
Khazanah
Toleransi yang Sebenarnya
Tak satu pun ayat yang mengandung ujaran kebencian terhadap agama Yahudi dan Nasrani.
DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute
Hampir seperempat dari surah Ali Imran membahas mengenai ahlul kitab, tetapi tidak satu pun ayat yang mengandung ujaran kebencian terhadap agama Yahudi dan Nasrani. Kalaupun ada beberapa ayat mengenai Nabi Isa, itu semua untuk memosisikannya sebagai nabi, bukan sebagai Tuhan.
Itu pun disampaikan dengan bahasa yang logis dan objektif. Misalnya, penuturan bahwa tidak mungkin seorang nabi yang diutus Allah mengajak kaumnya agar menyembah dirinya (QS Ali Imran: 79). Sebab, tidak masuk akal jika ada seseorang yang dipilih oleh Allah lalu ia berkhianat dan membawa ajaran yang menyimpang.
Ketika menjelaskan, tentang keajaiban penciptaan Nabi Isa yang dilahirkan tanpa ayah, surah Ali Imran tidak menganggapnya sebagai bagian dari unsur ketuhanan. Sebab, sebelum itu Allah telah menciptakan Nabi Adam dengan cara yang lebih ajaib lagi, yaitu tanpa ayah dan ibu.
Maksudnya, bukan karena keajaiban penciptaan tersebut lalu Nabi Isa bisa dianggap sebagai Tuhan, melainkan itu proses yang wajar sebagai bukti kekuasaan Allah. Sebagaimana Allah bisa menciptakan Nabi Adam tanpa ayah dan ibu, maka lebih mudah bagi Allah menciptakan Nabi Isa tanpa ayah: “Inna mastala iisaa ‘indallahi kamatsali aadam. Khalaqtahuu min turaabin tsumma qaala lahuu kun fayakuun.” (QS Ali Imran: 59).
Kata kun fayakuun menunjukkan bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil untuk berbuat apa saja. Maka, tidak perlu manusia menuhankan makhluk karena keajaiban penciptaannya atau keajaiban yang dibawanya.
Tidak perlu manusia menuhankan makhluk karena keajaiban penciptaannya atau keajaiban yang dibawanya.
Sebab, semua itu pasti karena pertolongan-Nya. Jika disebutkan bahwa Nabi Isa bisa menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, dan sebagainya, itu murni sebagai mukjizat dari Allah untuk membuktikan kenabiannya, bukan menunjukkan ketuhanannya.
Karena itu surah Ali Imran hadir untuk meluruskan pemahaman yang salah agar kembali kepada misi risalah yang sebenarnya yaitu bertauhid kepada Allah SWT. “Qul yaa ahlal kitaabi ta’aalu ilaa kalimatin sawaa’ bainanaa wa bainakum allaa na’buda illallaha wa laa nusyrika bihii syaiaa (Katakanlah wahai ahlul kitab, marilah berpegang kepada kalimat yang sama antara kami dan kamu, bahwa tiada tuhan yang kita sembah kecuali Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya).” (QS Ali Imran: 64).
Lebih dari itu, penggambaran tentang istri Imran dan Maryam dalam surah Ali Imran tidak sama sekali menodai kesuciannya. Pada ayat 33, Allah memuji keluarga Imran dan memilihnya dengan derajat istimewa melebihi manusia di muka bumi seperti Allah memberikan derajat istimewa kepada Nabi Adam, Nuh, dan Ibrahim.
Lalu pada ayat 42, menunjukkan bahwa Maryam tidak hanya suci, tetapi memiliki keunggulan derajat di atas wanita-wanita lainnya di dunia sepanjang sejarah manusia. “Innallahas thafaaki wa thahharaki alaa nisaail aalamiin.”
Mengungkap Nasihat Mao Kepada Aidit
Selain menguak soal peranan Mao Tse-tung, Fic dalam buku ini juga berani membuka misteri di Halim Perdana Kusuma pada 1 Oktober 1965.
SELENGKAPNYASubchan ZE, Penggalang Kekuatan Antikomunis
Ketika terjadi peristiwa G30S/PKI, Subchan menggalang kekuatan anti komunis.
SELENGKAPNYA