Hiwar
Cara Mudah dan Aman Berkurban
Pengemasan dan distribusi daging kurban pun selalu diawasi dengan ketat.
Berkurban merupakan ibadah sunah yang sangat dianjurkan. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) siap menyambut datangnya Idul Kurban. Menurut Ketua Baznas Prof KH Noor Achmad, pihaknya telah menyiapkan berbagai program yang bertujuan memudahkan kaum Muslimin di Idul Adha 1443 H/2022 M.
Salah satunya memanfaatkan kecanggihan teknologi digital. Kini, berkurban melalui Baznas dapat dilakukan melalui platform daring. Selain “Kurban Online Baznas”, lanjut ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, masih ada banyak program yang diadakannya.
Tidak hanya kemudahan. Baznas pun memastikan kesehatan hewan kurban yang diperolehnya. Pengemasan dan distribusi daging kurban pun selalu diawasi dengan ketat. Karena itu, lelaki kelahiran tahun 1957 itu mengatakan, tidak perlu panik berkurban di kala wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Jadi, kami telah mempunyai tiga program utama untuk mempermudah masyarakat berkurban,” ujar dia.
Lantas, bagaimana target Baznas untuk Idul Adha pada tahun ini? Apa saja kiat untuk tetap berkurban dengan baik di tengah situasi persebaran PMK? Bagaimana lembaga ini memastikan kesehatan hewan kurban?
Berikut wawancara lengkap wartawan Republika, Muhyiddin, bersama Prof Noor Achmad, beberapa waktu lalu.
Beberapa pekan lagi, umat Islam akan menyambut datangnya Idul Adha 1443 H. Program apa saja yang sudah dipersiapkan Baznas?
Tentu, yang pertama adalah melakukan persiapan. Panitia sudah kami bentuk sejak setengah bulan yang lalu. Kemudian, kami juga terus melakukan upaya-upaya literasi dan sosialisasi mengenai ibadah kurban kepada masyarakat. Berikutnya, kami menyampaikan program-program Baznas dalam rangka menghadapi Idul Kurban.
Terakhir, kami juga terus berusaha untuk mendekatkan antara Idul Kurban Baznas dan jamaah haji yang, alhamdulillah, sekarang ini sudah mulai berangkat ke Tanah Suci. Maka dari itu, di beberapa tempat dan daerah, kami bersama Pak Wapres (KH Ma’ruf Amin) juga ikut serta melepas jamaah haji. Hemat kami, antara ibadah haji, kurban, dan Baznas itu tidak bisa dipisahkan.
Apa saja program utama yang digerakkan Baznas dalam rangka Idul Adha?
Kami mempunyai tiga program utama untuk mempermudah masyarakat berkurban. Pertama, berkurban melalui cara online atau digital yang sekarang ini sudah mulai dibuka. Tentu, untuk yang online ini kami bekerja sama dengan semua platform digital. Hal itu demi mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi sekaligus juga menyerahkan hewan kurbannya via online.
Kedua, kami melalui hubungan langsung dengan perusahaan-perusahaan yang sudah bekerja sama atau bermitra dengan Baznas. Kami hitung, sudah ada sebanyak 501 perusahaan yang bermitra dengan Baznas. Jumlah itu adalah yang kami hubungi langsung.
Kemudian, menyebarluaskan informasi secara individual kepada para calon yang akan berkurban. Kami memberikan informasi kepada mereka tentang kurban yang ada di Baznas. Ada beberapa tingkatan yang kami sediakan. Ada (hewan kurban) yang kualitas biasa, medium, hingga premium. Dari situ, kami terus memberikan kabar mutakhir mengenai ke mana saja nanti daging hewan-hewan kurban itu akan dibagikan.
Bagaimana target Baznas dalam penghimpunan hewan kurban dan realisasinya sejauh ini?
Kami menargetkan, untuk tahun ini kurang lebih sebanyak 8.100 hewan kurban—setara kambing. Artinya, kalau kurbannya itu sapi, maka dihitung seperti tujuh ekor kambing. Ambil contoh, orang yang mau menyerahkan sapi ataupun kerbau sebagai hewan ternak Di database, kami tetap menghitung semuanya itu setara kambing.
Sejauh yang kami dapatkan dari pengalaman tahun-tahun lalu, biasanya memang ada peningkatan. Dahulu, kami cuma menargetkan 3.600 hewan setara kambing. Ternyata, kami dapat sebanyak 5.700 setara kambing. Nah, ini sekarang kita targetkan sebanyak 8.100 ekor. Mudah-mudahan, nanti hasilnya juga bisa melampui target. Insya Allah sampai 10 ribu ekor hewan kurban setara kambing.
Bagaimana Anda melihat tanda-tanda antusiasme berkurban di tengah umat?
