Bruno Martins Indi (kanan) saat Piala Euro 2016 pada 9 September 2014 | AP

Sepak Bola

Elegi Bruno Martins Indi, Sepak Bola, dan Nilai Islam

Kekalahan dari Islandia menjadi momen sulit bagi Bruno Martins Indi.

OLEH ANGGORO PRAMUDYA

Kekalahan dari Islandia menjadi momen sulit bagi Bruno Martins Indi. Kekalahan itu juga yang membuat namanya terlempar dari skuad timnas Belanda dalam kurun waktu lama.

Namun, kini Martins Indi mengakhiri penantian lima tahunnya setelah skuad De Oranje membungkus namanya untuk ikut dalam ajang UEFA Nations League.

Insiden di Stadion Amsterdam Arena, 3 September 2015, itu tentu tak akan pernah dilupakan oleh Martins Indi usai terlibat ketegangan dengan pemain Islandia, Kolbeinn Sighthorsson. Sejak saat itu namanya menghilang dari panggilan tim utama Belanda.

Aksi Martins Indi pada gelaran kualifikasi Euro 2016 membuat Belanda akhirnya gagal 'mejeng'. Perbuatannya pun dikecam oleh banyak pemain De Oranje, termasuk pelatih Danny Blind.

photo
Karim Benzema (kanan) berebut bola dengan Bruno Martins Indi saat pertandingan persahabatan Prancis kontra Belanda di Stadion Stade de France, Prancis, 5 Maret 2014. (AP Photo/Christophe Ena) - (AP)

"Sulit untuk seorang pemain muda pada saat itu untuk bangkit kembali. Saya tidak senang dengan komentar banyak orang, tetapi mereka berhak memberikan pendapat," kata Martins Indi kepada the Guardian beberapa waktu lalu.

Namun, berbanding terbalik, komentar Blind saat itu mendapat tanggapan kontra dari tokoh sepak bola semacam Louis van Gaal, Ronald Koeman, serta Mark Hughes yang menyebut setiap pemain telah mengambil tugas dan tanggung jawab yang berat di atas lapangan.

"Saya memiliki kemewahan pelatihan di bawah Koeman dan Van Gaal. Mereka memberi saya banyak tanggung jawab pada usia muda, memimpin, dan membangun lini belakang," ujar Martins Indi menambahkan.

Sedemikain kepincutnya Van Gaal dengan Martins Indi menghadirkan rencana transfer sang pemain dari FC Porto ke Manchester United pada era kepemimpinan sang tangan besi di Stadion Old Trafford. Meski akhirnya, Martins Indi justru merapat ke Stoke City.

photo
Bruno Martins Indi saat memperkuat Stoke City dalam pertandingan melawan Aston Villa, di Stadion Villa Park, di Birmingham, Inggris, 1 Oktober 2020. (AP Photo/Rui Vieira, Pool) - (AP/Rui Vieira/AP Pool)

Singkat cerita, penantian Martins Indi untuk kembali ke pelukan De Oranje berakhir. Lima tahun diasingkan dari timnas Belanda, ia kembali merasakan sensasi bermain untuk negaranya. Lagi-lagi, Van Gaal-lah yang membuat karier sang pemain terselamatkan.

Van Gaal yang kini menjabat lagi sebagai pelatih utama timnas Belanda punya alasan masuk akal untuk membawa pulang Martins Indi. Pasalnya, bek berusia 30 tahun itu tampil garang bersama AZ Alkmaar dalam kompetisi Eredivisie Belanda musim lalu.

Martins Indi pun tampil dengan perasaan bahagia, meski hanya bermain sebagai pemain pengganti Matthijs de Ligt pada menit ke-84. Ia sukses mengantarkan Belanda menang tipis 2-1 atas Wales pada lanjutan Grup A4 UEFA Nations League.

Hasil ini membuat timnas Belanda sementara berada di peringkat pertama Grup A4 dengan perolehan enam angka, hasil dari dua kemenangan atas Belgia dan juga Wales.

 
Saya akui nilai-nilai dalam Islam, ketika mengamalkannya, memberikan ketenangan tersendiri dalam hidup. Tak perlu menunjukkan kepada orang, saya hanya cukup melakukannya dalam kehidupan sehari-hari
 
 

Bersamaan dengan meningkatnya performa, Martins Indi menjelaskan bahwa itu semua tak lepas dari nilai-nilai keyakinan yang ia miliki selama ini sebagai seorang Muslim.

"Saya akui nilai-nilai dalam Islam, ketika mengamalkannya, memberikan ketenangan tersendiri dalam hidup. Tak perlu menunjukkan kepada orang, saya hanya cukup melakukannya dalam kehidupan sehari-hari," kata Martins Indi.

Selain tetap menjaga nilai-nilai luhur moralitas, agama Islam bagi Martins Indi tentu merupakan sumber kekuatan dalam menjalani rutinitas untuk bisa lebih baik.

Berkat segala pembelajaran dan keyakinannya dalam menjalankan ajaran Islam, sampai sekarang Martins Indi tetap menjadi pribadi yang positif dan selalu menganggap bahwa di balik hal-hal buruk yang ia alami, ada hal baik yang bisa diambil faedahnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pertanda Kebangkitan Italia

Kemenangan Italia atas Hungaria menjadi momentum penting untuk bangkit.

SELENGKAPNYA

Rivalitas Abadi Ronaldo dan Messi

Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi menyajikan bukti bahwa usia tak membatasi untuk tetap bersaing.

SELENGKAPNYA

Kemuliaan Mengendalikan Amarah

Ini bukti bahwa amarah karena Allah SWT dibolehkan, asal jangan sampai berlebihan.

SELENGKAPNYA