Pemain Liverpool Virgil van Dijk (kanan) berupaya merebut bola dari pemain Inter Milan Alexis Sanchez, dalam pertandingan Liga Champions, pada di Stadion Anfield Liverpool, pada Selasa 8 Maret 2022. | AP Photo/Jon Super

Olahraga

Nol Gol Jadi Masalah Liverpool di Laga Final

Di seluruh laga final musim ini, Liverpool tak mampu mencetak satu gol pun.

MERSEYSIDE -- Hingga kompetisi musim ini menginjak awal Mei, Liverpool masih terus bertahan dan menjaga peluang merebut gelar juara di tiga kompetisi berbeda. Laju itu terbilang jarang ditunjukkan oleh sebuah tim, terutama tim asal Inggris. Ujaran soal potensi torehan rekor baru the Reds mulai bermunculan di media-media Inggris. 

Tim besutan Jurgen Klopp itu berpotensi menjadi tim pertama di sepanjang sejarah sepak bola Eropa yang mampu memetik empat gelar sekaligus dalam satu musim atau quadruple. Saat itu, satu titel sudah digenggam the Reds, yaitu gelar juara Piala Liga Inggris seusai mengalahkan Chelsea, 10-11, via babak adu penalti, Februari silam. 

The Reds pun berada di trek yang tepat seusai kembali membungkam Chelsea via babak adu penalti, kali ini dengan skor 6-5 di partai final Piala FA, pertengahan Mei silam. Dua dari kemungkinan raihan empat trofi pada musim ini sudah berada di lemari trofi Liverpool. Tinggal dua trofi yang tersisa, Liga Primer Inggris dan Liga Champions. 

Sayangnya, justru dua trofi paling bergengsi itu yang lepas dari tangan Liverpool. Tanpa bermaksud menyepelekan gengsi dari Piala FA dan Piala Liga Inggris, kompetisi Liga Primer Inggris dan Liga Champions tentu saja memiliki reputasi dan gengsi yang lebih besar. 

Jika trofi Liga Primer Inggris menjadi penanda klub terbaik di kompetisi kasta tertinggi di Inggris, pemegang trofi Liga Champions layak menyebut dirinya sebagai tim terbaik di pentas Eropa. Hanya dalam waktu satu pekan, Liverpool kehilangan dua trofi tersebut. 

Tambahan tiga angka di laga pamungkas, tepatnya saat membekuk Wolverhampton Wanderers, 3-1, akhir pekan lalu, tidak cukup membawa Liverpool menyalip the Citizens di papan klasemen akhir Liga Primer Inggris. 

Sepekan berselang, giliran klub raksasa asal Spanyol, Real Madrid, yang menjegal langkah Liverpool menambah raihan trofi. Gol semata wayang Vinicius Junior pada menit ke-59 sudah cukup menjadi pembeda di antara kedua tim saat berduel di Stade de France, Paris, Prancis, Ahad (29/5) dini hari WIB. 

Di laga itu, the Reds sebenarnya tetap menampilkan ciri khas permainannya yang ofensif, menekan, dan dengan intensitas tinggi. Gaya permainan yang diinjeksikan pelatih asal Jerman, Jurgen Klopp, kini menjelma sebagai identitas permainan the Reds. Namun, ketenangan dan pengalaman Los Blancos tampil di final Liga Champions mampu meredam semua itu. 

Kegagalan mencetak gol di laga ini memperpanjang rekor minor the Reds saat tampil di partai final. Dari total 330 menit bermain, dua kali tampil selama 120 menit di final Piala Liga Inggris dan Piala FA, ditambah 90 menit di final Liga Champions, the Reds gagal menorehkan satu gol pun. 

Ketajaman Liverpool yang berujung pada produktivitas gol Liverpool dengan torehan total 152 gol di semua ajang pada musim ini tidak terlihat di tiga partai final tersebut. Peringkat kedua dalam produktivitas gol, baik di Liga Primer Inggris dan Liga Champions, itu seolah tidak bertaji dan tampil kurang efektif dalam memanfaatkan peluang justru saat tampil di momen terpenting di sebuah turnamen, partai final. 

Klopp mengakui kekurangan anak-anak asuhnya tersebut, terutama di laga kontra Los Blancos. Terlepas dari performa apik yang ditunjukkan kiper Los Blancos, Thibaut Courtois, dan gaya permainan yang diusung Los Blancos, Klopp menilai para penggawa the Reds semestinya bisa memanfaatkan peluang dengan lebih baik. 

''Kami sudah bermain bagus, tapi ternyata tidak cukup sempurna. Permainan yang sempurna tentu bisa menghadapi gaya permainan tim lawan, yang bertahan dengan rendah, mengandalkan serangan balik, dan bola-bola panjang. Sebenarnya, dengan kualitas yang kami miliki, kami masih bisa menyulitkan mereka. Kami melepaskan begitu banyak tembakan, tapi tidak benar-benar bersih. Seingat saya, Courtois hanya melakukan tiga penyelamatan penting,'' kata Klopp, seperti dilansir Sky Sports, Senin (30/5)

Namun, klaim eks pelatih Borussia Dortmund itu sepertinya tidak berlaku di dua laga final lainnya, Piala Liga Inggris dan Piala FA. The Reds juga tidak bisa mencetak gol saat berhadapan dengan tim yang mengusung sepak bola menyerang, Chelsea, dalam dua kali 120 menit. 

Permainan terbuka yang disajikan the Blues juga tidak serta-merta membuat para penggawa Liverpool bisa mencetak gol di partai final. Tren tersebut semestinya bisa ditangkap Klopp saat mempersiapkan anak-anak asuhnya menghadapi Los Blancos. 

Fokus utama Klopp setelah dua kali menghadapi Chelsea di dua laga final itu tertuju pada kekuatan mentalitas anak-anak asuhnya. Sayangnya, itu tidak cukup saat harus menghadapi Real Madrid di partai final Liga Champions. 

''Saya tidak bisa lebih bangga lagi kepada para pemain. Kehilangan kesempatan mencetak gol, meredam serangan Chelsea, dan berujung pada tendangan penalti. Seperti halnya di final Piala Liga Inggris, dua tim memiliki kesempatan yang sama. Namun, tendangan penalti sama seperti lotere. Harus ada pemenang di laga ini, dan itu adalah kami,'' kata Klopp seusai laga final Piala FA, beberapa waktu lalu. 

Di titik ini, eks pelatih Mainz itu setidaknya sudah memiliki satu bahan evaluasi guna mempersiapkan timnya untuk kembali tampil pada musim depan, terutama soal kesiapan mental, adaptasi cepat, dan performa saat tampil di partai final. 

Bomber Liverpool Roberto Firmino mengakui kelemahan ia dan rekan-rekannya dalam menjebol gawang lawan di final. Ia berharap hal yang sama tak terulang pada musim depan. "Kami harus mencari cara agar tetap tajam di partai-partai penentu," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Liverpool Football Club (liverpoolfc)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Diplomasi Durian Ala PM Malaysia Ismail Sabri

Kewartawanan yang amanah dan bertanggung jawab merupakan aset penting dalam pembangunan negara dan bangsa.

SELENGKAPNYA

Menlu Rusia Tepis Rumor Kesehatan Putin

Kabar sakitnya Putin muncul di tengah upaya Rusia melancarkan serangan ke Ukraina.

SELENGKAPNYA

PKS Diprediksi Usung Anies

Anies sudah melemparkan kode siap dipinang saat menghadiri Milad ke-20 PKS.

SELENGKAPNYA