Saya lihat, umumnya masyarakat kita sudah semakin banyak yang ingin berkurban. Sebab, kurban itu sebagai ungkapan rasa syukur ke hadirat Allah Ta’ala atas segala yang sudah Dia anugerahkan. Selain itu, kurban juga merupakan sunnah muakkad. Artinya, ibadah sunah yang memang dikuatkan atau sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Orang-orang yang berzakat atau bahkan yang tidak berzakat umumnya juga banyak yang berkurban. Artinya, kurban itu menjadi bagian dari kebiasaan mereka, ketika orang-orang mengungkapkan rasa syukur. Di samping itu, ada juga jaminan bahwa insya Allah hewan-hewan kurban akan membantu pengamal ibadah ini nanti di yaumul akhir. Tentu, dirinya akan selamat di yaumul qiyamah dengan ridha Allah.
Kemudian, dengan berkurban, masyarakat juga menyadari bahwa ibadah itu sekaligus menolong orang lain. Misalnya, sekarang ini masih ada sebagian Muslimin yang anak-anaknya terkena stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak balita –Red).
Mereka juga sadar, dengan adanya daging kurban itu yang sebagiannya diberikan kepada anak-anak, itu turut membantu keluarga yang memiliki anak rawan stunting. Keadaan semangat berderma itulah yang kami lihat membuat banyak orang ingin berkurban.
Bagaimana target penyaluran daging kurban oleh Baznas untuk Idul Adha tahun ini?
Target penyaluran kami terbagi menjadi tiga pola. Pertama, hewan kurban yang telah disembelih langsung dibagikan kepada masyarakat, terutama di daerah-daerah yang menjadi sentra ibadah kurban. Kami menghimpun sebanyak 84 titik sentra.
Kemudian, kami juga sebar sebanyak-banyaknya (daging kurban) ke kabupaten/kota yang di dalamnya terdapat masyarakat yang membutuhkan. Kami sebarkan melalui ormas atau cabang Baznas di daerah-daerah. Bisa juga, kami berikan kepada masyarakat secara langsung.
Tempo lalu, ada cukup banyak pihak yang meminta hewan kurban dalam kondisi hidup. Kepada mereka, kami kirimkan apa yang diminta. Biasanya, kalau kurban hidup kita kirim sehari sebelum hari penyembelihan. Misalnya, malam hari raya Idul Adha. Ada juga yang kami kirimkan pada hari tasyrik. Sebab, yang terpenting adalah jangan sampai melewati hari tasyrik itu.
Kami juga menyalurkan daging kurban dalam bentuk kaleng. Jadi, setelah disembelih, daging hewan kurban itu akan kami kalengkan. Setelah itu, distribusi dilakukan di tengah masyarakat, termasuk yang tinggal di daerah-daerah terpencil atau pesisir yang membutuhkan.
Distribusi daging hewan kurban oleh Baznas pada tahun ini akan menjangkau 34 provinsi. Bahkan, kami juga akan sampai ke beberapa negara. Diharapkan, hal itu bisa menjangkau lebih luas lagi orang-orang yang ingin mendapatkan daging hewan kurban, termasuk yang dalam bentuk daging kalengan.
Apa saja manfaat pengalengan daging kurban itu?
Pertama, dengan pengalengan, daging kurban itu bisa menjadi tahan lama. Kedua, bentuknya menjadi lebih praktis untuk dibawa-bawa ataupun disajikan. Terakhir, tentunya pengalengan itu dapat mempermudah kerja mereka, baik yang mengantarkan maupun yang mendapatkan daging kurban.
Intinya, kalau berupa kaleng, insya Allah, daging bisa kita kirim ke mana saja sesuai dengan kebutuhan. Jadi, sangat praktis untuk bisa didistribusikan ke daerah-daerah yang rawan stunting tadi.
Kini, sejumlah daerah sedang dilanda wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Bagaimana Baznas memastikan hewan kurban yang dipilih telah bebas PMK?
Ya kami sangat hati-hati dalam hal ini. Di beberapa daerah, memang kami sudah dapatkan data tersebut. Oleh karena itu, hewan kurban yang kami sembelih atau yang dagingnya kami berikan kepada masyarakat itu sudah diteliti terlebih dahulu. Semuanya dipastikan bersih dari PMK.
Kedua, kita juga menyampaikan kepada para mudhahi (orang yang berkurban) agar ia memberikan hewan kurban yang bersih dan sehat. Itu juga termasuk salah satu persyaratan dari yang diberikan Baznas.
Artinya, masyarakat juga insya Allah paham sekali bahwa mereka tidak akan membeli hewan yang tampak berpenyakit. Kami juga mengimbau kepada para penjual hewan agar jangan sampai tega menjual hewan yang berpenyakit.
