OLEH ALI YUSUF dari Makkah

Seperti biasa setiap pukul 08.45 Waktu Arab Saudi (WAS), suara lantunan ayat suci Alquran menggema di lantai M, Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. H-5 pelaksanaan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), tim medis KKHI Makkah bersama-sama membaca Alquran Surah al-Isra ayat 78-85.

“Tilawah Surah al-Isra ayat 78-85 dan tafsir yang dibaca kami pagi ini bisa menjadi bahan renungan Arafah. Silakan ikut sebentar lagi dilaksanakan,” begitu pesan singkat di Whatsapp dari Ustaz dr Sagiran Kromo Sukardi yang mengajak saya bergabung bersama tim medis untuk bertilawah sebelum memulai aktivitas pelayanan kesehatan kepada jamaah haji.

Dokter spesialis bedah dan koordinator penanggung jawab bedah KKHI Makkah ini mengatakan, sejak KKHI mulai membuka pelayanan kesehatan pada jamaah haji, tim medis selalu menggelar report morning setiap pukul delapan pagi dan diakhiri dengan tilawah Alquran.

Kali ini, menjelang prosesi puncak haji di Arafah, timnya membaca Surah al-Isra ayat 78-85 bersama untuk menjadi bahan renungan ketika masuk Arafah, terutama pada ayat 80 yang artinya, “Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang dapat menolongku.”

 

Ustaz Sagiran mengatakan, Arafah merupakan hari yang paling istimewa bagi seluruh umat manusia.

 

 

SHARE    

Ustaz Sagiran mengatakan, Arafah merupakan hari yang paling istimewa bagi seluruh umat manusia. Karena manusia yang paling mulia di muka bumi itu adalah manusia yang sedang wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijah, bertepatan dengan Jumat, 8 Juli.

“Arafah kali ini menjadi tambah mulia. Bahkan, Arafah menjadi mulia tempat itu dalam sepanjang tahun, hanya pada hari itu. Selain itu, Arafah hanya padang kosong,” katanya.

Dia mengajak seluruh umat Islam, khususnya jamaah haji, untuk memanfaatkan waktu-waktu mulia pada hari Arafah dengan banyak berzikir dan berdoa seperti yang telah diajarkan Rasulullah. Dalam Surah al-Fajar, Allah SWT bersumpah demi waktu fajar dan malam yang sepuluh, di mana para ulama menafsirkan hari 10 itu, sepuluh hari terakhir Ramadhan dan ada juga yang menerjemahkan 10 hari awal pada bulan Dzulhijah dan Arafah ada di situ.

Oleh karena itu, dia mengajak jamaah haji merenung pada hari Arafah tentang kemuliaan yang Allah SWT berikan kepada hamba yang dikehendakinya-Nya. Karena pada hari Arafah, manusia yang ada di tempat itu telah menyempurnakan rukun Islam yang kelima.

 

Oleh karena itu, dia mengajak jamaah haji merenung pada hari Arafah tentang kemuliaan yang Allah SWT berikan kepada hamba yang dikehendakinya-Nya.

 

 

SHARE    

“Yang namanya haji itu intinya di Arafah. Orang yang sakit juga harus disafarikan karena al-Hajju Arafah. Jadi, semulia-mulianya manusia itu ialah yang menyempurnakan penghambaan-Nya kepada Allah. Mari kita semua menjadikan ini adalah visi utama hidup,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, begitu mulianya hari Arafah, bagi seluruh makhluk, maka orang yang tidak hadir di Arafah disunahkan untuk berpuasa. Karena pada saat itu, malaikat-malaikat Allah jumlahnya tidak terhitung banyaknya menaungi manusia yang ada di padang Arafah.

“Maka dari itu, yang tidak berhaji pada hari Arafah disuruh puasa Arafah. Dan, hanya satu-satunya event tidak tahu berapa banyak jumlahnya malaikat Allah menaungi padang Arafah pada hari itu,” kataya.

Ustaz Sagiran mengingatkan jamaah haji jangan sampai melewatkan peristiwa mulia ini. Mintalah dengan permintaan terbaik karena dia sedang berada di puncak kemuliaan seorang hamba.

“Jika jamaah haji memiliki permohonan, mohonlah saat itu kepada Allah. Jika ingin mendapat pertolongan, maka minta tolonglah pada saat itu. Pada hari itu, kita sedang menjadi semulia-mulianya manusia." 

Dr KH Asep Zaenal Ausop dalam bukunya, Haji Falsafah, Syariah, dan Rihlah, mengatakan, haji mabrur adalah haji yang bisa membawa pesan-pesan ibadah haji untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan nyata setelah kembalinya ke Tanah Air. Dia akan semakin dekat bersama Allah dengan membiasakan diri shalat awal waktu, sanggup menahan amarah, Tahajud setiap malam, bersedekah saat lapang dan sempit, bersikap pemaaf, dan ramah lingkungan.

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah RA, balasan bagi haji mabrur adalah surga. “Haji mabrur, tidak ada balasan baginya kecuali surga".

 

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah RA, balasan bagi haji mabrur adalah surga. 

 

 

SHARE    

KH Asep mengatakan, dilihat dari sisi akhlak, haji mabrur adalah haji yang berdampak pada peningkatan akhlak, baik yang menyangkut hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal alam. Haji mabrur itu tecermin dari adanya peningkatan amal atau perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.

Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) menjadi puncak amal dan kemulian seseorang yang melaksanakan ibadah haji. Di Armuzna ini juga, jamaah haji ditentukan bisa kembali ke Tanah Air atau wafat di tempat karena mengalami masalah kesehatan, seperti kekambuhan komorbid, heat stroke, dan kelelahan. Fase Armuzna dan pasca-Armuzna menjadi critical period kematian pada jamaah. 

“Arafah suasananya panas, heat stroke, kurang minum. Nah, di situlah salah satunya banyak yang meninggal. Inilah fase critical period," kata Kepala KKHI Makkah, dr Andi Ardjuna Sakti, saat berbincang tentang persiapan Armuzna.

Entah mengapa, ketika mendengar Arafah, hati bergetar, merinding, dan akhirnya sesak dada tak kuat menahan air mata. Sedih membayangkan bagaimana keadaan saya di Arafah dan nanti di akhirat. Saya merenung apakah termasuk orang yang selamat atau sebaliknya. Arafah menjadi gambaran kita digiring ke padang mahsyar di mana matahari di atas kepala satu jengkal. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat