Habib Ahmad Mujtaba | Majelis Rasulullah

Silaturahim

Sifat Orang Kafir

Orang kafir tak meyakini kiamat dan menganggap setelah kematian tak ada lagi kehidupan.

Oleh Kajian Tafsir Majelis Rasulullah SAW

Oleh ANDRIAN SAPUTRA 

Di antara tanda-tanda orang kafir adalah tidak meyakini akan datangnya hari kebangkitan atau hari kiamat (yaumul qiyamah). Mereka tidak mempercayai bahwa akan datang hari ketika alam semesta dan seluruh isinya musnah.

Mereka pun tak percaya bahwa setelah manusia mati akan dibangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkan setiap amal perbuatannya ketika hidup di dunia.

Alquran dalam surah al-Ma'un telah menjelaskan sifat orang-orang yang tak mempercayai akan datangnya hari kiamat. Pendakwah yang juga juru bicara Rabithah Alawiyah Habib Ahmad Mujtaba bin Shahab mengatakan, kata al-ma'un sejatinya memiliki arti segala sesuatu benda yang kecil atau dianggap sepele.

Dari nama surah al-Ma'un, para mufasir berpendapat bahwa di antara tanda orang yang mendustakan hari kiamat adalah orang-orang yang pelit, bahkan dengan hal-hal yang kecil ataupun sepele. Mereka tak mau memberi sedikit pun. Sifat pelit itu menjadi penyakit yang akan terus menggerogoti hati manusia.  

Habib Ahmad Mujtaba mengatakan, pada ayat pertama surah al-Ma'un, Allah SWT bertanya kepada Nabi Muhammad tentang orang-orang yang mendustakan kiamat. Habib Mujtaba mengatakan, para mufasir menjelaskan kata bid-din pada ayat pertama surah al-Maun bukan hanya berarti agama, tapi kata itu berarti hari kiamat. Orang-orang kafir tak mempercayai hari kiamat dan menganggap setelah kematian tidak ada lagi kehidupan. Sebab itu, mereka disebut sebagai pendusta. 

 

"Tanda orang yang mendustakan hari kiamat itu adalah mereka pelit, bahkan dengan hal sepele. Mereka nggak mau memberi meskipun dengan barang yang nggak ada harganya. Mereka yang mendustakan hari kiamat tidak percaya Allah, tidak percaya rasul dan namanya hari hisab," kata Habib Mujtaba dalam majelis tafsir yang diadakan Majelis Rasulullah SAW di Masjid At-Taubah, Kalibata, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.

Dan di antara sifat orang-orang yang tak meyakini adanya hari kiamat sebagaimana terdapat pada surah al-Ma'un ayat 2 adalah mereka menghardik anak yatim. Mereka tak menyayangi anak yatim, tetapi mengabaikannya. Bahkan, mereka justru tega menganiaya anak yatim.

Selain dari itu, Habib Mujtaba mengatakan, sifat orang yang tak meyakini hari kiamat sebagaimana pada surah al-Ma'un ayat 3 adalah tak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin.

 
Tanda orang yang mendustakan hari kiamat itu adalah mereka pelit, bahkan dengan hal sepele.
HABIB AHMAD MUJTABA
 

Maksudnya, orang yang tak meyakini hari kiamat memiliki sifat pelit yang akut, sehingga ia tak mau sedikit pun hartanya diberikan kepada orang miskin. Bahkan, dia juga menghalang-halangi orang lain yang hendak berbuat baik kepada orang-orang miskin. Habib Mujtaba mengatakan, dalam hati orang-orang yang tak meyakini hari kiamat penuh dengan kebencian pada orang-orang dermawan.

"Dia gelisah pada orang yang memberi. Dia nggak kasih makan yatim dan orang miskin, dan dia nggak memberi semangat orang untuk kasih makan yatim dan orang miskin. Bahkan, dia mematahkan semangat orang-orang yang mau sedekah," katanya. 

Dua hal tersebut, menurut Habib Mujtaba, adalah sifat utama yang ada pada orang-orang kafir yang tak memercayai akan datangnya hari kiamat. Maka dapat dipahami kebalikan dari dua sifat utama yang ada pada orang-orang kafir, bagi orang-orang yang mempercayai Allah dan rasul-Nya serta mempercayai datangnya hari kiamat pasti memiliki sifat menyayangi anak yatim.

photo
Permukiman padat penduduk di bantaran Sungai Code, Yogyakarta, Selasa (6/9/2022). - (Republika/Wihdan Hidayat)

Orang yang beriman akan memperhatikan setiap kebutuhan anak yatim dan tidak menyakitinya secara fisik maupun batin. Selain itu, orang yang beriman kepada hari kiamat pasti akan senang untuk berderma. Ia akan dengan ikhlas memperhatikan dan membantu orang-orang miskin. Ia pun gemar mengajak orang lainnya untuk sama-sama menjadi orang yang dermawan. 

Maka dari itu, Habib Mujtaba mengatakan, orang-orang yang mengasuh anak yatim ataupun peduli terhadap orang-orang miskin adalah orang-orang yang beruntung. Sebab, Rasulullah SAW pun sangat dekat dengan anak yatim dan orang-orang miskin. Kelak orang-orang yang memuliakan anak yatim dan orang miskin akan bersama Rasulullah SAW di surga.

 

Makna Kesederhanaan

Agama merupakan tuntunan ke arah kesederhanaan dan kewajaran

SELENGKAPNYA

Sederhana Bukan Berarti Miskin

Pejabat yang kerap menampilkan gaya hidup //hedon// disebabkan kurangnya pemahaman agama

SELENGKAPNYA

Teladan Kesederhanaan dari Pemimpin Islam

Tak sedikit pemimpin Islam yang sukses justru berlaku hidup sederhana.

SELENGKAPNYA