Menko PMK Muhadjir Effendy (keempat kiri) didampingi Ketua BNPB Letjen TNI Suharyanto (keempat kanan) dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (ketiga kiri) berfoto bersama perwakilan NGO usai meresmikan Rumah Resiliensi Indonesia dalam | ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Nasional

Rumah Resiliensi Diminta Berikan Inovasi Hadapi Bencana

Rumah Resiliensi Indonesia merupakan kumpulan para pegiat dan komunitas.

JAKARTA -- Agenda Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) bertujuan untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Agenda ini juga sebagai wadah partisipasi stakeholder kebencanaan dalam pengurangan risiko bencana.

Salah satu wadah partisipasi yang baru saja diresmikan Menko PMK Muhadjir Effendy yaitu Rumah Resiliensi Indonesia. Forum Kebijakan Global Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) ke-7 digelar di Nusa Dua Bali pada 23-28 Mei 2022 dan dihadiri oleh 4.000 peserta offline dan 2.000 peserta online dari 193 negara.

GPDRR merupakan platform global untuk mengevaluasi keberhasilan dan tantangan dalam pengurangan risiko bencana serta untuk mempercepat kemajuan menuju ketahanan bencana dan pembangunan berkelanjutan. Sebagai tuan rumah, Pemerintah Indonesia mengusung tema Dari Risiko ke Resiliensi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan untuk Semua di Dunia yang Berubah oleh Covid-19.

Tema tersebut diusung karena Indonesia telah membuktikan mampu melakukan penanganan dan bangkit dari situasi pandemi Covid-19 yang menimbulkan risiko sistemik.

Menurut Muhadjir, komunitas tersebut dapat dijadikan tempat untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam penanganan risiko bencana. "Rumah Resiliensi Indonesia merupakan kumpulan para pegiat dan komunitas, baik itu organisasi-organisasi kemasyarakatan maupun volunteer dan juga filantropi yang memiliki kepedulian tinggi di bidang pengurangan risiko bencana di Indonesia," kata Muhadjir, Selasa (24/5).

Ia juga sangat berterima kasih kepada para penggiat yang memiliki kepedulian tinggi pada bidang pengurangan dan penanggulangan risiko bencana di Indonesia karena telah berperan aktif dalam membentuk Rumah Resiliensi Indonesia.

Muhadjir berharap melalui Rumah Resiliensi Indonesia ini semua pihak dapat bertukar pikiran, memberikan inovasi, dan bergotong-royong menghadapi berbagai bencana alam maupun non alam. "Mudah-mudahan pertemuan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, baik dari komunitas yang berasal dari Indonesia maupun mancanegara dalam menghadapi berbagai bencana," ujar dia.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga memberikan perhatian serius terhadap isu perubahan iklim. Ia menekankan pentingnya forum kebijakan GPDRR merumuskan solusi untuk menghadapi ancaman perubahan iklim yang kian nyata.

Moeldoko mengatakan, skor Disaster Preparedness Indonesia dan negara kawasan Pasifik secara umum mengalami penurunan, terutama terhadap potensi ancaman perubahan iklim. "Fenomena ini tentu membuat Indonesia semakin rentan akan potensi bencana alam," kata Moeldoko, Selasa.

Moeldoko menilai, perubahan iklim telah menyebabkan adanya ancaman bagi suatu negara. Perubahan iklim tidak hanya membawa dampak bagi sistem lingkungan. Namun juga berdampak pada pertahanan dan keamanan suatu negara, baik dalam lingkup domestik maupun internasional.

"Konsep keamanan nasional bukan hanya menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah. Namun bagaimana menjaga keselamatan jiwa manusia," ujar dia.

Tanam pohon

Menurut World Risk Report 2021, Indonesia berada di urutan ke-38 dari 181 negara yang berisiko bencana. Bertepatan dengan pelaksanaan GPDRR 2022, pemerintah melakukan aksi nyata dalam bentuk penanaman 10 juta pohon yang dilaksanakan sepanjang 2022 hingga 2023 sebagai implementasi dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

“Atas nama Menko PMK sekaligus sebagai ketua panitia lokal dari GPDRR 2022, kami sangat mendukung adanya gagasan menanam 10 juta pohon. Karena ini sangat baik untuk menumbuhkembangkan penguatan karakter dan nilai kehidupan di masyarakat,” kata Muhadjir.

Muhadjir menambahkan, jika kebiasaan menanam dan memelihara pohon yang sudah ada dikembangkan kepada seluruh rakyat Indonesia, maka Indonesia akan bisa memperkecil risiko bencana alam maupun non alam. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Perwujudan Puncak Karier Benzema

Karim Benzema seolah mencapai puncak kariernya musim ini.

SELENGKAPNYA

Buah Konsistensi Skuad Rossoneri

Milan menunjukkan kematangan mental kendati bersaing ketat dengan Napoli dan Inter.

SELENGKAPNYA

Man City Klaim Jadi Legenda Baru Liga Primer Inggris

Tidak pernah sekali pun sejak Februari 2005 silam Manchester City mampu meraih kemenangan.

SELENGKAPNYA