Petugas menghitung uang dolar AS di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (21/7/2022). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah seiring langkah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,50 persen. | ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Kabar Utama

Kebijakan Suku Bunga Dukung Pemulihan

BI akan memperkuat upaya stabilisasi nilai tukar rupiah. 

JAKARTA -- Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 20-21 Juli memutuskan mempertahankan suku bunga acuan. BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tetap di level 3,50 persen, tidak berubah sejak Februari 2021.

Menurut kalangan ekonom, keputusan BI tersebut bisa menjaga dan mendukung laju pemulihan ekonomi. BI juga menahan suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen dan suku bunga lending facility di angka 4,25 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi inti yang masih terjaga, meskipun ada risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi. "Bank Indonesia terus mewaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan," kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI Juli 2022, Kamis (21/7).

Perry mengatakan, BI memproyeksikan inflasi inti berada di kisaran 2-4 persen pada tahun ini. Meski demikian, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan melebihi sasaran hingga mencapai 4,5-4,6 persen.

Kenaikan inflasi IHK terjadi karena kenaikan harga pangan dan harga energi yang tidak disubsidi oleh pemerintah. Perry menjelaskan, ada perbedaan antara inflasi IHK dan inflasi inti. Keputusan BI mempertahankan suku bunga pada Juli 2022 didasarkan kepada pertumbuhan ekonomi dan proyeksi inflasi inti.

Meski inflasi IHK Juni 2022 mencapai 4,35 persen, namun inflasi inti tercatat 2,63 persen. Inflasi inti adalah inflasi yang mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran di dalam ekonomi nasional. "Artinya, meskipun permintaan di dalam negeri naik, tapi masih terpenuhi dengan kapasitas produksi nasional, tekanan inflasi dari fundamental yang tercermin pada inflasi inti masih terkelola," katanya.

Sementara, kenaikan IHK terjadi karena harga pangan sebagai dampak dari tingginya harga komoditas dan gangguan rantai pasokan. 

Harga-harga energi yang tidak disubsidi pemerintah pun mengalami kenaikan. Sementara, inflasi barang yang dikendalikan pemerintah yang tercermin pada inflasi administered prices, masih terjaga karena bergantung pada kebijakan fiskal melalui subsidi.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Perry menyebut indikator perkembangannya pun terus membaik. Pertumbuhan ekonomi tak hanya didorong ekspor, tapi juga karena tingkat konsumsi dalam negeri dan investasi.  Namun demikian, kinerja ekspor masih akan dipengaruhi perlambatan ekonomi global yang mempengaruhi tingkat permintaan.  

Kenaikan harga-harga pangan dan energi yang tidak disubsidi juga akan berpengaruh kepada tingkat kenaikan atau kecepatan konsumsi dalam negeri. Oleh karena itu, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini berada di bawah dari nilai tengah 4,5-5,3 persen.

Untuk menghadapi kondisi terkini perekonomian di tengah gejolak global, BI menyatakan akan memperkuat respons bauran kebijakan moneter. BI memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah untuk pengendalian inflasi melalui intervensi di pasar valas yang didukung penguatan operasi moneter. Selain itu, BI melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga kredit konsumsi.

Ekonom Senior the Indonesia Economic Intelligence, Sunarsip, menilai kebijakan BI menahan BI-7DRRR merupakan langkah tepat. Menurut dia, BI melihat bahwa ekonomi Indonesia masih membutuhkan ruang untuk pertumbuhan. "Pertumbuhan kita memang saat ini sudah mulai membaik, namun belum solid," katanya kepada Republika, Kamis (21/7).

Sunarsip menilai, faktor pendorong terbesar pertumbuhan ekonomi baru berasal dari ekspor. Sementara, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang memegang pangsa terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) belum terlalu signifikan.

