Pegawai menata kain batik motif khas Kalimantan Tengah yang dijual di Toko Moneng Galeri, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (27/10/2022). | ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Ekonomi

20,5 Juta UMKM Masuk Ekosistem Digital

Pelaku UMKM dinilai perlu berkolaborasi dengan marketplace dan ritel modern.

JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengumumkan, sebanyak 20,5 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah mampu menembus ekosistem digital. Kemenkop UKM akan terus berupaya mewujudkan target 30 juta UMKM masuk ranah digital pada 2024. Koordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan seperti kementerian, lembaga, serta platform digital pun dilakukan demi mencapai target tersebut.

"Kita punya target 30 juta UMKM onboarding pada 2024. Dari data idEA (Asosiasi E-commerce Indonesia) sebanyak 20,5 juta sudah terhubung ke digital," ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam konferensi pers di, Jakarta, Selasa (1/11).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by KemenkopUKM (@kemenkopukm)

Ia mengatakan, ada beberapa hal krusial yang dibahas dalam rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan. Di antaranya ialah program transformasi digital akan melibatkan sekitar 20 kementerian dan lebih dari 40 lembaga serta daerah, termasuk para pelaku industri platform digital.

"Pemerintah daerah kita targetkan pada 2023 itu 2,4 juta UMKM masuk digital dan pada 2024 sebanyak 3,4 juta. Di daerah ini paling banyak UMKM-nya. Kemudian, kementerian dan lembaga pada 2023 sebanyak 1,6 juta UMKM dan pada 2024 sebanyak 2,4 juta UMKM," ungkap Teten. 

Teten mengatakan, pelaksanaan program dari kementerian/lembaga, pemda, dan platform digital harus dilaporkan ke Kemenkop UKM. Langkah itu dilakukan untuk memperkuat pendataan UMKM dan pemantauannya.

"Kita berharap nanti dalam pelaksanaan dari program ini semua dilaporkan dan dikomunikasikan, sehingga kita akan memiliki data by name by address seluruh UMKM yang sudah onboarding ke platform digital," kata Teten.

 
 
Sekarang ini kami sudah membentuk PMO untuk melakukan sistem pemantauan UMKM yang sudah onboarding dari kementerian/lembaga dan juga dari platform itu sendiri.
 
 

Teten menyebut akan melakukan proyek percontohan integrasi sistem pemantauan UMKM onboarding digital antara Kemenkop dan kementerian/lembaga serta pemda. Hal itu untuk mengukur pemanfaatan teknologi digital oleh UMKM. 

"Selama ini tidak termonitor. Sekarang ini kami sudah membentuk PMO untuk melakukan sistem pemantauan UMKM yang sudah onboarding dari seluruh kementerian/lembaga dan juga dari platform itu sendiri," tuturnya. 

Secara bersamaan, Kemenkop UKM juga sedang membentuk sistem informasi data tunggal. Sistem itu akan diintegrasikan dengan kementerian/lembaga terkait, seperti Bappenas. Integrasi tersebut akan membantu proses perencanaan dalam penguatan transformasi digital UMKM pada tahun depan. 

Teten mengatakan, pendataan UMKM juga akan membantu proses pemberian bantuan atau pembinaan, baik dari pemerintah maupun platform niaga daring. Teten berharap seluruh kementerian/lembaga dan pemda bisa memperbarui data sesuai arahan Kemenkop UKM.

"UMKM yang sudah terhubung ke platform digital itu penting untuk terus kita berdayakan. Bagaimana mereka memperluas pasarnya dan itu mungkin akan banyak dibantu oleh teman-teman di platform (marketplace)," ujarnya.

 
 
Kemitraan ini penting. Ini yang akan menentukan masa depan kita.
 
 

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, kolaborasi para pelaku UMKM dengan marketplace dan ritel modern sangat penting untuk dilakukan. Dengan kolaborasi tersebut, ia berharap akan semakin banyak UMKM yang melek digital dan semakin banyak produk yang dapat menembus ritel modern.

Zulkifli juga menegaskan komitmen Kementerian Perdagangan dalam mendorong kolaborasi tersebut melalui program kemitraan UMKM dengan marketplace dan ritel modern. "Kemitraan ini penting. Ini yang akan menentukan masa depan kita,” kata Zulkifli.

Dia menambahkan, kegiatan kemitraan usaha dengan marketplace dan ritel modern merupakan salah satu bentuk fasilitasi Kemendag untuk UMKM melalui upaya menjembatani kemitraan dan kerja sama pemasokan antara pelaku UMKM dan marketplace serta ritel modern. 

Kemendag bersama kementerian dan lembaga lainnya, pemda, badan-badan usaha milik negara, dan sektor privat juga tengah menjalankan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI). Salah satu poin penting BBI adalah program digitalisasi UMKM untuk mengakses pasar digital dan mendorong literasi teknologi. UMKM diharapkan dapat memasarkan produk mereka secara digital.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Perdagangan RI (@kemendag)

Selain memasuki ekosistem digital, UMKM juga dituntut dan dituntun agar mampu naik kelas. Tujuannya adalah mendorong UMKM memasuki ritel modern. Sektor ritel memiliki kontribusi penting dalam mendorong pemulihan konsumsi rumah tangga yang merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

“Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan kemauan UMKM untuk terus berkembang, baik dari sisi produk maupun sumber daya manusianya," ujar Zulkifli. 

Optimalisasi Peluang KPR Syariah di Tengah Gejolak

BTN berencana melepas UUS kepada BSI paling lambat pada Juli 2023.

SELENGKAPNYA

BI Proyeksikan Inflasi Melandai

Kenaikan harga gabah disebabkan hasil panen yang optimal.

SELENGKAPNYA

PTPP akan Bangun Istana Presiden di IKN

Saat ini, PTPP pun masih berpartisipasi dalam beberapa lelang proyek di IKN Nusantara.

SELENGKAPNYA