Pasukan TPNPB-OPM menunjukkan peluru-peluru, telepon genggam, dan pakaian tempur yang mereka klaim direbut dari sejumlah posko TNI-Polri di Kabupaten Nduga, pertengahan Mei 2020. | Istimewa/TPNPB-OPM

Tajuk

Memutus Jaringan Penyuplai Amunisi

Publik berharap TNI-Polri semakin serius mengungkap jaringan penyuplai amunisi kepada KST di Papua.

Miris. Seorang anggota TNI aktif  berinisial AKG  menjual 10 butir amunisi kaliber 5,56 mm kepada anggota kelompok separatis teroris (KST) Papua Merdeka. Oknum prajurit berpangkat Praka yang menjadi penyuplai amunisi kepada kelompok kriminal bersenjata itu dibekuk oleh aparat gabungan TNI/Polri, Selasa (8/6). AKG mengkhianati kesatuan dan NKRI demi uang Rp 2 juta.

Keterlibatan oknum aparat  keamanan dalam jaringan penyuplai amunisi kepada KST di Papua, ternyata bukanlah yang pertama. Oktober 2021, Satgas Nemangkawi, operasi gabungan Polri dan TNI pernah menangkap JPO dan AS, anggota kepolisian di Sektor Nabire dan Yapen yang menjual amunisi kepada KST Papua Merdeka.

Tak hanya itu, Satgas Nemangkawi juga pernah menangkap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Yahukimo berinisial ES yang menjual senjata api kepada kelompok yang sama pada September 2021.

Operasi Nemangkawi juga berhasil menangkap Ananias Yalak alias Senat Soll, personel TNI disersi, yang menjual sebanyak 115 butir amunisi kepada Ruben Wakla, pentolan KST di Yahukimo. Keterlibatan oknum aparat dalam jaringan penyuplai amunisi kepada KST Papua  sungguh sangat memprihatinkan.  Dan boleh jadi, kasus  yang terungkap itu hanyalah fenomena gunung es.

 
Publik tentu berharap TNI-Polri semakin serius dan gencar mengungkap, membongkar dan memutus jaringan penyuplai amunisi kepada KST di Papua.
 
 

Publik tentu berharap TNI-Polri semakin serius dan gencar mengungkap, membongkar dan memutus jaringan penyuplai amunisi kepada KST di Papua. Terlebih, aksi-aksi penyerangan yang dilakukan anggota KST telah meresahkan warga Papua. Korbannya, tak hanya warga sipil, namun juga aparat TNI dan Polri yang bertugas menjaga keamanan di provinsi paling Timur itu.

Berdasarkan catatan Fraksi PKS DPR RI, sepanjang 2019  hingga Maret 2022, sebanyak 41 personel TNI-Polri gugur dalam kontak tembak dengan kelompok teroris Papua. Pada 2019, terjadi 23 kasus penembakan dan 10 anggota TNI/Polri gugur. Pada 2020, terjadi 49 kasus penembakan, 11 anggota TNI-Polri gugur. Pada 2021, aksi terror bersenjata yang dilakukan kelompok teroris bertambah menjadi  92 kasus, sebanyak 15 anggota TNI-Polri gugur.

Aksi penembakan yang dilakukan kelompok separatis teroris itu terus berlanjut hingga saat ini. Jumlah korban, baik sipil maupun TNI-Polri  terus berguguran. Karenanya, aksi teror yang terus terjadi itu tak bisa didiamkan. Pemerintah bersama TNI-Polri tentu harus bertindak tegas untuk mengakhiri kejahatan yang dilakukan gerombolan separatis teroris di Papua.

 
Langkah paling penting yang perlu dilakukan adalah memutus mata rantai suplai senjata kepada  kelompok separatis tersebut. 
 
 

Langkah paling penting yang perlu dilakukan adalah memutus mata rantai suplai senjata kepada  kelompok separatis tersebut. TNI-Polri tentu harus mengungkap dan menangkap pihak-pihak yang terlibat  sebagai penyuplai senjata kepada gerombolan tersebut.   KST Papua kerap memperlihatkan foto-foto persenjataan modern yang mereka miliki. Hanya dengan memutus rantai suplai amunisi dan senjata, aksi kriminal bersenjata  yang mereka lakukan bisa ditekan.

Perlu ada efek jera agar tak ada lagi oknum aparat yang berani mengkhianati kesatuan dan NKRI dengan menjual amunisi kepada pihak musuh. Maka, oknum aparat yang terbukti menjual amunisi bahkan senjata kepada kelompok tersebut harus dihukum seberat-beratnya. Tindakan kejahatan oknum aparat yang mengkhianati NKRI patut dijerat dengan hukuman mati.

Selain itu, TNI-Polri juga harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap gudang-gudang amunisi dan senjata. Jangan sampai ada amunisi dan senjata yang dicuri atau diselundupkan dan kemudian dijual kepada kelompok separatis teroris itu.

TNI-Polri juga perlu meningkatkan penjagaan di perbatasan-perbatasan wilayah untuk mencegah masuknya suplai senjata dan amunisi ke KST Papua Merdeka. Tentu ini bukan tugas yang mudah, namun dengan memutus suplai amunisi dan senjata, aksi penambakan yang dilakukan kelompok separatis di Papua bisa ditekan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Rivalitas Abadi Ronaldo dan Messi

Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi menyajikan bukti bahwa usia tak membatasi untuk tetap bersaing.

SELENGKAPNYA

Kemuliaan Mengendalikan Amarah

Ini bukti bahwa amarah karena Allah SWT dibolehkan, asal jangan sampai berlebihan.

SELENGKAPNYA

Adab Sebagai Manajemen Rumah Sakit

Adab-adab yang harus ditunaikan oleh para pengelola di rumah sakit.

SELENGKAPNYA