Dokter hewan dari Pusat Veteriner Farma (Putvetma) Surabaya menyuntikkan vaksin wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk sapi di kandang kawasan Tanjungsari, Taman, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (17/6/2022). | ANTARA FOTO/Humas Pemprov Jatim/Um/foc.

Kabar Utama

PMK yang Menginfeksi Ternak Masih Merisaukan

Pemotongan hewan kurban direkomendasikan untuk dilakukan di RPH.

SLEMAN – Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menginfeksi hewan ternak di Tanah Air masih mengkhawatirkan. Ratusan ribu ekor sapi dan kambing tercatat masih belum sembuh dan butuh perawatan. Pemerintah pun diminta segera mengendalikan wabah PMK sebelum Hari Raya Idul Adha yang kurang tiga pekan lagi.

Dari data Kementerian Pertanian, per Jumat (17/6), tercatat sebanyak 181.705 ekor terinfeksi. Sebanyak 54.873 di antaranya dinyatakan sembuh dan 900 ekor telah mati. Sebagian besar hewan yang terinfeksi PMK adalah sapi. Provinsi dengan penyebaran terbanyak tercatat di Jawa Timur. Menyusul kemudian Nusa Tenggara Barat (NTB), Aceh, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

PMK merupakan salah satu penyakit hewan menular yang disebabkan virus. Penyakit ini terdeteksi di Indonesia sejak April 2022. Kementan kemudian menetapkan PMK sebagai wabah pada 7 Mei 2022. Namun, hingga saat ini belum ada bukti bahwa virus ini bisa menular dari hewan ke manusia.

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Teguh Budipitojo mengatakan, upaya pengendalian wabah PMK yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan tindakan karantina, pengawasan, dan pembatasan lalu lintas ternak serta penutupan pasar hewan. Setelah itu dilakukan, kata dia, selanjutnya menghilangkan sumber infeksi dan memusnahkan terbatas atau stamping out.

photo
Peta Sebaran Penyakit Mulut dan Kuku Nasional - (www.siagapmk.id)

Untuk meningkatkan kekebalan hewan ternak, Teguh mengusulkan digencarkan program vaksinasi massal dan melakukan mitigasi daerah yang belum tertular. Caranya bisa berupa surveilans dan pembentukan kewaspadaan dini serta melakukan disease resilience.

“Untuk melihat peta penyebaran penyakit sebagai dasar penentuan pengendalian, di samping komunikasi, pemberian informasi, dan edukasi pada masyarakat peternak," kata Teguh, Jumat (17/6).

Pakar virologi molekuler Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Aris Haryanto menjelaskan, virus penyebab PMK dapat bertahan di luar tubuh hewan penderita selama dua pekan. Virus juga tahan berbulan-bulan dalam semen, epitel, kelenjar limfa, makanan produk asal hewan serta olahannya.

Selain itu, hewan penderita bertindak sebagai carrier yang dapat bertahan 8-24 bulan. Penularan dapat terjadi lewat kontak langsung hewan penderita ke hewan lain yang rentan.

Dekan Sekolah Kesehatan Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Deni Noviana, memberikan rekomendasi menyembelih hewan kurban, di tengah wabah PMK yang menyerang hewan ternak berkuku ganda. Selain membeli hewan yang sehat, tempat pemotongan hewan dan kapan petugas turun menjadi kunci dalam penyembelihan.

Pertama, kata dia, sebisa mungkin masyarakat membeli hewan yang sehat. Hewan yang sehat dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang bisa diminta dari para peternak. “Terkait kesehatan hewan, di fatwa MUI, hewan dengan gejala klinis ringan dan dipastikan petugas, masih boleh disembelih. Dagingnya boleh dikonsumsi, jeroan sebaiknya tidak,” kata Deni.

Deni mengatakan, melalui Satgas Pengendalian PMK yang diterjunkan belum lama ini, pihaknya membekali petugas peternakan dan penyembelih dengan pengetahuan PMK. Tahun lalu para petugas sama sekali tidak diberi pengetahun lantaran PMK belum kembali masuk ke Indonesia setelah menghilang 30 tahun.

“Kedua, petugas akan terjun sebelum hari H agar bisa memeriksa apakah hewan yang akan disembelih memiliki gejala klinis ringan atau berat,” jelasnya.

Ketiga, lanjut Deni, penyembelihan ideal sebaiknya dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Hewan kurban dibawa dan disembelih di RPH yang akan melakukan pemeriksaan sebelum dan sesudah penyembelihan. “Akan lebih terpantau. Jadi hewan yang disembelih ditangani dengan baik, dagingnya tentu menjadi juga baik,” tuturnya.

