Jurnal Haji
23 Jun 2022, 03:37 WIBDoa ‘Malu-Malu’ Si Kembar di Tanah Suci
Pergi haji merupakan mimpi dari Mariano dan Mariana sejak 11 tahun silam.
OLEH A SYALABY ICHSAN
Mariano dan Mariana Dalimunthe tampak berjalan beriringan setibanya di Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAIA), Jeddah, Arab Saudi, pada Selasa (21/6) waktu Arab Saudi (WAS).
Wajah keduanya, yang merupakan kembar, sungguh sulit dibedakan. Ditambah lagi, jamaah dari Kloter Medan/Kualanamu (MES/KNO- 10) ini sama-sama berbusana serbaputih, berkalung kain kacu hijau, dan berselempang tas.
Meski lelah setelah menempuh perjalanan berkisar sembilan jam dari Bandara Kualanamu, Mariano dan Mariana yang menumpang pesawat Garuda Indonesia bernomor penerbangan GA 3110 itu tampak bahagia. Mereka enggan berpisah walau sejenak. Jalannya pun bergandengan tangan.
Sejak keluar dari Terminal D KAIA hingga menuju Plaza D3, tempat transit, kakak beradik yang usianya terpaut satu malam ini terus berdekatan. Lengketnya Mariano-Mariana juga terlihat saat duduk di area Plaza D3. Mereka duduk berdampingan.
Pergi haji merupakan mimpi dari Mariano dan Mariana sejak 11 tahun silam. Kembar dari sepuluh bersaudara ini mendaftar haji berbarengan. Mereka menanti sejak 2011 hingga akhirnya bisa memiliki kesempatan menyempurnakan rukun Islam.

"Saya mendaftar sejak 11 tahun lalu, 2011, baru sekarang bisa berangkat (naik haji)," ujar Mariano, si kembar yang lebih banyak berbicara, ketika ditemui tim Media Center Haji 2022 di Plaza D3, Selasa (21/6).
Selama masa penantian, Mariano dan Mariana yang kini berusia 60 tahun menabung dari hasilnya bekerja sebagai petani karet. Gaji senilai Rp 200 ribu per pekan disisihkan untuk berangkat ke Tanah Suci.
Tanpa terasa, tabungan mereka bisa terkumpul meski belum senilai setoran awal biaya berangkat haji. "Uangnya terkumpul Rp 14 juta. Lunasin ke BNI dua tahun,” ujarnya.
Ada momen unik yang membuat Mariano dan Mariana tersipu malu. Ketika ditanya soal suami, mereka berdua mengaku belum memiliki pasangan. "Belum kawin, belum punya suami, masih gadis kami," ujar Mariano dan Mariana.
Semoga ketika pulang dari Tanah Suci, ada jodoh buat saya. Saya mau kawin. Pertama, doa minta jodoh, kedua minta rezeki.
Tidak heran kembar asal Desa Sipaho, Kecamatan Holongonan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatra Utara, itu hendak merapal doa enteng jodoh kepada Allah SWT seusai berada di depan Ka'bah.
“Kan kami belum menikah. Doa kami dari kampung, jika betul kami berangkat (naik haji) ke Tanah Suci. Semoga ketika pulang dari Tanah Suci, ada jodoh buat saya. Saya mau kawin. Pertama, doa minta jodoh, kedua minta rezeki," kata Mariano diamini oleh Mariana, adiknya.
Mariana dan Mariano merupakan jamaah haji kloter 10 yang merupakan kloter terakhir Embarkasi Medan asal Kabupaten Padang Lawas Utara. Kloter 10 ini gabungan calhaj asal Tapanuli Selatan (Tapsel), Aceh, dan Medan.
Sebagai jamaah yang telah menunggu-nunggu belasan tahun untuk tiba di Tanah Suci, si kembar ini merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh para petugas haji. "Kami diberikan makanan dan diberikan pelayanan selama berangkat," ujarnya.
Jamaah dan Panasnya Jazirah
Dehidrasi juga menjadi kondisi yang harus diwaspadai jamaah.
SELENGKAPNYAPIHK Harap Aturan Tiket Hangus Dihapus
Semua maskapai yang memiliki rute penerbangan haji membuat sistem booking tiket dengan pembayaran penuh.
SELENGKAPNYARestoran Apung Ikonik di Hong Kong Itu Terbalik
Restoran ini mewujudkan puncak kemewahan di masa kejayaan Stanley Ho dan menjadi ikon bersejarah bagi Hong Kong.
SELENGKAPNYA
A Syalaby Ichsan
Redaktur
Qommarria Rostanti
Redaktur