Kami sangat mengimbau kepada para penjual agar tidak memakai metode asal laku. Sebab, menjual secara sembarangan itu sangat berdosa. Dosanya tidak hanya terkait dengan menjual hewan yang berpenyakit, tetapi juga dampak ke depannya. Bagaimana kalau ada orang yang terkena efek PMK? Jadi, kami ingatkan betul kepada masyarakat.
Tentunya, tidak hanya mengingatkan. Baznas juga mempunyai tim sendiri untuk melakukan verifikasi terhadap hewan-hewan yang akan diberikan kepada masyarakat.
Kurban juga berkaitan dengan kalangan peternak. Bagaimana Idul Adha menghadirkan berkah bagi para mustahik-peternak binaan Baznas?
Ini yang terus kami bina dengan sepenuh hati. Selama ini, peternak-peternak yang Baznas bina, alhamdulillah, cukup konsisten. Mereka antusias terutama pada saat-saat momen Idul Adha. Kini, mereka umumnya sudah siap menyambut Idul Kurban.
Namun, dalam hal rasio, ternyata apa-apa yang sudah kami lakukan masih sangat kurang. Jumlah peternak yang sudah kami bina bila dibandingkan dengan perolehan dari para pelaku kurban kurang sekali. Kami menghitung, dari peternak binaan kami sendiri itu baru bisa menyediakan sekitar 4.150 ekor hewan ternak.
Artinya, kalau kami tadi menargetkan sebanyak 8.100 ekor setara kambing, maka berarti masih kurang 3.950 hewan kurban lagi. Kekurangan tersebut akan kami ambilkan dari peternak-peternak sekitar ataupun masyarakat lokal yang memang selama ini sudah bekerja sama dengan Baznas.

Ubah Mustahik Jadi Muzaki
Badan Zakat Nasional (Baznas) RI dibentuk oleh pemerintah dengan tugas pokok dan fungsi, yakni menghimpun serta menyalurkan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) pada level nasional. Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat mengukuhkan peran lembaga ini.
Ketua Baznas Prof KH Noor Achmad mengatakan, salah satu ikhtiar besar yang dilakukan Baznas adalah mengubah kaum Muslimin yang semula berstatus mustahik menjadi muzakki. Ia mengatakan, pihaknya pada tahun ini menargetkan sebanyak 400 ribu mustahik untuk menjadi muzakki.
“Harapan kami, bisa menciptakan sebuah gerakan transformasi, yakni mengubah dari yang semula mustahik menjadi muzakki. Ini cita-cita kami,” ujar Noor Achmad kepada Republika baru-baru ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini masih ada sekitar 30 juta masyarakat miskin di Indonesia. Karena itu, dia berharap Baznas bersama pihak lainnya bisa turut mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.
“Memang, ada tugas-tugas lain yang dilakukan oleh Kementerian Sosial dan kementerian yang lain, misalnya. Namun demikian, Baznas merasa, zakat itu adalah dana yang suci yang insya Allah akan menciptakan keberkahan hidup kolektif bagi masyarakat,” ucap dia.
Noor terpilih sebagai ketua Baznas sejak 30 Desember 2020 lalu. Dalam memimpin lembaga ini, ia terus memperkuat aspek literasi zakat. Di samping itu, ikhtiar juga dilakukan dalam rangka mempertegas peran badan ini yang diberi tugas untuk melakukan pengelolaan zakat secara nasional.
Pria kelahiran Kudus, 10 Februari 1957 itu dibesarkan di lingkungan santri. Masa kecilnya dihabiskan dengan mempelajari ilmu agama, mulai dari sekolah berbasis islam hingga aktif mengaji. Saat menjadi mahasiswa, dia pun masih terus mengaji di beberapa pesantren.
Noor mengawali karirnya sebagai pegawai negeri di instansi pemerintahan. Namun karena kecintaannya pada dunia pendidikan membuatnya berpindah haluan pada 2001, sebagai penggiat pendidikan di Universitas Wahid Hasyim.
Lulusan S-3 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kalijaga Yogyakarta ini kemudian menjadi rektor di Universitas Wahid Hasyim selama hampir empat periode, hingga kemudian terjun ke dunia politik sebagai wakil rakyat di DPRD Jawa Tengah.
Pada 2014, sang profesor melanjutkan kiprahnya sebagai wakil rakyat di DPR RI, dan sempat menjabat Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI yang membidangi bidang Agama dan Sosial. Saat ini, ia sedang fokus menakhodai Baznas untuk mendorong kebangkitan zakat sesuai dengan UU Nomor 23/2011.
Harmonis Berkat Keterbukaan Finansial
Idealnya tiap pasangan suami istri menerapkan transparansi finansial.
SELENGKAPNYAJakarta pada Masa Perang Dunia II
Ketika PD II Belanda banyak menangkap warga Jerman di Indonesia dan ‘dibuang’ ke Pulau Onrust di Kepulauan Seribu.
SELENGKAPNYA