Segera suntikkan

Presiden Joko Widodo meminta vaksin pencegahan PMK segera disuntikkan kepada hewan ternak berkuku dua agar tak terinfeksi. Saat ini, kata dia, sebanyak 800 ribu vaksin sudah tiba di Indonesia. “Ini yang juga cepet harus segera, kayak Covid-19 lagi, suntikkan cepet, cepet, cepet, supaya bisa lindungi sapi-sapi yang lain,” kata Jokowi.

Presiden mengatakan, penularan PMK pada hewan ini juga terjadi sangat cepat, layaknya Covid-19. Padahal, pemerintah telah melakukan isolasi di daerah-daerah dengan risiko penularan tinggi agar penyakit PMK tak semakin menular. “Tapi nyatanya cepat, dan sekarang sudah 18 provinsi, 190 kabupaten/kota,” ujar dia.

photo
Dokter hewan dari Pusat Veteriner Farma (Putvetma) Surabaya mempersiapkan vaksin wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk sapi di kandang kawasan Taman, Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (14/6/2022). Kementan melalui Pusvetma di Surabaya melakukan vaksinasi perdana secara nasional bagi hewan ternak sebagai upaya mengendalikan penularan penyakit mulut dan kuku hewan (PMK). - (ANTARA FOTO/Umarul Faruq/rwa.)

Kementan akan memprioritaskan 800 ribu dari tiga juta dosis vaksin pencegahan PMK bagi hewan di zona merah dan kuning. Menurut Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri, hal ini dikarenakan jumlah vaksin yang ada terbatas dan akan tiba secara bertahap di Indonesia. Vaksinasi pada tahun ini akan dilakukan sebanyak dua kali penyuntikan bagi hewan yang sehat dan berisiko tertular PMK di zona merah dan kuning.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menerima secara langsung kedatangan vaksin tahap kedua di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang Banten, Jumat (17/6) dini hari. Vaksin sebanyak 800 ribu dosis ini akan langsung didistribusikan melalui pemerintah daerah dan posko darurat PMK yang diprioritaskan kepada daerah zona merah dan kuning.

"Saya menyampaikan terima kasih kepada Bea Cukai atas kerja samanya, Kapolres, dan jajaran Karantina yang sudah bekerja. Hari ini kita makin percaya diri bahwa berbagai upaya maksimal dari Kementan bersama gubernur dan para bupati serta jajaran pemerintah daerah yang dalam mengendalikan PMK dapat berjalan maksimal," ujar Syahrul, Jumat, (17/6).

photo
Pedagang melayani pembeli daging sapi di Pasar Prawirotaman, Yogyakarta, Rabu (15/6/2022). Pedagang mengeluhkan turunnya pembeli daging sapi imbas adanya wabah penyakit PMK pada hewan ternak. Sehingga pedagang mengurangi stok daging sapi untuk berjualan. Sementara itu, untuk harga daging sapi masih stabil di Rp 130 ribu per kilogramnya. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Mentan berharap, kedatangan vaksin bisa disambut dengan sigap melalui kerja sama yang baik antara kabupaten, crisis center, dan pihak lainnya, sehingga mereka mampu mempersiapkan penyuntikan sekaligus melakukan pengobatan secara maksimal. "Saya berharap gugus tugas yang ada di kabupaten, crisis center yang ada di kabupaten atau provinsi, dan secara nasional sudah mempersiapkan diri untuk melakukan penyuntikan vaksin," katanya.

Sejauh ini, kata Mentan, penyebaran PMK paling tinggi masih berada di area lalu lintas hewan melalui darat maupun tol laut. Kedua titik ini menjadi laju vital karena selalu saja ada peternak yang nekat menerobos. Dari sana virus PMK menyebar secara cepat, terutama dari kandang ke kandang. Lalu lintas hewan menjadi salah satu sumber terjadinya pembawa wabah.

"Oleh karena itu kita berharap di perjalanan lalu lintas hewan melalui laut, darat, dan udara melalui pengecekan karantina. Yang didarat juga begitu, tentu saja karena banyak jalan-jalan tikus yang menjadi tantangan tersendiri," jelas Syahrul.

Menurut Mentan, penyebaran wabah PMK sangatlah cepat, bahkan bisa menembus jarak radius 30 kilometer. Karena itu, semua petugas yang ada di lapangan betul-betul bisa mengendalikan keberadaan manusia dan juga keluar masuknya hewan ternak. Wabah ini diklaim percepatannya luar biasa, sehingga upaya extraordinary dilakukan.

Mentan menambahkan, pemerintah juga terus melakukan percepatan untuk produksi vaksin dalam negeri yang saat ini masih dalam proses pembuatan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya. Rencananya vaksin ini dijadwalkan rampung di awal Agustus mendatang.

