
Otomotif
Memacu Investasi dengan Etalase EV di G-20
Beberapa mobil hijau yang digunakan belum dipasarkan di Indonesia.
OLEH ERIC ISKANDARSJAH Z
Pada pertengahan November, Indonesia akan menyambut para tamu Konferensi Tingkat Tinggi G-20. Dalam kegiatan yang dihadiri oleh menteri dari berbagai negara anggota G-20 itu, kendaraan operasional yang digunakan adalah kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Pengamat otomotif Bebin Juana mengatakan, konferensi di Bali yang melibatkan EV dari sejumlah jenama, seperti Toyota dan Hyundai itu akan memiliki dampak yang luas bagi industri otomotif. Baik secara langsung maupun tak langsung, terutama dari aspek ekosistem kendaraan listrik.

Hal ini mengingat, penggunaan EV dalam kegiatan kenegaraan itu otomatis akan melibatkan banyak pelaku industri. Mulai dari produsen EV hingga perusahaan penunjang infrastruktur kendaraan listrik. "G20 ini bisa jadi momentum bagi Indonesia untuk memantik investasi EV di dalam negeri," kata Bebin kepada Republika, Rabu (26/10).
Dia menilai, konferensi internasional ini merupakan sebuah showcase atau etalase. Sehingga, menjadi panggung bagi Indonesia untuk menunjukkan kesiapan dalam menyambut era transisi di sektor transportasi.
Dengan adanya keterlibatan EV, sekaligus mengisyaratkan bahwa Indonesia memiliki keseriusan dan kesiapan untuk menjadikan kendaraan ramah lingkungan sebagai sarana transportasi utama pada masa depan. Para peserta G-20 pun akan dibuat menyadari hal itu dan diharapkan bisa menyampaikan pesan tersebut ke instansi pemerintah dan perusahaan di negaranya. Dengan begitu, bisa mempertimbangkan Indonesia sebagai salah satu destinasi utama untuk investasi dalam bidang EV.
"Pesan ini bisa lebih mendorong investasi bagi perusahaan global yang telah beroperasi di Indonesia maupun perusahaan global yang belum beroperasi di Indonesia. Lewat pesan ini, perusahaan yang telah beroperasi jadi bisa berpeluang untuk melakukan penambahan investasi EV di Indonesia. Dan bagi perusahaan yang belum beroperasi di Indonesia jadi berpeluang untuk melakukan investasi di Tanah Air," ujarnya.
View this post on Instagram
Industri EV bukan melulu soal investasi untuk memasarkan atau merakit kendaraan listrik di Indonesia, melainkan juga mencakup investasi dalam bidang komponen EV, baterai, hingga bidang energi dan infrastruktur pengisian daya baterai.
Oleh karena itu, dia meyakini, sinergi berbagai pihak mulai dari pemerintah, pabrikan otomotif, dan perusahaan penunjang yang terlibat akan memberikan dampak positif yang luas bagi seluruh stakeholder.
Kontribusi Toyota dalam G-20 telah diwujudkan lewat penyerahan ratusan battery electric vehicle (BEV) kepada Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto mengatakan, kendaraan yang dipinjamkan sebagai penunjang mobilitas dalam G-20 adalah Toyota BZ4X sebanyak 41 unit dan Lexus UX 300e sebanyak 102 unit.
"Dalam jangka pendek, hal ini bisa memperlihatkan kepada dunia soal kesiapan industri otomotif di Indonesia dalam menyambut elektrifikasi. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan market, pertumbuhan industri, dan pertumbuhan investasi dalam hal elektrifikasi," kata Henry kepada Republika.
Oleh karena itu, TAM pun sangat mengapresiasi kepercayaan pemerintah terhadap produk yang dipilih sebagai kendaraan resmi KTT G-20. Mengingat, kontribusi ini tidak hanya hadir untuk mendukung kelancaran mobilitas peserta konferensi. Akan tetapi, kehadiran Toyota BZ4X dan Lexus UX 300e juga sekaligus menjadi simbol komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon menuju era carbon neutrality pada 2060.
