Wisatawan memadati Pantai Parangtritis, Bantul, D.I Yogyakarta, Rabu (4/5/2022). Dinas Pariwisata Bantul mencatat pada hari kedua Lebaran (3/5) sebanyak 24.170 pengunjung berwisata ke Pantai Parangtritis. | Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko

Khazanah

Lestarikan Lebaran Ketupat

Lebaran Ketupat yang disemarakkan sepekan setelah Hari Raya Lebaran satu Syawal merupakan akulturasi antara agama dan budaya.

Seusai merayakan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal 1443 H/2 Mei 2022, masyarakat Muslim Tanah Air kembali menjalankan ibadah puasa Syawal. Setelah menjalani puasa sunah selama enam hari, umat Islam kembali merayakan Lebaran yang disebut sebagai Lebaran Ketupat. 

Ritual ini menjadi ‘Lebaran kedua’ yang biasanya jatuh pada 8 Syawal. Perayaan ini pertama kali dikenalkan oleh Sunan Kalijaga. Kala itu ulama yang bernama asli Raden Syahid tersebut membuat perayaan Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Lebaran adalah perayaan Idul Fitri yang diisi dengan shalat Id dan silaturahim. Sementara Bakda Kupat dilakukan tujuh hari setelahnya. Masyarakat kembali membuat ketupat untuk diantarkan kepada sanak kerabat sebagai tanda kebersamaan.

Guru besar sosiologi agama Universitas Ibrahimy, Jawa Timur, HM Baharun, menilai tradisi Lebaran Ketupat yang berlangsung pada bulan Syawal perlu untuk dilestarikan sebagai khazanah bangsa. "Sepanjang sejalan dengan nilai-nilai agama, ini dapat dilestarikan sebagai khazanah bangsa kita," kata Baharun pada Rabu (4/5).

Baharun mengungkapkan, Lebaran Ketupat yang disemarakkan sepekan setelah Hari Raya Lebaran satu Syawal merupakan akulturasi antara agama dan budaya. Agama menuntun umatnya bagi yang mampu untuk menyempurnakan puasa dengan menambah enam hari puasa Syawal sebagai sesuatu amalan sunah. "Dimulai tanggal dua Syawal lalu selama sepekan, yang berakhir dengan kupatan, ditandai biasanya dengan makan ketupat dengan opor ayam. 'Ini adat bersandar syara'," ujar Baharun.

Salah satu daerah yang menyelenggarakan Lebaran Ketupat, yakni masyarakat di sekitar Keraton Kasepuhan Cirebon. Lebaran dirayakan setiap 8 Syawal. Untuk merayakan Lebaran ini, pihak Keraton rutin memasak ketupat lengkap dengan sayur dan sambal goreng. 

Dalam wawancaranya dengan Republika edisi 2 Juni 2020 lalu, almarhum Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat menjelaskan, masyarakat Kota Cirebon baru memakan ketupat saat Lebaran Ketupat, bukan ketika Idul Fitri. 

Sultan Sepuh mengatakan, Lebaran Ketupat merupakan wujud rasa syukur setelah menjalankan puasa sunah Syawal enam hari. Tak hanya dinikmati keluarga keraton, sajian masakan ketupat juga dikirim ke berbagai masjid, seperti Mesjid Agung Sang Cipta Rasa (yang berusia 500 tahun), Masjid Pejlagrahan (usia 500 tahun), Langgar Agung, dan Ketandan. Masakan ketupat juga dikirimkan ke situs-situs lainnya dan kepada para wargi dan abdi dalem.

Sultan Sepuh menuturkan, tradisi Lebaran Ketupat itu juga memiliki filosofi tersendiri. Kata ketupat berasal dari kupat. Parafrase kupat adalah ngaku lepat atau mengaku bersalah. Sementara itu, janur atau daun kelapa yang membungkus ketupat merupakan kependekan dari kata jatining nur yang bisa diartikan hati nurani. Secara filosofis, beras yang dimasukkan dalam anyaman ketupat menggambarkan nafsu duniawi. Dengan demikian, bentuk ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani.

Bagi sebagian masyarakat Cirebon, Sultan Sepuh, bentuk ketupat (persegi) diartikan dengan kiblat papat limo pancer. Papat dimaknai sebagai simbol empat penjuru mata angin utama, yakni timur, barat, selatan, dan utara. Artinya, ke arah manapun manusia akan pergi, ia tak boleh melupakan pancer (arah) kiblat atau arah kiblat (shalat).

Sementara, rumitnya anyaman janur untuk membuat ketupat merupakan simbol dari kompleksitas masyarakat. Anyaman yang melekat satu sama lain merupakan anjuran bagi seseorang untuk melekatkan tali silaturahim tanpa melihat perbedaan kelas sosial.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pemudik Terbantu Pelabuhan Panjang

Banyak warga yang tidak tahu Pelabuhan Panjang sebagai alternatif penyeberangan.

SELENGKAPNYA

Tiga Pasien Meninggal tak Punya Riwayat Hepatitis

Didorong upaya masif pelacakan hepatitis akut bergejala berat di setiap daerah.

SELENGKAPNYA

WHO: Ada Dua Subvarian Baru Omikron

Menteri Luar Negeri AS dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala ringan.

SELENGKAPNYA