Kebijakan BI menahan suku bunga acuan diharapkan dapat menjaga transmisi ke suku bunga perbankan, sehingga bunga bank tidak mengalami kenaikan. Dengan bunga bank yang tidak naik, kata dia, kredit perbankan bisa tumbuh sehingga dapat berkontribusi untuk mendorong pertumbuhan.

Keputusan BI menahan suku bunga membuat nilai tukar rupiah melemah pada Kamis (21/7). Sunarsip menilai, BI terlihat tidak terlalu khawatir dengan posisi nilai tukar saat ini. Sebab, meski nilai tukar melemah dengan menyentuh Rp 15 ribu per dolar AS, industri masih cukup mampu menyerap level nilai tukar tersebut.

Hal itu terbukti dengan impor bahan baku yang masih tumbuh tinggi sekitar 30 persen selama enam bulan pertama 2022. "Industri tidak terganggu. Karena, meskipun biaya impor naik akibat pelemahan nilai tukar, ekspor juga naik karena permintaan di luar negeri tinggi dan harganya tinggi pula. Sehingga, para pengusaha manufaktur tetap untung," katanya.

photo
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2022 - (Badan Pusat Statistik)

Dia menambahkan, nilai tukar rupiah sudah tertekan sejak BI menahan BI-7DRR pada bulan lalu. Untuk menahan pelemahan kurs, BI melakukan intervensi pasar melalui operasi moneter. Langkah operasi moneter inilah yang lebih dipilih BI untuk mengendalikan nilai tukar, dibanding mengambil kebijakan kenaikan BI-7DRR.

Konsekuensinya, posisi cadangan devisa dalam beberapa bulan terakhir menurun. Ia menegaskan operasi moneter juga hingga saat ini tidak membahayakan posisi cadangan devisa karena ekonomi domestik memperoleh windfall devisa dari ekspor. "Posisi cadangan devisa memang menurun saat ini, namun posisinya masih aman," kata dia.

Ekonom dan Co-Founder Dewan Pakar Institute of Social, Economics, and Digital (ISED) Ryan Kiryanto mengatakan, kebijakan BI menahan suku bunga acuan dapat menjaga pemulihan ekonomi nasional berada pada jalurnya. "Tidak melulu mengacu pada faktor tunggal yakni inflasi. Juga ada variabel lain yang harus dipertimbangkan, misalnya pemulihan ekonomi Indonesia sedang berada di jalur yang benar," ujar Ryan saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Kamis.

Ryan menilai, keputusan ini juga dapat menjaga konsumsi rumah tangga masyarakat Indonesia tetap stabil, Apalagi, konsumsi rumah tangga selama ini menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi. "Kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB itu sekitar 55 persen," ujar Ryan. Walaupun nilai tukar rupiah saat ini melemah, Ryan menilai depresiasi rupiah masih terjaga dibandingkan mata uang asing lain. 

Rupiah Tembus Rp 15 Ribu 

Nilai tukar rupiah pada Kamis (21/7) melemah hingga menembus level psikologis Rp 15 ribu per dolar AS. Pelemahan rupiah juga diikuti turunnya nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen disebut menjadi salah satu faktor melemahnya rupiah dan IHSG. 

Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, kurs rupiah pada Kamis melemah ke posisi Rp 15.017 per dolar AS, dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp 14.984 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, rupiah dibuka melemah ke posisi Rp 14.991 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp1 4.989 per dolar AS hingga Rp 15.046 per dolar AS.

photo
Petugas menghitung uang dolar AS di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (21/7/2022). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini melemah ke level Rp15.036 per USD, seiring dengan langkah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,50 persen. - (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

"Menjelang sore, dolar AS juga terlihat menguat terhadap major currency dan nilai tukar regional. Jadi pelemahan rupiah ini juga didorong oleh eksternal," kata pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut Ariston, sentimen kenaikan agresif suku bunga acuan oleh bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), masih menjadi sentimen penekan rupiah dan nilai tukar lainnya terhadap dolar AS. Pekan depan, lanjut Ariston, The Fed kemungkinan bersiap menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin. "Sikap BI yang tetap mempertahankan suku bunga acuannya tidak membantu penguatan rupiah," ujarnya.

