Diyan Alfiyana (26 tahun) bersama murid baru Azzam saat hari pertama sekolah di SDN Sriwedari 197, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (11/7/2022). Pada tahun ajaran 2022/2023 SDN Sriwedari 197 hanya menerima satu murid baru. | Wihdan Hidayat / Republika

Kisah Dalam Negeri

Cerita dari SDN Minim Pendaftar, Sriwedari 197

SDN Sriwerdari 197 ramai jadi pemberitaan karena hanya ada satu murid yang mendaftar.

Diyan Alfiyana (26 tahun) mengakui sangat dekat dengan murid-muridnya. Diyan merupakan guru sekaligus wali murid kelas satu Sekolah Dasar Negeri Sriwedari 197, Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Sekolah ini ramai jadi pemberitaan karena hanya ada satu murid yang mendaftar tahun ajaran 2022/2023.

Diyan menuturkan, tak selamanya kekurangan siswa memunculkan persoalan. Bahkan, ia mengambil hikmah dari sepinya peminat di SDN Sriwedari 197 ini. Yakni, guru dan murid menjadi lebih fokus dalam proses pembelajaran. Diyan sendiri mengaku sering menjadi tempat bercerita siswanya.

“Bahagianya jadi lebih dekat anak-anak. Kemarin (tahun ajaran 2021/2022) kan muridnya juga cuma lima. Jadi kalau pas selo (luang), istirahat gitu malah jadi ngobrol, cerita-cerita," kata alumnus Universitas Sebelar Maret (UNS) jurusan PGSD ini kepada Republika awal pekan ini.

photo
Diyan Alfiyana (26 tahun) mengantarkan murid baru Azzam berkeliling sekolah saat hari pertama sekolah di SDN Sriwedari 197, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (11/7/2022). - (Wihdan Hidayat / Republika)

Diyan menuturkan, kedekatannya dengan sang murid, ia bahkan menganggap siswa layaknya adik sendiri. "Dukanya apa ya, saya gak merasa ada kekurangannya sih. Alhamdulillah jadi yang ada dimaksimalkan saja, malah jadi fokus lah sama anak-anak," katanya.

Sugiono. wali murid Azzam Ma'ruf Bi Qolbi, menyekolahkan anaknya di SDN Sriwedari 197 untuk memudahkan pengawasan pada sang anak. Sebab, ia juga bekerja di sekolah ini.

Sejak SDN Cakra regrouping tahun 2018, Sugiono mengaku turut bekerja sebagai tenaga administrasi di SDN Sriwedari 197. "Anak saya pasti saya sekolahkan di tempat saya bekerja sekaligus ikut mendukung memberikan kontribusi siswa pada sekolah yang saya tinggali," katanya.

Ia tetap berharap anaknya mendapatkan pelayanan maksimal. Sebab, hanya ada beberapa anak dalam satu rombelnya. "Harapannya anak saya bisa mendapatkan pelayanan pembelajaran yang lebih maksimal dibandingkan dengan SD yang kuotanya full atau berlebih," katanya.

photo
Diyan Alfiyana (26 tahun) bersama murid baru Azzam saat hari pertama sekolah di SDN Sriwedari 197, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (11/7/2022). - (Wihdan Hidayat / Republika)

Pengamat pendidikan sekaligus Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal menilai perlunya membangun kultur sekolah dasar negeri dengan lebih banyak ruang kreatifitas dan pembelajaran lebih menginspirasi. Hal inilah yang membuat orang tua siswa lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.

“Kalau kultur itu terbangun. Karakter siswa terbangun, bayangan saya keterhubungan sekolah dan orang tua itu akan lebih tinggi karena siswanya itu nanti tidak hanya pintar sendiri, tetapi juga bisa menjadi warga negara yang baik dan bermanfaat bagi komunitas di sekitarnya,” ujarnya, Kamis (14/7).

Sementara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan memprioritaskan siswa dari keluarga miskin untuk mengisi sekolah yang minim murid. "Yang kosong-kosong itu kami prioritaskan untuk yang tidak mampu. Kalau mereka keluarga yang agak miskin kami prioritaskan," katanya di Solo, Kamis.

Ia mengatakan, jumlah sekolah yang kekurangan siswa di Jawa Tengah tidak terlalu banyak. Bahkan, sekitar 90 persen sekolah negeri yang berada di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terisi dengan jumlah ideal.

"Apalagi yang ada di dalam kota, makanya kami prediksi dan kami perhitungkan," katanya. Meski demikian, diakuinya, banyak sekolah swasta dengan kualitas baik, terutama yang ada di dalam kota.

@republikaonline Murid baru Azzam saat hari pertama sekolah di SDN Sriwedari 197, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (11/7/2022). Pada tahun ajaran 2022/2023 SDN Sriwedari 197 hanya menerima satu murid baru. Kelas satu SDN Sriwedari 197 dihuni dua siswa, satu siswa baru dan satunya siswa yang tinggal kelas. #murid #surakarta #jawatengah #sdn #sd #sekolah ♬ suara asli - Republika

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Tingkatkan Kompetensi Amil

Pers punya porsi untuk mengawal pengelolaan dana-dana filantropi.

SELENGKAPNYA

Kiat Menghidupkan Syiar Dzulhijah

Cara mengisi sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah dengan memperbanyak ibadah dan zikir

SELENGKAPNYA