
Kabar Tanah Suci
Alhamdulillah, Labbaik Ya Allah
Para petugas selalu diingatkan untuk dapat memposisikan diri sebagai petugas haji, bukan jamaah.
ALI YUSUF dari Madinah, Arab Saudi
Labbaik Allahumma Labbaik... Talbiyah ini terus saya amalkan untuk menjawab panggilan Allah SWT melalui azan dan saat imam meluruskan shaf shalat. Amalan ini saya dapat dari buku “Magnet Umrah” yang ditulis Ustaz Mind Muhammad Lc dan saya mendapat langsung buku itu dari sang penulis saat dia mengisi acara motivasi pada Oktober 2020.
Memang tidak secara langsung Ustaz Mind Muhammad Lc memerintahkan saya untuk mengamalkan "Labbaik Allahumma Labbaik" untuk menjawab panggilan Allah SWT melalui azan dan saat imam meluruskan shaf shalat. Namun melalui tulisannya itu saya mendapat hikmah (ilmu) untuk amal dan mudah-mudahan diberikan kekuatan untuk amal dan sampaikan.
Dalam buku itu, Ustaz Mind Muhammad mengatakan bahwa Allah SWT hanya memanggil hambanya tiga kali saja dalam hidup. Pertama, panggilan ibadah shalat lima waktu. Kedua, ibadah haji dan umrah. Dan ketiga, kematian. Di antara tiga panggilan itu, panggilan ibadah haji dan umrah adalah yang paling dirindukan semua umat Islam.
“Di antara panggilan itu, panggilan kedualah yakni haji dan umrah yang paling istimewa dan ditunggu setiap umat Islam,” tulis Ustaz Min Muhammad.
Setelah membaca tulisannya dua tahun ke belakang, saya selalu bertalbiyah untuk menjawab adzan dan saat memulai shalat.
Setelah membaca tulisannya dua tahun ke belakang, saya selalu bertalbiyah untuk menjawab adzan dan saat memulai shalat. Memang sesuai adab jika dipanggil kita harus menjawab, apalagi yang memanggil saya adalah Allah SWT Tuhan alam semesta, yang menentukan hidup dan mati, yang mengatur rezeki dan yang menentukan saya berada di Tanah Suci untuk melayani jamaah haji tahun ini.
Atas dasar itulah, saya ketika mendengar muadzin melafalkan “Allahu Akbar-Allahu Akbar...” Saya menjawab, “Allahu Akbar, Labbaik Allahumma Labbaik". Kalimat talbiyah ini saya baca sampai muadzin membaca “Laa ilaaha illallaah”.
Dan ketika imam membaca lafaz hadis yang artinya, “Luruskan shaf-shaf shalat kalian...” Saya juga membaca "Labbaik Allahumma Labbaik" setelah membaca ta'awudz, istighfar, surah annas, dan dua ayat terakhir surah at-Taubah ayat 128-129 seperti yang diajarkan guru saya KH Astar Haji Jayadi di majelis ilmunya. “Semoga beliau Allah SWT rahmati dan menyayanginya.”
Afwan, dengan segala kerendahan hati, cerita ini bukan bangga dengan amalan atau riya, dan maksud menggurui, tetapi berbagi kisah bagaimana usaha saya untuk bisa mencapai ke Tanah Suci. Mudah-mudah apa yang saya sampaikan ini dicatat sebagai amal kebaikan untuk saling mengingatkan antara sesama Muslim seperti yang diperintahkan Allah SWT dalam surah adz-Dzariyat ayat 55 yang artinya, “Dan tetaplah saling mengingatkan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”
Apalagi menjawab panggilan adzan sangat besar pahalanya. Diriwayatkan Umar bin Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menjawab adzan dari dalam hatinya maka akan masuk surga.” (HR Muslim 385 Abu Daud).
Mudah-mudah apa yang saya sampaikan ini dicatat sebagai amal kebaikan untuk saling mengingatkan antara sesama Muslim.
Alhamdulillah wa syukurillah ala’ ni’matillah, talbiyah saya Allah SWT jawab. Tahun ini saya dipanggil ke Tanah Suci. Namun, bukan sebagai jamaah haji, tetapi sebagai pelayan tamu-tamu-Nya dan bergabung dengan tim Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tahun 1443 H/2022 M bidang kesehatan.
Tim kesehatan ini selalu diperingatkan saat pelatihan untuk mendahulukan pelayanan, pembinaan, dan perlindungan kepada jamaah haji, bukan memperbanyak ibadah ketika sampai di Tanah Suci, baik Madinah maupun Makkah. Para petugas selalu diingatkan untuk dapat memposisikan diri sebagai petugas haji, bukan jamaah.
“Teman-teman di sini bukan sebagai jamaah, tetapi sebagai petugas. Bekerjalah semaksimal mungkin melayani jamaah pasti Allah SWT akan permudah untuk ibadah di Tanah Suci,” begitu kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana memperingati kita saat membuka pembekalan petugas PPIH Arab Saudi 2022 di Lakespra dr Saryanto awal Mei lalu.
Para petugas selalu diingatkan untuk dapat memposisikan diri sebagai petugas haji, bukan jamaah.
Selain itu, Budi juga mengingatkan para petugas untuk maksimal melayani jamaah agar dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada jamaah haji dari periode sebelumnya. Budi mengatakan, angka kematian jamaah haji Indonesia sangat tinggi selama 15 tahun terakhir. Demi tercapainya pelayanan maksimal pada jamaah, dia juga mengingatkan petugas kesehatan di bawah komandonya untuk menjaga kesehatan.
“Teman-teman ingat jaga kesehatannya juga. Kita bukan robot,” kata Budi berpesan.
Budi mengatakan, cuaca panas dengan kelembaban rendah sangat rentan jamaah juga petugas terserang penyakit. Untuk itu penting sekali semua saling mengingatkan minum jangan tunggu haus, keluar menggunakan alat pelindung diri, hindari paparan sinar matahari dan selalu basahi bagian tubuh yang terpapar sinar matahari.
Akhirnya, saya minta restu dan doa semuanya agar Allah SWT mudahkan saya bekerja dan beribadah. Salam.
Akomodasi di Madinah Siap 100 Persen
Jamaah diminta mewaspadai kemungkinan kriminalitas meski di Tanah Suci.
SELENGKAPNYASurjana Mencari Tempat Sujud di Tanah Suci
Sujud syukur menjadi salah satu bentuk rasa syukur Surjana atas rezeki dan nikmat dari Allah SWT.
SELENGKAPNYASuhati dan Lelahnya Antrean Imigrasi
Sembilan jam perjalanan di pesawat ditambah proses imigrasi yang melelahkan.
SELENGKAPNYA