
Safari
Pengembangan Wisata di Belitung
Sektor wisata berkelanjutan di Belitung menerapkan konsep pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) di Tanjung Kelayang.
OLEH DWINA AGUSTIN
Bali selalu pilihan utama ketika Indonesia menjadi tuan rumah acara bertaraf internasional. Namun, kali ini Belitung mengambil alih. Acara puncak G-20 Development Ministerial Meeting yang diselenggarakan pada 8 September 2022 menjadi pembuka gerbang untuk Belitung unjuk gigi.
Siapa yang tak kenal Belitung yang dulu sering didengung-dengungkan sebagai pusat penambangan timah? Tentunya banyak orang mengenalnya seperti itu. Apalagi, daerah ini memang bergantung pada sektor ekstraktif tersebut. Namun, kini proses pembangunan dan transisi di sana terbilang nyata sehingga daerah ini menjadi tempat pemilihan gelaran internasional tersebut.
"Pertemuan ini juga merupakan momen historis bagi Belitung, yang untuk pertama kalinya dalam sejarah dapat menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan internasional, mengumpulkan menteri-menteri dari 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Republik Indonesia/Bappenas Suharso Monoarfa saat memberikan konferensi pers, tiga pekan lalu seusai acara.
Kini Belitung mencoba menuju pengembangan sektor wisata yang inklusif dan berkelanjutan. "Hal ini menunjukkan bahwa capaian pembangunan tidak mungkin terwujud dalam satu malam. Dibutuhkan komitmen yang kuat, kebijakan yang konkret, dan konsistensi dari pemerintah untuk mencapai transisi. Inilah kesan yang ingin kami sampaikan kepada para menteri pembangunan G-20 dan seluruh delegasi," ujar Suharso.

Sektor wisata berkelanjutan ini diterapkan dengan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang. Kawasan seluas sekitar 300 hektare (ha) itu didedikasikan sekitar 200 hektarenya untuk kawasan cagar alam. Dalam pembangunan kawasan ini, pengelola mencoba memanfaatkan sumber daya alam yang telah tersedia di lingkungan tersebut. Upaya ini juga didorong dengan transformasi menggunakan sumber energi terbarukan.
Satu bangunan yang menampung delegasi G-20 Development Ministerial Meeting pun merupakan salah satu daya dukung untuk kepariwisataan. Para petinggi berbagai negara itu menempati Hotel Sheraton. Dalam proses pengembangan tempat tersebut, dibentuk tim yang khusus pengelola kawasan untuk mencari tahu sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan di wilayah itu.
Direktur PT Belitung Pantai Intan yang merupakan pengelola KEK Tanjung Kelayang Daniel Alexander mengatakan, salah satu yang sangat berguna adalah memanfaatkan kaolin. Kaolin adalah tanah liat dengan kandungan utama mineral kaolinit yang banyak di sekitar wilayah KEK Tanjung Kelayang.
"Kaolin berguna dan dimanfaatkan dalam banyak komponen di bangunan ini," ujar Daniel saat menunjukkan tumpukan batu putih di depan lobi hotel.

Kaolin dimanfaatkan sebagai pengganti batu bata untuk pembangunan bagian wilayah lobi hotel yang terbuka tanpa pendingin udara. Selain itu, terdapat laguna buatan di tengah hotel yang menghadap laut yang juga dilapisi kaolin. Mengapa bisa dingin seperti itu? Rupanya, kata Daniel, kaolin bersifat menahan air dan menjaga pH tetap stabil.
Kelebihan itu, kata dia, yang membuat pihak pengembang tidak membutuhkan semen untuk melapisi laguna agar bisa menampung air dan tidak perlu menggunakan sirkulasi air agar tetap terlihat jernih. "Biasanya kaporit dibutuhkan buat air jernih. Alam sudah sediakan kaolin yang membuat air jernih terus." n ed: dewi mardiani
Memperhatikan Daya Dukung Lingkungan
Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang menata lingkungan sekitar dengan secermat mungkin. Direktur PT Belitung Pantai Intan yang merupakan pengelola KEK Tanjung Kelayang Daniel Alexander mengaku, pengembangan kepariwisataan di sana memperhatikan keberlanjutan dan daya dukung lingkungan.

Dia mencontohkan, penyediaan air dalam memenuhi kebutuhan wilayah ini pun tidak melakukan pengeboran untuk mengambil air dalam tanah. Dalam pemenuhan kebutuhan air dilakukan dengan mengumpulkan air dari sumber-sumber yang ada di atas tanah sekitar wilayah tersebut.
Air-air yang tertampung di sekitar cekungan hutan wilayah KEK Tanjung Kelayang dikumpulkan di satu tempat yang dulunya tempat mengambil kaolin untuk kebutuhan pembangunan. Menurut Daniel, air tampungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan lima hotel seluas Sheraton. Untuk menahan penguapan air di tempat penampungan, terdapat solar panel terapung berkapasitas 10 kwph.
Daniel mengaku, solar panel ini belum bisa memenuhi kebutuhan listrik secara keseluruhan. Energi surya ini baru bisa berkontribusi terhadap 40 persen kebutuhan listrik wilayah tersebut.
Meski memiliki sumber terbarukan untuk pemenuhan kebutuhan air dan listrik, Daniel mengatakan, KEK Tanjung Kelayang berhati-hati dalam pembangunan kawasan. Karena, pembangunannya harus memperhatikan kapasitas dan daya dukung lingkungan. Terlebih, KEK Tanjung Kelayang memiliki keanekaragam flora, fauna, dan warisan yang perlu dijaga. Contoh saja Hotel Sheraton berhadapan dengan UNESCO Geosite Triassic Era yang berusia 210 juta tahun.

Terdapat pula pohon resak air yang termasuk dalam status konservasi tinggi Daftar Merah IUCN pada kategori critical endanger atau sangat terancam punah. Terdapat 14 pohon dewasa yang memiliki diameter di atas 15 cm. "Pohon ini dulu digunakan untuk pembuatan perahu karena ketahanannya terhadap air," ujar General Manager Communication KEK Tanjung Kelayang Ria Indra.
Sementara untuk fauna, kawasan ini memiliki beberapa macam jenis mamalia, burung, hingga serangga yang statusnya dilindungi. Contoh saja tupai besar dengan nama Ratufa bicolor yang berstatus mendekati keterancaman. Ada pula capung jarum yang merupakan endemik Pulau Belitung. Hewan ini dikategorikan sebagai bioindikator perubahan iklim mikro dan pencemaran air tawar.
Untuk mengakomodasi pengunjung yang ingin merasakan suasana alam dan melihat aktivitas fauna yang ada, Ria mengatakan, telah terdapat lintasan khusus yang disediakan. Saat ini memang belum sempurna, tetapi nantinya pengembangan terus dilakukan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mengungkap Nasihat Mao Kepada Aidit
Selain menguak soal peranan Mao Tse-tung, Fic dalam buku ini juga berani membuka misteri di Halim Perdana Kusuma pada 1 Oktober 1965.
SELENGKAPNYAToleransi yang Sebenarnya
Tak satu pun ayat yang mengandung ujaran kebencian terhadap agama Yahudi dan Nasrani.
SELENGKAPNYASubchan ZE, Penggalang Kekuatan Antikomunis
Ketika terjadi peristiwa G30S/PKI, Subchan menggalang kekuatan anti komunis.
SELENGKAPNYA