Petugas Puskesmas Kecamatan Menteng menunjukan cara mencuci tangan saat sosialisasi terkait penyakit hepatitis akut disela pelaksanaan posyandu di Kawasan Pemukiman Jalan Ayer 5, Menteng, Jakarta, Rabu (18/5/2022). Melauli kegiatan program sosialisasi ter | Prayogi/Republika.

Nasional

Enam Anak Meninggal Diduga Hepatitis Akut

Enam pasien yang meninggal berusia di bawah delapan tahun.

JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, enam anak telah meninggal dunia diduga karena terjangkit hepatitis akut. Saat ini, masih terdapat empat anak yang dirawat dan empat lainnya berhasil sembuh dari penyakit misterius tersebut.

Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril menjelaskan, nyawa enam anak itu tak tertolong karena pihak keluarga terlambat mengantarkan mereka ke rumah sakit. "Setelah kita lakukan investigasi, memang mereka datang (ke rumah sakit) sudah dalam keadaan berat. Rata-rata dalam kondisi kejang, bahkan ada yang sudah menurun kesadarannya," kata Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (18/5).

Sebanyak 14 kasus diduga hepatitis akut itu berdasarkan data per 17 Mei 2022. Mereka berusia di bawah 16 tahun dan enam pasien yang meninggal berusia 8 tahun ke bawah. Rinciannya, satu anak berusia 2 bulan, satu berusia 8 bulan, satu berusia 9 bulan, satu berusia 1 tahun, satu berusia 14 bulan, dan satu berusia 8 tahun.

Kasus yang berujung kematian ini berkurang dari sebelumnya 7 pasien. Syahril menjelaskan, satu pasien meninggal dieliminasi dari daftar terduga terjangkit hepatitis akut karena telah diketahui terjangkit virus lain.

Empat pasien yang kini masih dirawat, lanjut Syahril, tersebar di tiga provinsi. Satu anak di Jawa Timur, dua di DKI Jakarta, dan satu di Jambi. Sedangkan empat pasien yang berhasil sembuh, ujar Syahril, dipulangkan dari rumah sakit lantaran gejala klinisnya telah hilang. Mereka tak lagi mengalami mual, diare, muntah-muntah, demam, dan nafsu makannya sudah kembali.

"Artinya (mereka yang sembuh ini) secara klinis sudah tidak ada keluhan dan secara laboratorium juga sudah normal. Dan pasien ini dinyatakan tidak menulari lagi," kata Syahril saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (18/5).

Syahril menambahkan, meski empat pasien itu telah dipulangkan dari rumah sakit, tapi status mereka tetap pending classification. Artinya, sampel darah mereka masih diperiksa oleh Kemenkes untuk memastikan apakah mereka memang terjangkit hepatitis akut atau justru karena penyakit lain.

Syahril menjelaskan, hingga kini, baik di Indonesia maupun di luar negeri, belum ada kasus yang resmi berstatus konfirmasi. Sebab, semua negara masih menunggu keputusan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

photo
Petugas Puskesmas Kecamatan Menteng bersama kader PKK RW 02 Kelurahan Menteng melakukan sosialisasi terkait penyakit hepatitis akut disela pelaksanaan posyandu di Kawasan Pemukiman Jalan Ayer 5, Menteng, Jakarta, Rabu (18/5/2022). Melauli kegiatan program sosialisasi tersebut diharapkan dapat mencegah dan menghambat penularan penyakit hepatitis akut di masyarakat. - (Prayogi/Republika.)

Selain itu, belum ada negara yang berhasil memastikan apa penyebab hepatitis akut ini. "Hingga saat ini belum ditemukan patogen yang spesifik sebagai penyebabnya. Di luar negeri pun belum ada yang menyebutkan patogen apa yang menjadi penyebab," ujarnya.

Saat ini, upaya yang dilakukan Kemenkes melalui surveilans, analisa patogen menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS). Kemudian pelaporan dengan New All Record (NAR). “Kemudian upaya terapeutik kita sudah menyusun pedoman tata laksana kasus hepatitis ini bersama IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan juga komite ahli yang telah dibentuk oleh Kemenkes,” kata Syahril.

Syahril berharap para orang tua yang memiliki anak usia di bawah 16 tahun betul-betul waspada. Jika anak mulai menunjukkan gejala, segera bawa ke rumah sakit. Gejala awal penyakit ini berupa keluhan di bagian perut, mual, muntah, dan diare.

Terpisah, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat lima dari enam orang yang meninggal dunia itu adalah warga DKI. "Sejauh ini yang meninggal ada lima orang," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktaviani dalam rapat dengan Komisi E di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (18/5).

Kelimanya terdiri dari satu orang yang berstatus probable atau kemungkinan hepatitis akut dan empat orang yang menunggu hasil pemeriksaan. Berbeda dengan data Kemenkes, lima orang yang meninggal itu termasuk bagian dari 24 temuan kasus diduga hepatitis akut di DKI.  

Sebaran 24 kasus hepatitis misterius itu hampir merata di DKI, yakni Jakarta Pusat sebanyak tiga orang, Jakarta Utara 4 orang, Jakarta Barat 7 orang, Jakarta Selatan 2 orang, dan Jakarta Timur 4 orang, serta luar DKI Jakarta 4 orang. "Jadi kepada mereka 24 orang kami berusaha pastikan penyebabnya apa. Kalau bisa diketahui, baru keluar dari kelompok penyakit hepatitis misterius," kata dia.

Dwi meminta masyarakat tidak panik, namun masyarakat diminta menjaga dan menerapkan pola hidup sehat dan bersih serta menjaga protokol kesehatan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Gejala Berat Hepatitis Misterius Muncul Dua Pekan

Dalam dua pekan, orang yang terkena hepatitis misterius jadi kejang dan terjadi penurunan kesadaran.

SELENGKAPNYA

Kemenkes: Daerah Tingkatkan Surveilans Hepatitis Akut

Total ada 18 kasus diduga hepatitis akut misterius di Indonesia.

SELENGKAPNYA

Kematian Diduga Hepatitis Akut Bertambah

Kemenkes masih melakukan investigasi terkait penyebab penyakit hepatitis akut misterius.

SELENGKAPNYA