Jalur pemandu khusus disabilitas (guiding block) terhalang kawat dan instalasi pipa di trotoar kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (9/1/2020). | ANTARA FOTO

Kisah Dalam Negeri

Penyandang Disabilitas Keluhkan Pemasangan Guiding Block

Jalur khusus ini juga harus terbebas dari benda-benda yang dapat menghalangi guiding block.

OLEH DIAN FATH RISALAH

Ketua Umum Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Maulani Agustiah Rotinsulu mengkritik aksesibilitas bagi disabilitas. Salah satunya terkait pemasangan guiding block atau jalur pemandu yang dipasang untuk membantu penyandang disabilitas ketika berjalan di area publik.

Menurut Maulani, sejumlah trotoar di DKI Jakarta masih belum ramah bagi penyandang disabilitas. Pasalnya, pemasangan guiding block di trotoar masih berantakan dan tidak representatif.

"Jalur pemandu tunanetra ini prinsipnya adalah dia harus selalu lurus. Jadi tidak bisa dipasang di trotoar terus dia melingkar-melingkar, belok-belok gitu ya, itu saja sudah sudah salah. Ada beberapa yang malah muterin pohon," tutur Maulani kepada awak media di High-level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities: 2013-2022 (HLIGM-FRPD), di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis (20/10).

Sebagaimana yang telah tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 30 tahun 2006 mengenai Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Keberadaan guiding block pada trotoar ini dapat membantu kaum disabilitas khususnya penyandang tunanetra dalam menikmati fasilitas umum dan melakukan perjalanan ke suatu tempat.

photo
Pekerja mengecat guiding block di Taman Sambas Asri, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (14/12/2021). - (Republika/Putra M. Akbar)

Selain itu, pembuatan jalur khusus ini juga harus terbebas dari benda-benda sekitar yang sekiranya dapat menghalangi guiding block. Sehingga trotoar dapat benar-benar menjadi area yang ramah disabilitas.

Menurut Maulani, pemasangan guiding block yang berantakan tidak mencerminkan bahwa penyelenggara negara mengerti konsep aksesibilitas bagi para penyandang disabilitas. Ini juga sekaligus bentuk kurangnya pengetahuan para penyelenggara akan pentingnya guiding block dan cara pemasangannya.

"Untuk aksesbilitas saja, di Jakarta, pemasangannya berantakan, tidak representatif atau tidak mencerminkan bahwa penyelenggaranya itu mengerti apa itu aksesibilitas. Jadi prinsip-prinsip seperti itu itu belum benar-benar terserap oleh para implementor dari pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas," ujar dia.

Sementara itu, Kementerian Sosial (Kemensos) berupaya meningkatkan pelatihan untuk penyandang disabiiltas agar dapat mengakses pekerjaan. "Untuk training, sudah empat kali kita lakukan training untuk bagaimana mereka bisa mengakses pekerjaan," ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini.

photo
Pekerja mengecat guiding block di Taman Sambas Asri, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (14/12/2021). - (Republika/Putra M. Akbar)

Risma mengatakan hal tersebut dilakukan bersamaan dengan mengupayakan penyandang disabilitas untuk dapat menjadi wiraswasta. Dia mengatakan Indonesia telah memiliki regulasi dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas yang di dalamnya terdapat pasal ketenagakerjaan.

Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kota Administrasi Jakarta Selatan juga memfasilitasi disabilitas menjadi pelaku ekonomi kreatif di sejumlah kegiatan. Mulai dari festival hingga pembinaan rutin.

"Parekraf memfasilitasi disabilitas sebagai pelaku ekonomi kreatif seperti musisi, desain, fesyen dan sebagainya yang punya karya berkualitas," kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Parekraf Kota Administrasi Jakarta Selatan Rus Suharto.

Rus menjelaskan, pihaknya memberikan fasilitas para disabilitas dari Kelompok Usaha Bersama Jasa Mitra Katya Utama (Kubca Samakta) untuk menampilkan tariannya di pembukaan Festival Urban Melawai pada akhir pekan lalu. Sebanyak 10 penyandang tuna rungu memeriahkan acara dengan menampilkan tari Gending Majapahit dalam durasi sembilan menit.

"Seni pertunjukan bagian dari ekonomi kreatif. Ekraf itu kan terdiri dari 17 subsektor di antaranya adalah seni pertunjukan, tari itu bagiannya, jadi kita tampilkan," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Si Pitung, Bang Puase, dan Nyai Dasima

Pitung dan kawan-kawan menyatakan perang terhadap kompeni, dendam yang telah ia wariskan sejak kecil.

SELENGKAPNYA

Bahasa Indonesia, Warisan Sumpah Pemuda

Tersebar luasnya bahasa Melayu merupakan salah satu faktor penting menumbuhkannya.

SELENGKAPNYA

Hizbullah, Penegak Agama bagi Kejayaan Nusa dan Bangsa

Sebelum Hizbullah lebur ke TNI, diperkirakan jumlah laskar santri ini tidak kurang dari 500 ribu orang.

SELENGKAPNYA