
Jakarta
Survei: 68 Persen Warga tak Tahu Calon Pj Gubernur DKI
Pengenalan publik pada calon penjabat yang diusulkan oleh DPRD DKI bulan-bulan lalu, masih sangat rendah
JAKARTA -- Indonesia Political Opinion (IPO) baru saja melakukan survei terkait kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan calon penjabat gubernur DKI 2022-2024. Namun, dari temuan salah satu indikator, mayoritas warga tidak mengetahui atau bahkan belum mendengar nama-nama calon penjabat yang diajukan DPRD DKI Jakarta.
“68 persen tidak tahu dan tidak menjawab,” kata Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu (5/10).
Menurut Dedi, pengenalan publik pada calon penjabat yang diusulkan oleh DPRD DKI bulan-bulan lalu, masih sangat rendah. Meskipun demikian, dia menilai, untuk kategori non-penjabat politik dan minim sosialisasi politik, tiga nama yang diusulkan sudah cukup baik.

Dijelaskan, dari tiga nama yang diusulkan DPRD DKI ke Kemendagri, di antaranya Sekda DKI Marullah Matali, memperoleh 19 persen. Sementara, untuk Dirjen Polpum Bahtiar, mendapat suara 11 persen dan dua persen lainnya dimiliki oleh Kasetpres Heru Budi Hartono.
Meskipun demikian, dalam poin pertanyaan lain, Dedi mengatakan, mayoritas responden atau sekitar 44 persen, merasa jika Marullah Matali memiliki kriteria paling cocok sebagai penjabat. Nilai itu, disusul oleh Bahtiar dengan suara 36 persen dan 16 persen lainnya tidak tahu atau tidak menjawab. Empat persen lainnya memilih Heru Budi.
Kriteria dari kecocokan itu, kata dia, diambil dari faktor ramah dan merakyat, netral dari kepentingan politik, polarisasi masa lalu, bersih dari korupsi, kedekatan, dan tegas. Bagian ini, kata dia, tidak melalui briefing.
Dia menjelaskan, dari 400 responden penelitian itu, dan seribu lainnya sebagai responden digital, Dirjen Polpum Kemendagri Bahtiar memperoleh suara 37 persen. Sedangkan Kasetpres Heru Budi Hartono, memperoleh suara sebanyak 31 persen.
“Metode ini memiliki pengukuran kesalahan 2,90 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen,” katanya.
Dari tiga nama tersebut, responden cenderung menyatakan bahwa Bahtiar jika ditunjuk (Jakarta) menjadi aman. Bahtiar selain dinilai netral, juga tidak memiliki kedekatan politik di hari ini dan sebelumnya.
Berbeda dengan Bahtiar, Heru dinilainya kental dengan kemungkinan politis. Pasalnya, Dedi menyebut, Heru terlampau dekat dengan Presiden Joko Widodo.
Terlepas dari adanya Marullah sebagai Sekda DKI dan dekat dengan Anies, Dedi menilai, publik merasa khawatir jika keputusan Presiden untuk menunjuk Heri karena kedekatan. “Publik bisa menilai, jangan-jangan keputusan ini bukan demi DKI,” ujarnya.
Publik bisa menilai, jangan-jangan keputusan ini bukan demi DKI
DEDI KURNIA SYAH Direktur Eksekutif IPO
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyerahkan tiga nama usulan calon penjabat (pj) gubernur DKI Jakarta ke Kemendagri, Rabu (14/9). Prasetyo memastikan, tiga nama itu sampai ke Kemendagri setelah dirinya diterima Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro saat menyerahkan berkas nama tersebut.
“Pak Mendagri Tito sedang rapat, saya diterima Pak Sekjen dan menyerahkan berkas kemarin,” kata Prasetyo kepada awak media di Kemendagri.
DPRD DKI Jakarta resmi menetapkan tiga nama calon pj gubernur DKI yang akan diusulkan ke Presiden Jokowi melalui Kemendagri. Tiga nama tersebut Dirjen Polpum Kemendagri Bahtiar, Kepala Sekretariat Kepresidenan Heru Budi Hartono, dan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali.
Menghitung Peluang Calon PJ Gubernur DKI di Mata Jokowi
Ada beberapa pekerjaan utama yang nantinya perlu dibenahi penjabat gubernur DKI
SELENGKAPNYAJokowi Diminta Segera Pilih Pj Gubernur DKI
Sosok pj gubernur DKI terpilih tidak boleh membuat kegaduhan
SELENGKAPNYAKursi Deputi Harus Diisi Era Pj Gubernur
Penjabat gubernur DKI tidak didampingi wagub saat memerintah pemprov
SELENGKAPNYA