselesaikan," ujar dia. Bila tidak, menurut dia, sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) yang saat ini cukup besar tidak akan berarti apa-apa, padahal banyak masyarakat yang membutuhkan.

Cara kedua, yakni penyesuaian suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) secara moderat. Dia mengatakan, selama ini BI memang sudah melakukan penyesuaian suku bunga, tapi masih lambat dalam merespons kondisi yang terjadi.
Strategi ketiga yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi pada kuartal akhir adalah memperkuat pasar domestik. "Khususnya bagi produk-produk dalam negeri yang berdaya saing di pasar global dan mempercepat industri substitusi impor," tutur Tauhid.
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menilai kuartal III 2022 merupakan puncak dari pertumbuhan ekonomi pada tahun ini, "Ada hal-hal yang perlu kita coba dicermati untuk menggambarkan kuartal IV akan sedikit lebih menantang kalau mau tumbuh 5,7 persen lagi, karena baseline kuartal IV tahun lalu sudah 5,02 persen,” kata Eko.
Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia juga mengingatkan bahwa kinerja ekonomi akan menghadapi tantangan lebih besar pada akhir tahun ini. Ekonom CORE Indonesia, Yusuf Rendy, mengatakan, pemerintah perlu menggenjot belanja yang per kuartal III 2022 mengalami kontraksi. “Sehingga harapannya belanja pemerintah bisa menopang pertumbuhan kuartal keempat,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Selasa (8/11).
Dia mengatakan, kondisi inflasi yang masih berada di level cukup tinggi bisa berpotensi menekan konsumsi rumah tangga pada kuartal akhir. Menurut Rendy, pengendalian inflasi akan menjadi kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan hingga akhir tahun. "Apabila inflasi bisa ditekan ke level yang lebih rendah dibandingkan posisi terakhir maka ada optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV," kata dia.

Namun, jika laju inflasi tak bisa dikendalikan, bukan tidak mungkin laju pertumbuhan ekonomi akan tertekan. "Meskipun masih di level positif, tapi berpotensi melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal ketiga," kata dia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pertumbuhan ekonomi kuartal III dapat membangun kepercayaan terhadap industri jasa keuangan. Itu karena tengah ada tekanan tingkat suku bunga yang tinggi di dunia.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, data pertumbuhan ekonomi Indonesia juga sejalan dengan pertumbuhan kredit sebesar 11 persen per kuartal III 2022.
"Ini menjadi momentum baik dalam membangun kepercayaan diri industri jasa keuangan di tengah tekanan tingkat suku bunga yang tinggi," ujarnya, kemarin.
Menurut dia, realisasi pertumbuhan ekonomi merupakan prestasi luar biasa bagi Indonesia di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang sedang mengalami krisis.
BPS: Pemulihan Ekonomi Makin Kuat
Belanja masyarakat menengah atas menjadi pendorong pertumbuhan.
SELENGKAPNYAIndonesia Serukan Kolaborasi Hadapi Krisis Iklim Bumi
Kolaborasi dinilai sebagai hal yang mutlak diperlukan untuk menghadapi perubahan iklim.
SELENGKAPNYAProkes Delegasi G-20 Diterapkan Berlapis
Pemerintah akan menerapkan protokol kesehatan berlapis untuk memastikan kesehatan para delegasi.
SELENGKAPNYA