Dalam jangka pendek, hal ini bisa memperlihatkan kepada dunia soal kesiapan industri otomotif di Indonesia dalam menyambut elektrifikasi. .
BZ4X merupakan BEV pertama dari Toyota yang resmi dipasarkan secara global pada pertengahan 2022. Meski belum dipasarkan di Indonesia, penggunaannya di G-20 bisa terwujud berkat permintaan kuat dari Pemerintah Indonesia yang didukung oleh pengaturan ulang global supply bersama prinsipal Toyota Motor Corporation.
Sementara, Lexus UX 300e merupakan sebuah BEV premium yang telah dipasarkan di Indonesia dan telah dikenal sebagai kendaraan listrik yang mewah serta andal. Karenanya, dinilai cukup representatif untuk digunakan dalam KTT G-20.
Menurutnya, sebagai sebuah merek premium, kehadiran model Lexus di Bali juga akan didukung dengan fasilitas e-LCMS (Electric Lexus Mobile Concierge Service). Ini untuk lebih memberikan kenyamanan dan kelancaran mobilitas peserta konferensi tersebut.
Di Indonesia, Toyota merupakan merek pertama yang menghadirkan kendaraan elektrifikasi di Indonesia dengan mendatangkan Toyota Prius Hybrid pada 2009 dan Lexus LS600h pada 2010. Hingga saat ini, Toyota telah memasarkan 10 model kendaraan elektrifikasi di Indonesia.
Komitmen kami sebagai perusahaan otomotif yang mendukung akselerasi mobilitas dan era elektrifikasi di Indonesia.
Mulai dari hibrida hingga full listrik dengan total penjualan lebih dari 6.800 unit. Dari total penjualan kendaraan ramah lingkungan ini, Toyota telah berhasil mengurangi lebih dari 7.000 metrik ton emisi karbon di Indonesia.
Hyundai pun melakukan langkah yang hampir serupa dengan Toyota karena menghadirkan produk yang belum dipasarkan di Indonesia. Kali ini, pabrikan Korea itu berkontribusi lewat produk Genesis Electrified G80.
Selain itu, Hyundai juga melibatkan produk EV andalanya di Indonesia, yakni Hyundai Ioniq 5. President Hyundai Motor Asia Pacific Headquarters Young Tack Lee mengatakan, mobil Genesis Electrified G80 yang digunakan sebanyak 131 unit. Sedangkan, Hyundai Ioniq 5 yang dilibatkan sebanyak 262 unit.
“Dukungan penyediaan mobil listrik Hyundai dan Genesis sebagai kendaraan resmi delegasi G-20 menjadi bukti dari komitmen kami sebagai perusahaan otomotif yang mendukung akselerasi mobilitas dan era elektrifikasi di Indonesia," kata Young Tack Lee.

Selain itu, Hyundai juga telah mengadakan G-20 driver training. Ini sebagai pengenalan fungsi kendaraan serta pengalaman berkendara bagi personel Paspampres dan TNI.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno pun mengungkapkan terima kasih kepada seluruh pabrikan otomotif yang telah aktif dalam mendukung penyelenggaraan G-20. "Bagi kami, G-20 adalah momentum yang sangat bagus untuk menunjukkan bahwa Indonesia bergerak untuk energi bersih dan bergerak untuk ekonomi hijau, terutama dalam mengembangkan ekosistem manufaktur kendaraan listrik," kata Pratikno.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Yang Muda Yang Jaga Iklim
Muara Gembong tidak sendirian. Yolanda meyakini, masih banyak daerah yang mengalami kerusakan lingkungan
SELENGKAPNYAAdaro Cetak Rekor Laba Tertinggi
Capaian laba naik 262 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
SELENGKAPNYA20,5 Juta UMKM Masuk Ekosistem Digital
Pelaku UMKM dinilai perlu berkolaborasi dengan marketplace dan ritel modern.
SELENGKAPNYA