Seorang tukang becak di Dusun Jatiraga, Desa/Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Eme, akan berangkat haji tahun ini bersama istrinya. Mereka menabung selama puluhan tahun untuk daftar haji di tengah penghasilan yang pas-pasan. | Istimewa

Jurnal Haji

Dari Mengayuh Becak, Eme Wujudkan Mimpi Naik Haji

Di kehidupan nyata, bukan hanya tukang bubur yang bisa naik haji, tapi juga tukang becak.

OLEH LILIS SRI HANDAYANI

Tukang bubur naik haji, kalimat tersebut dikenal masyarakat sebagai judul sinetron di salah satu stasiun televisi swasta Tanah Air. Namun di kehidupan nyata, bukan hanya tukang bubur yang bisa naik haji, tapi juga tukang becak.

Dialah Eme (65 tahun) dan istrinya, Icih (62 tahun). Dengan sabar dan istikamah, warga Dusun Jatiraga, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, ini menabung sejak tahun 2000. Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Setelah lebih dari 20 tahun mengumpulkan receh demi receh, atas izin Allah SWT,  Eme dan Icih akhirnya mampu mewujudkan mimpinya ke Tanah Suci. 

Bukan hal mudah bagi keduanya untuk menunaikan rukun Islam kelima ini. Namun hidup yang pas-pasan, tidak membuat Eme  yang mengubur niat mulianya. Setiap hari, Eme menarik becak di sekitar Pasar Kadipaten. Hasil dari kayuhan becak Eme di tengah panas dan hujan tidak menentu. 

Tergantung banyak sedikitnya penumpang yang menaiki becaknya. Pernah pula dia tidak mendapat uang sepeser pun karena tak dapat penumpang.

photo
Seorang tukang becak di Dusun Jatiraga, Desa/Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Eme, akan berangkat haji tahun ini bersama istrinya. Mereka menabung selama puluhan tahun untuk daftar haji di tengah penghasilan yang pas-pasan. - (Istimewa)

Icih bekerja sebagai buruh tani. Jika ada pemilik sawah membutuhkan tenaganya, dia akan diberi upah Rp 60 ribu per hari. Namun apabila tak ada panggilan, dia tidak memperoleh penghasilan sama sekali.

Meski demikian, pasutri itu tetap bertekad menunaikan ibadah haji. Mereka menabung Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu setiap harinya.

Dengan kesabaran dan niat kuat, Eme dan istrinya bisa menyetorkan uang Rp 50 juta untuk mendaftar haji pada 2012 silam. Setelah itu, mereka kembali menabung untuk melunasi biaya haji.

"Alhamdulillah bisa berangkat tahun ini," kata Eme, Kamis (9/6). 

Tak hanya dari minimnya penghasilan, ujian kesabaran Eme dan Icih datang dari arah lain yaitu pandemi Covid-19. Semestinya, mereka berangkat pada 2020. Namun karena saat itu tak ada pemberangkatan haji, mereka harus kembali bersabar. 

 
Dengan kesabaran dan niat kuat, Eme dan istrinya bisa menyetorkan uang Rp 50 juta untuk mendaftar haji pada 2012 silam.
 
 

Kini, kesabaran itu berbuah manis. Eme dan Icih masuk dalam daftar calon haji yang berangkat tahun ini. Mereka masuk kloter 11 dan dijadwalkan akan berangkat pada Sabtu, 11 Juni 2022.

Meski telah dipastikan berangkat tahun ini, Eme mengaku bingung karena tak memiliki biaya untuk memenuhi kebutuhan selama di Tanah Suci. Pasalnya, uang tabungannya telah habis untuk melunasi biaya pendaftaran haji.

Namun, Eme dan istrinya tidak menghiraukan kekurangan biaya itu. Mereka sudah sangat bersyukur bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. 

Kepala Seksi Haji dan Umroh Kemenag Kabupaten Majalengka, Heru Hoerudin, membenarkan adanya jamaah calon haji (calhaj) atas nama Eme dan Icih yang berangkat haji pada tahun ini. 

"Luar biasa, meski penghasilannya tak seberapa, mereka bisa melaksanakan rukun Islam yang kelima," kata Heru. 

Pada tahun ini, calhaj asal Kabupaten Majalengka berjumlah 533 orang. Mereka terbagi menjadi dua kelompok penerbangan (kloter) yakni kloter 11 yang terdiri atas 404 orang dan kloter 39 yang terdiri atas 129 orang. Kloter 11 masuk gelombang I dan akan berangkat pada 11 Juni 2022. Sementara kloter 39 masuk gelombang II dan akan berangkat pada 29 Juni 2022. n ed: qommarria rostanti

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

BUM-Pes Topang Kemandirian Pesantren

BUM-Pes diyakini bisa berdampak besar terhadap kesejahteraan bangsa.

SELENGKAPNYA

Awal Persentuhan Islam dan Amerika

Kalangan peneliti AS memperkirakan sekitar 4.000 budak yang Muslim menyeberang ke AS.

SELENGKAPNYA