Pestapora 2022 | Bosscreator

Geni

Bergembira Bersama di Pestapora

Aksi-aksi Vincent dan Desta membuat suasana pertunjukan makin meriah dengan banyaknya celotehan di sela-sela lagu.

OLEH UMI NUR FADHILAH 

Perasaan riang dan gembira memenuhi atmosfer festival musik Pestapora pada akhir pekan lalu. Berbagai pertunjukan musik lintas genre dibalut apik oleh energiknya para pengisi acara.

Di area Boss Stage misalnya, ada Vincent dan Desta yang mempersembahkan “Tribute to Koes Plus” bersama Endah N Rhesa. Mereka tampil membawakan sejumlah lagu band legendari Tanah Air itu, seperti “Bis Sekolah”, “Kolam Susu”, “Jemu”, “Manis dan Sayang”, “Bujangan”, dan “Kapan-kapan”. 

“Semoga kalian tahu Koes Plus. Kalau kalian ada yang enggak tahu, berarti orang tua kalian tidak mengajarkan dengan benar,” kata Vincent sambil bercanda, Ahad (25/9).

Aksi-aksi Vincent dan Desta membuat suasana pertunjukan makin meriah dengan banyaknya celotehan di sela-sela lagu. Vicent dan Desta sempat merasa “terganggu” dengan pertunjukan Burgerkill di panggung sebelah.“Apa sih itu? Musik keras,” ujar Vincent yang disambut tawa oleh penonton.

photo
Pestapora 2 - (Dok Boss Creator)

Ada juga momen-momen Desta bertukar alat musik dengan Vincet. Desta menjadi pemetik bas, sementara Vincent menabuh drum. Pertunjukan makin menjadi-jadi dengan kehadiran Andre Taulany yang berduet untuk lagu “Bujangan” dan "Kisah Sedih di Hari Minggu”.

Penonton ikut bernyanyi dengan Andre ketika melantunkan lagu “Bujangan”. Namun, Andre mengalihkan lagu itu ke tembang milik band Stinky, “Mungkinkah”. Sontak saja, hal itu disambut gelak tawa penonton yang akhirnya ikut bernyanyi.

Aksi penyanyi dangdut King Nassar tak kalah menaikkan adrenalin penonton. Denga hebohnya, Nassar memanjat tiang dan lempar-lempar kaus. Nassar sukses memandu penonton untuk berjoget bersama. “Tangannya di atas semuanya,” kata Nassar. Nassar mempersembahkan lagu-lagu dangdut yang membuat penonton berjoget, seperti “Bunga Bunga Cinta”, “Seperti Mati Lampu”, “Sekuntum Mawar Merah”, dan “Kereta Malam”.

Di panggung lain, Melly Goeslaw tampak mengajak penonton merayakan penurunan 17 kilogram berat badannya. “Tepuk tangan untuk saya,” ujar Melly yang kemudian melantunkan hit “Ku Bahagia”.

Pada kesempatan itu, dia menyanyikan banyak OST film Ada Apa Dengan Cinta (AADC)?. Lagu-lagu tersebut di antaranya “Suara Hati Seorang Kekasih”, “Bimbang”, “Tentang Seseorang”, dan “Ada Apa Dengan Cinta (AACD)” feat Eric. 

Di sela-sela penampilannya, Melly mempromosikan film pahlawan super Indonesia Sri Asih yang akan dirilis pada 6 Oktober 2022. Dia senang karena industri perfilman Indonesia sudah mulai bangkit pasca-Covid-19.

“Nanti nonton Sri Asih, jangan bimbang nonton film Indonesia. Tonton semua, karena cuma kalian yang bisa menghidupkan film-film Indonesia,” kata Melly.

Di panggung lain, grup garage rock The Changcuters memanaskan penonton untuk bersenang-senang. Sang vokalis, Tria, mengaku gugup pada penampilannya malam itu.“Gue baru tahu pemain band yang sudah 18 tahun bisa gugup hadapi kalian yang segini banyaknya. Malu aku tuh,” ujar Tria, saat menyanyikan lagu “Gila Gilaan”.

 
Gue baru tahu pemain band yang sudah 18 tahun bisa gugup hadapi kalian yang segini banyaknya. Malu aku tuh.
Tria, Cangcuters
 

 

Tria juga sempat lompat ke arah penonton saat membawakan lagu tersebut. Dia terus menagih janji penonton untuk ikut bernyanyi kencang. Beberapa lagu yang dibawakan The Changcuters, yakni “Racun Dunia”, “Parampampam”, “Suka Suka”, “I Love U Bibeh”, dan “Hijrah Ke London”.

“Rame banget. Ini orang semua? Kita closingan abis-abisan,” kata Tria.

Festival musik “Pestapora” juga diwarnai oleh musik sendu milik Fiersa Besari. Fiersa membius penonton dengan kalimat-kalimat puitisnya. 

Dia membuka aksinya dengan tembang “Bukan Lagu Valentine”. Sesekali, Fiersa menyelipkan kalimat pengantar untuk lagu yang akan dimainkannya. Misalnya ketika hendak menyanyikan lagu berjudul “April”. “Lagu selanjutnya untuk kamu-kamu yang belum move on. Sudah mau masuk Oktober tapi masih mikirin April,” ujarnya yang disambut sorakan penonton.

Hal serupa terjadi saat menuju tembang “Garis Terdepan”. “Jadi, sekali waktu dalam hidup, kita tiba di persimpangan ketemu orang, sama-sama suka, tapi enggak pernah jadian. Jadi, terjebak zona pertemanan,” kata dia.

Pada kesempatan itu, Fiersa sengaja memakai kaus Sheila On 7.  Dia berniat ingin menonton band favoritnya itu di Pestapora. Namun, Fiersa baru mengetahui Sheila On 7 batal tampil. “Banyak lagu Sheila On 7 nemenin masa SMA, namanya waktu suka tak tepat memang,” ujar Fiersa.

Akhir kalimat tersebut membuat penonton dapat menebak lagu apa yang dibawakan musisi kelahiran 3 Maret 1984 itu selanjutnya, yaitu “Waktu Yang Salah” (2014). Seperti pada lagu-lagu lain, penonton ikut bernyanyi bersama. 

Fiersa menanyakan apakah penonton masih memiliki energi? Dia mengingatkan bahwa esok adalah Senin yang artinya mereka harus kembali ke rutinitas kesibukan seperti biasa. 

“Semangat besok ya, ini untuk kamu yang masih bertahan,” kata dia, kemudian melantunkan lagu “Runtuh”. Fiersa menutup penampilannya dengan lagu “Celengan Rindu”.

 

 

Semangat besok ya, ini untuk kamu yang masih bertahan

Fiersa Besari
 

 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Indonesia Siapkan Pabrik Gelatin Halal

Pemerintah akan mempersiapkan proyek manufaktur gelatin halal untuk masuk rantai pasok global.

SELENGKAPNYA

Rumput Tetangga tak Selalu Hijau Sungguhan

Pamer di media sosial adalah jalan instan untuk mendapat pengakuan di aspek kehidupan sosial.

SELENGKAPNYA

Jejak Keturunan Nabi di Tanah Air

Panggilan habib bukan kebanggaan. Jika tak memberikan manfaat, dia mendapat dosa dua kali lipat

SELENGKAPNYA