"Yang pasti yang ada ini akan kita maksimalkan, yang kita pesan 3 juta sebagai vaksin darurat. Pada proses selanjutnya kita menggunakan kebijakan pemerintah yang ada dan bisa kita pesan lebih banyak, sehingga kita yakin PMK sudah dalam kendali," ujarnya.

Tunggu vaksin

Sejumlah pemerintah daerah di Jawa Barat masih belum mendapat kepastian terkait pelaksanaan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk hewan ternak. Padahal, wabah PMK telah menyebar di beberapa daerah di Jabar.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Heri Kusdiana mengatakan, hingga saat ini belum ada kejelasan terkait pelaksanaan vaksinasi PMK. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya juga belum menerima undangan dari Pemprov Jabar untuk rapat teknis vaksinasi PMK.

"Kita belum diundang provinsi untuk rapat teknis vaksin," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Jumat (17/6/2022).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by khofifah indar parawansa (khofifah.ip)

Angka kasus PMK di Kabupaten Tasikmalaya masih terus mengalami penambahan. Berdasarkan data hingga 17 Juni 2022, terdapat 237 ekor hewan ternak yang sakit. Sebanyak 31 ekor dinyatakan positif PMK dan 206 ekor berstatus suspek.

Dari total hewan ternak yang sakit itu, seluruhnya merupakan hewan ternak besar, seperti sapi dan kerbau. Petugas kesehatan hewan disebut masih terus melakukan upaya pengobatan terhadap hewan ternak yang sakit. Sebanyak 95 ekor telah dinyatakan sembuh, sementara 21 ekor dipotong paksa, dan sisanya masih dalam masa pengobatan.

Heri mengatakan, pihaknya sangat menunggu kepastian pelaksanaan vaksinasi untuk mencegah penyebaran PMK meluas. Rencananya, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya akan mengusulkan 64 ribu dosis vaksin, sesuai jumlah populasi ternak besar yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.

Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya juga belum mendapat kepastian waktu vaksin PMK akan didistribusikan ke daerah mereka. Subkoordinator Kesehatan Hewan di dinas tersebut, Siti Maemunah mengatakan, pendistribusian vaksin PMK ke Kota Tasikmalaya masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat. "Kalau ada vaksinnya dari pusat, ya pasti vaksinasi," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ditjen PKH Kementan RI (ditjen_pkh)

Di Kabupaten Garut, kepastian pelaksanaan vaksinasi PMK kepada hewan ternak juga masih belum jelas. Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Sofyan Yani mengatakan, pihaknya masih menunggu distribusi vaksin dari pusat. Pemerintah Kabupaten Garut juga telah mengusulkan vaksin untuk 13.330 ekor sapi perah yang menjadi prioritas vaksinasi di Kabupaten Garut. "Kami sangat menunggu," kata Sofyan kepada Republika.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian dan Penanggulangan PMK Kabupaten Garut per 16 Juni 2022, tim teknis kesehatan hewan telah melakukan pelayanan kesehatan berupa pengobatan kepada ternak bergejala PMK dan suportif kepada ternak tak bergejala dengan total populasi 4.602 ekor ternak. Dari total populasi itu, terdapat 2.931 ekor ternak bergejala PMK, yang terdiri dari 68 ekor domba, empat ekor kambing, 13 ekor kerbau, 1.454 ekor sapi potong, dan 1.392 ekor sapi perah.

Jumlah ternak yang telah menunjukkan sembuh atau perbaikan kondisi pascapengobatan sebanyak 1.429 ekor ternak. Sementara ternak bergejala PMK yang mati berjumlah 51 ekor. Sebanyak 77 ekor ternak bergejala PMK dipotong bersyarat.

Satgas PMK Kabupaten Garut juga terus melakukan upaya surveilans laporan kasus PMK, karantina wilayah kasus, biosekuriti, dan mengedukasi para peternak agar tetap waspada. Sementara ternak yang bergejala PMK diobati dengan injeksi antibiotik, antipiretik, terapi suportif dengan injeksi vitamin, serta pemberian spray Iodine dan antilarva di daerah mulut dan kuku yang luka. Penyemprotan disinfektan juga dilakukan di area kandang yang terdampak PMK.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Pertanian RI (@kementerianpertanian)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Amal Tersembunyi

Bagaimana dengan kita? Adakah amalan tersembunyi yang cukup hanya diri dan Allah yang tahu?

SELENGKAPNYA

Jabal Magnet, Fenomena Alam yang Bikin Penasaraan

Wadi al-Jinn berjarak sekitar 30 kilometer sebelah barat laut dari pusat Kota Madinah.

SELENGKAPNYA

Jamaah Diimbau tak Bawa Atribut ke Tanah Suci

Atribut yang dimaksud seperti poster, spanduk, maupun bendera.

SELENGKAPNYA