Sejumlah pasien Covid-19 melihat pemandangan di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (7/3/2022). Pada Kamis (5/5/2022), hunian di RSDC Wisma Atlet Kemayoran tersisa 10 pasien. | Republika/Putra M. Akbar

Nasional

Epidemiolog Prediksi tak akan Ada Lonjakan Kasus Covid-19

Kuncinya sepanjang tidak ada varian baru Corona dan kepatuhan prokes.

JAKARTA – Indonesia diprediksi tidak akan mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang drastis seusai momen Idulfitri 2022. Salah satu penyebabnya adalah tingginya persentase antibodi terhadap Covid-19 yang telah muncul di kalangan masyarakat.

"Kalau melihat data estimasi angka prevalensi yang mempunyai antibodi terhadap Covid-19 untuk populasi Indonesia di November-Desember 2021 yang sebesar 86,6 persen dan khusus populasi di pulau Jawa bulan Maret 2022 bertambah jadi 99,2 persen maka prediksi empat pekan pascaIdul Fitri 2022 tidak akan ada lonjakan kasus Covid-19 yang berarti," ujar Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo kepada Republika, Kamis (5/5).

Windhu menjelaskan, prediksi ini kemungkinan bisa benar sepanjang tidak muncul varian baru dari SARS-CoV2. Tak hanya itu, prediksi tersebut akan benar dengan asumsi kepatuhan protokol kesehatan (prokes), terutama penggunaan masker di masyarakat tidak banyak menurun di sepanjang masa mudik.

Sebelumnya, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman meminta masyarakat untuk tetap waspada dan tidak abai dengan prokes selama arus balik Lebaran. Pasalnya, perjalanan mudik dan balik merupakan bentuk pergerakan yang juga membawa risiko besar penyebaaran dan lonjakan kasus Covid-19.

"Situasi masih rawan, bahwa ada potensi peningkatan akibat mobilisasi jelas ada. Oleh karena itu, adanya arus mudik dan balik dengan jumlah pergerakan puluhan juta membawa risiko besar, ada potensi peningkatan, tentu iya," kata Dicky, Rabu (4/5).

Dicky mengakui, saat ini tidak perlu dilakukan tes Covid-19 seagresif setahun lalu lantaran imunitas masyarakat yang sudah cukup baik. Namun, alangkah baiknya bila pemerintah tetap melakukan sampling tes.

"Jika hasil tes dari sampling tersebut ada 5 persen yang positif berarti itu buruk," tutur Dicky.

Permasalahannya saat ini, lanjut Dicky, masyarakat sudah semakin terlena dengan penurunan kasus dan menjadi abai dengan prokes. Padahal capaian vaksinasi dosis penuh masih jauh di bawah 70 persen.

photo
Pengunjung memadati area Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan, Rabu (4/5/2022). Pada hari kedua Idul Fitri 1443 Hijriah, sejumlah warga memanfaatkan waktu libur untuk berwisata bersama keluarga ke Taman Margasatwa Ragunan. - (Republika/Thoudy Badai)

"Kita harus waspada, situasi membaik iya tetapi jangan euforia apalagi arus mudik dan balik ini saat ini melibatkan puluhan juta. Semoga kita bisa melewati fase ini tanpa ada potensi perburukan," ia menambahkan.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah terus mensosialisasikan prokes selama masa mudik lebaran. Ia pun mengimbau agar masyarakat tetap menjaga prokes selama perjalanan balik Lebaran.

"Saat ini dan sekarang juga mempersiapkan agar arus balik terkendali dan tetap aman terhadap penularan Covid," kata Wiku kepada Republika, Kamis (5/5).

"Diimbau pada masyarakat agar tetap menjaga prokes dan menjaga stamina tubuh dengan istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi seimbang dan bergembira agar imun tubuh tetap terjaga tidak mudah tertular penyakit," sambung Wiku.

Kasus baru positif Covid-19 di Indonesia saat ini memang dalam tren melandai. Koordinator Humas Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Kolonel Mintoro Sumego mengatakan, saat ini hunian di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat tersisa 10 pasien.

 

"Alhamdulillah, pasiennya tinggal 10 saja," kata Mintoro kepada wartawan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Kamis (5/5).

Ia mengungkapkan, delapan orang dari 10 pasien itu terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan. Sedangkan dua pasien lainnya memiliki komorbid atau penyakit bawaan, yakni hipertensi. Namun, Mintoro memastikan bahwa seluruh pasien itu dalam kondisi yang baik.

Disamping itu, Mintoro menjelaskan, kini okupansi tempat tidur di rumah sakit tersebut berada dibawah 1 persen dari total kapasitas tempat tidur yang tersedia sebanyak 3.800 unit. Adapun tower yang digunakan di Wisma Atlet Kemayoran saat hanya dua, yakni tower 5 dan 6.

"Karena tower 4 dan tower 7 digunakan sebagai karantina atau tempat sebagai karantina. Tower 7 digunakan untuk petugas medis yang mengawaki karantina," ungkapnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Tiga Pasien Meninggal tak Punya Riwayat Hepatitis

Didorong upaya masif pelacakan hepatitis akut bergejala berat di setiap daerah.

SELENGKAPNYA

Evaluasi Mudik Tentukan Status Endemi Covid-19

Keberadaan posko vaksin selama mudik lebaran menyumbang penambahan angka vaksinasi Covid-19 nasional.

SELENGKAPNYA

WHO: Ada Dua Subvarian Baru Omikron

Menteri Luar Negeri AS dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala ringan.

SELENGKAPNYA