Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kiri) bersalam dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu (kanan) saat silaturahmi kebangsaan di Kantor DPP PKB di Jakarta, Rabu (28/4/2021). | ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Nasional

PKS Dorong Poros Ketiga

Tiga poros koalisi mencegah polarisasi akibat Pilpres 2024.

JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendorong adanya pembentukan poros ketiga untuk Pemilu 2024. Dengan adanya tiga poros koalisi, polarisasi di masyarakat akibat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dapat dicegah semaksimal mungkin. 

Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsyi tak menampik bahwa partainya berada di papan tengah dalam kontestasi politik nasional. Saat ini, sudah terbentuk Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Sementara itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah memiliki golden ticket untuk mengusung calon presiden. "Sebenarnya yang ingin memunculkan poros ketiga ini siapa yang harus memulai? Kami harus berkorban, tidak usah dipikirkan dengan dia, dengan dia," ujar Aboe, di Jakarta, Rabu (8/6).

photo
Ketua Majelis Syuro PKS Salim Assegaf Al Jufri bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (dari kiri ke kanan) saat menghadiri Milad ke-20 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (29/5/2022). - (Republika/Putra M. Akbar)

Mengenai peluang koalisi dengan PKB, ia mengatakan, PKS telah membuat hubungan emosional yang baik dengan partai yang dipimpin oleh Abdul Muhaimin Iskandar itu. "Buat PKS itu semua daftar tetap, termasuk Cak Imin tetap kita bikin hubungan konteks baik semuanya. Kita bikin hubungan emosional yang baik, perkembangan demi perkembangan," ujar Aboe.

Kendati demikian, Aboe mengatakan, PKS masih sangat terbuka dengan ajakan partai lain untuk berkoalisi, termasuk dengan Koalisi Indonesia Bersatu, membentuk poros baru dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), atau bereuni dengan Partai Gerindra. “PKS punya waktu evaluasi Juni dan Desember. Kita lihat saja nanti," ujar anggota Komisi III DPR itu.

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, PKB juga masih membuka peluang koalisi dengan siapa saja, termasuk PKS. "Kalau terjadi koalisi PKB dan PKS, ini sesuatu yang baru maka akan menjadi magnet bagi partai lain untuk ikut. Minimal partai-partai di luar partai-partai gajah. Ini bisa menjadi 'koalisi semut merah', kecil tapi berasa," kata dia.

Sementara itu, Partai Nasdem fokus menjaring nama bakal calon presiden untuk dipilih oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Tiga sampai empat nama bakal disodorkan saat rapat kerja nasional (rakernas) pada 15-17 Juni 2022. 

Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate menjelaskan, nama bakal capres ini harus memenuhi sejumlah kriteria. Di antaranya dapat meneruskan program pembangunan Presiden Joko Widodo. "Kriteria dasar itu adalah kepentingan bangsa, sikap kenegarawanan, dan memastikan kontinuitas pembangunan nasional agar efisiensi pembangunan, pembiayaan nasional bisa terjaga dengan baik," ujar dia.

Sebelum Rakernas, Nasdem akan melakukan survei internal untuk menjaring sosok-sosok potensial bakal capres. Hasil penjaringan, tiga sampai empat nama akan disampaikan kepada DPW dan DPD Partai Nasdem.

Namun, ia belum dapat memastikan apakah ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam penjaringan itu. "Belum ada namanya, jangan mendahului,” kata dia.

Tren koalisi

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes memprediksi tren perilaku koalisi partai di Pemilu 2024 mengalami perubahan. Perubahan pertama, partai politik akan terdorong untuk membuat koalisi lebih dini. "Saat ini, cukup banyak kandidat yang berpotensi atau kandidat potensial,” kata dia. 

Ia menilai, pembentukan koalisi dini yang dilakukan KIB sebagai langkah strategis. KIB sudah memenuhi persyaratan minimal pencalonan presiden 20 persen, calon yang akan diusung akan memperoleh kepastian, dan tersedia banyak ruang bagi partai-partai di internal koalisi untuk mendiskusikan kebijakan strategis.

Arya juga memprediksi elite partai akan menjadi faktor penting dalam mempengaruhi peta koalisi ke depan. Hal ini berbeda dengan pilpres sebelumnya saat faktor kandidat menjadi penting. Arya juga memprediksi soliditas koalisi akan sangat terpengaruh oleh hasil pemilu legislatif. Sebab, hasil pemilu legislatif akan ikut mempengaruhi peta pencalonan yang akan datang.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Jokowi Lantik Megawati di Tengah Isu Kerenggangan

Presiden Jokowi melantik jajaran Megawati Sukarnoputri sebagai ketua Dewan Pengarah BPIP.

SELENGKAPNYA

Nasdem: Capres Dulu, Baru Berkoalisi

Salah satu agenda Rakernas Nasdem adalah menyaring tiga bakal capres. 

SELENGKAPNYA

Kampanye Pemilu Mulai 28 November 2023

DPR dan KPU sudah menyepakati masa kampanye 75 hari .

SELENGKAPNYA