Dokter Puskesmas Kecamatan Lohbener mensosialisasikan tentang penyakit hepatitis akut di Desa Pamayahan, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (14/5/2022). | ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa.

Nasional

Gejala Berat Hepatitis Misterius Muncul Dua Pekan

Dalam dua pekan, orang yang terkena hepatitis misterius jadi kejang dan terjadi penurunan kesadaran.

JAKARTA -- Gejala berat pasien hepatitis akut misterius pada anak di bawah umur 16 tahun umumnya terjadi dalam rentang waktu dua pekan yang ditandai dengan hilang kesadaran atau kejang. Dalam 14 hari, orang yang terkena jadi kejang dan terjadi penurunan kesadaran, kalau hepatitis normal tidak sampai kejang.

"Makanya disebut hepatitis akut berat,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Selasa (17/5).

Nadia mengatakan indikasi itu dipelajari oleh tim peneliti terhadap satu dari tiga pasien anak yang dilaporkan meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda pada akhir April 2022 di RSCM Jakarta. "Satu dari tiga kasus meninggal di Jakarta merupakan probable hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya," katanya.

Nadia menjelaskan klasifikasi hepatitis misterius probable ditandai dengan laporan nonreaktif pada pemeriksaan hepatitis A, B, C, D, dan E maupun virus lainnya, seperti dengue maupun Adenovirus 41. Nadia mengatakan, Kemenkes RI sedang memperkuat peran diagnosa pasien bergejala hepatitis di seluruh Puskesmas di Tanah Air.

photo
Dokter Puskesmas Kecamatan Lohbener memeriksa kesehatan sejumlah anak dalam rangka pencegahan penyakit hepatitis akut di Desa Pamayahan, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (14/5/2022). Kegiatan sosialisasi tersebut dalam rangka mitigasi penularan penyakit hepatitis akut. - (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa.)

Sebab, kunci mencegah kasus kematian pada pasien adalah kecepatan diagnosa dan penanganan medis. "Sifatnya kewaspadaan demam kuning," katanya.

Direktur Utama RSUPN dr Ciptomangunkusumo (RSCM) Lies Dina Liastuti juga mengungkapkan tentang kecepatan diagnosa dan penanganan medis terhadap pasien hepatitis akut. Ia mengatakan, tingginya persentase kasus kematian yang diduga diakibatkan oleh penyakit hepatitis akut misterius terjadi akibat terlambatnya pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. 

Ia menambahkan, untuk kasus yang masuk ke RSCM, pasien baru datang pada hari ke-12. "Mungkin orang tuanya tidak mencurigai karena gejala awalnya itu berupa diare atau sakit perut, tidak diduga ini hepatitis yang akan secara cepat sekali," kata Lies.

Saat datang ke RSCM, pasien sudah dalam mengalami penurunan kesadaran, kejang, dan dengan alat bantu napas. "Datang dengan kondisi sudah membutuhkan ruangan ICU,” kata dia.

Lies menambahkan, biaya perawatan pasien hepatitis akut misterius dapat ditanggung BPJS Kesehatan. "BPJS menanggung, termasuk transplantasi (hati), walaupun tadi saya bilang tidak cukup biaya seluruh proses itu, jauh di atas di dalam tarif," kata dia.

RSCM juga mengungkapkan perkembangan data terbaru terkait tiga anak yang sebelumnya dilaporkan memiliki kemungkinan terkena hepatitis akut misterius dan meninggal dunia. Satu dari ketiga anak tersebut ternyata sakit akibat demam berdarah.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM Hanifah Oswari mengatakan, satu dari ketiga pasien sudah sesuai dengan kriteria probable dari WHO. Sementara, satu pasien lainnya masih dalam status pending yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. 

photo
Dokter Puskesmas Kecamatan Lohbener mensosialisasikan tentang penyakit hepatitis akut di Desa Pamayahan, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (14/5/2022). - (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa.)

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap ada beberapa langkah untuk menapis hepatitis akut misterius pada anak-anak "Kalau ada anak-anak berusia kurang dari 16 tahun jika mengalami mata kuning, kulit kuning, sakit perut, diare, muntah, penurunan kesadaran, lesu, nyeri sendi maka lakukan pemeriksaan fungsi organ hati," ujar Ketua IDAI Sulawesi Selatan Setia Budi Salekede saat konferensi virtual, Selasa (17/5).

Ia menambahkan, jika anak-anak di bawah 16 tahun dan menunjukkan gejala mual, muntah, sesak napas, kuning kemudian dilakukan pemeriksaan darah, SGOT, hingga urine lengkap. Kalau fungsinya lebih dari 500 unit/liter (U/L) maka anak ini dimasukkan kelompok menderita hepatitis.

Kemudian, dia melanjutkan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan hepatitis A, B, C, D, dan E. Kendati demikian, dia melanjutkan, jika fasilitas pemeriksaan tak lengkap maka dirujuk ke rumah sakit. 

"Kalau dalam pemeriksaan (jenis hepatitis) ini ada satu gejala yang positif maka penyakitnya sesuai gejala. Tetapi kalau tak ada (hasil pemeriksaan menunjukkan gejala hepatitis A, B, C, D, dan E) maka dikelompokkan sebagai hepatitis akut probable yang belum diketahui penyebabnya," ujarnya.

Namun, dia mewanti-wanti, kalau kesadaran menurun maka langsung dirujuk ke rumah sakit.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Sri Lanka Kehabisan Bahan Bakar

Sri Lanka mengalami krisis terberat sejak kemerdekaannya pada 1948.

SELENGKAPNYA

Menag: Jangan Ada Kecurangan Siasati Aturan

Menag mencontohkan berbagai bentuk kecurangan yang harus diantisipasi.

SELENGKAPNYA

The Great Replacement Kaitkan Buffalo dan Christchurch

Pakar mengatakan semakin banyak anak muda kulit putih yang terinspirasi penembakan massal bermotif rasial.

SELENGKAPNYA