Ariston mengatakan, dengan suku bunga acuan tetap di level 3,5 persen, jarak dengan suku bunga acuan AS semakin mendekat. "Pasar memperkirakan the Fed akan menaikkan hingga 3 persen tahun ini," kata dia.

Sementara itu, IHSG terkoreksi tipis pada penutupan perdagangan Kamis (21/7). IHSG melemah sebesar 0,15 persen ke level 6.864,13 setelah dibuka menguat pada awal perdagangan. 

photo
Petugas membersihkan dinding di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/6/2022). - (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Penurunan IHSG juga sejalan dengan indeks saham di Asia yang ditutup turun tipis. Phillip Sekuritas Indonesia menilai, penurunan IHSG disebabkan sentimen kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Eropa (ECB). 

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI-7DRRR di level 3,5 persen untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Menurut Phillip Sekuritas Indonesia, sentimen pasar masih rentan di tengah berbagai ketidakpastian yang berasal dari perang di Ukraina, perlambatan ekonomi Cina, dan prospek terjadinya resesi di AS. 

"Investor juga mencerna laporan keuangan korporasi untuk mengetahui, bagaimana korporasi mengelola usahanya di tengah inflasi yang tinggi dan kenaikan biaya pinjaman," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (21/7). 

Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Cina akibat kekhawatiran atas strategi "Zero Covid" dan kebijakan ketat lockdown/ yang juga telah memengaruhi pasar properti. Proyeksi pertumbuhan PDB Cina dipangkas menjadi 4 persen pada 2022, turun dari estimasi sebelumnya di angka 5 persen.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, Bank Indonesia punya ruang menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini, meski inflasi inti masih dalam jangkauan perkiraan, yaitu 2-4 persen.

"Meskipun inflasi inti masih berada di rentang sasaran BI, BI tetap memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuannya sekitar 50-75 bps pada tahun ini," katanya kepada Republika, Kamis (21/7).

Menurut dia, hal tersebut sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk menjangkar ekspektasi inflasi. Terutama mempertimbangkan potensi pemulihan ekonomi domestik yang terus berlanjut. Dia menilai, jika inflasi inti berada di kisaran atau melampaui 3 persen, dapat menjadi pertimbangan BI untuk memulai normalisasi kebijakan moneternya.

Josua menyebut, kebijakan BI mempertahankan suku bunga acuan sesuai perkiraan. Meskipun inflasi Juni tercatat melampaui target inflasi 2-4 persen, inflasi inti yang merupakan inflasi fundamental belum menunjukkan peningkatan signifikan. 

Kondisi tersebut juga didukung oleh surplus neraca dagang yang terus berlanjut. Dia mengatakan, surplus dagang yang terus terjadi memberikan indikasi bahwa neraca transaksi berjalan pada kuartal II 2022 akan mengalami surplus. Pada kuartal II 2022, surplus neraca dagang tercatat 15,6 miliar dolar AS, meningkat dari kuartal sebelumnya yang surplus 9,3 miliar dolar AS.

"Surplus neraca transaksi berjalan Indonesia sejak kuartal III 2021, yang ditopang oleh tren kenaikan harga komoditas, mengindikasikan bahwa kondisi keseimbangan eksternal tetap solid. Ini tetap akan mendukung stabilitas rupiah." 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Momentum KPR Syariah di Tengah Musim Kenaikan Suku Bunga

Sebanyak 35 persen responden memilih bank syariah untuk membiayai kepemilikan rumah.

SELENGKAPNYA

OJK Diharapkan Dapat Perkuat Stabilitas Sistem Keuangan

OJK kini dipimpin oleh Mahendra Siregar sebagai ketua Dewan Komisioner.

SELENGKAPNYA

Realisasi Investasi Melonjak

Kinerja realisasi investasi kuartal II 2022 dinilai cukup mengejutkan.

SELENGKAPNYA