Pemanfaatan big data (ilustrasi) | Pixabay

Inovasi

Dilema Menghapus Jejak Digital

Ada berbagai konsekuensi yang tetap mengikuti, ketika menghapus jejak digital di jagat maya.

Hidup di dunia digital, membuat segala sesuatu yang kita lakukan, akan meninggalkan jejak. Mulai dari, berbelanja, melamar kerja, membeli aset digital, semuanya didahului dengan memasukkan berbagai data yang diperlukan oleh aplikasi bersangkutan.

Hal ini berdampak pada konsep privasi yang semakin terasa utopis. Wacana perlindungan data pribadi, dan kewenangan pengguna internet untuk mengelola datanya sendiri pun kini, menjadi isu yang memakan perdebatan panjang.

Pakar keamananan dari Porch.com, Robert Siciliano mengungkapkan, sejatinya menghilangkan jejak digital dari seseorang, bukanlah hal yang mustahil dilakukan. Tapi, ia memperingatkan tidak ada opsi undo untuk taktik ini.

Setelah seseorang menghapus surel dari akun yang sudah lama ditinggalkan, misalnya. Surel tersebut tidak akan pernah kembali lagi.

Senada, Penulis Shame Nation: The Global Epidemic of Online Hate, Sue Scheff juga mendorong orang berpikir dua kali, apabila berhasrat menghapus eksistensi diri mereka di internet. Karena, saat ini departemen sumber daya manusia dan kantor penerimaan perguruan tinggi, makin sering menggunakan media sosial untuk melakukan asesmen terhadap para kandidatnya.

“Jika seseorang menghapus jejaknya dari internet, perusahaan justru akan berpikir bahwa mereka memiliki alias atau mungkin mereka tidak paham teknologi,” jelas Scheff, dilansir dari Reader’s Digest

Cara Hilangkan Jejak

Misalkan, kita benar-benar sudah bertekad bulat untuk menghapus hampir seluruh jejak digital, saat ini ada beberapa langkah yang dapat diambil. Menghapus jejak digital, juga bukan berarti kita dijamin terbebas dari kejamnya kejahatan siber.

Bisa juga, justru identitas kita dicuri untuk berbagai kegiatan ilegal di jagat maya. Oleh karena itu, ada banyak hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, pastikan data kita dihapus seluruhnya dari layanan perantara data. “Di luar sana, ada perusahaan di luar sana yang berspesialisasi dalam manajemen merekam, seperti Delete Me, yang akan mengenakan biaya untuk ‘rencana perlindungan’ tahunan dan menjamin penghapusan data pribadi seseorang,” ungkap konsultan utama di Liberty Advisor Group, Armond Çağlar.

Kemudian, kita juga bisa melakukan penghapusan permanen terhadap surel yang sudah lama. Salah satu pendiri Octiv Digital, Jeff Romero mengungkapkan, menghapus akun surel lama memerlukan nama pengguna dan kata sandi akurat untuk masuk ke akun terlebih dahulu.

Jika seseorang tidak mengingat kata sandi surelnya, mereka harus menghubungi penyedia layanan surel untuk meminta kredensial ke akun, “Beberapa penyedia layanan surell seperti MSN atau Yahoo akan secara otomatis menghapus akun surel, ketika tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu. Jika tidak, Anda harus masuk ke akun secara manual untuk menghapusnya secara permanen,” kata Romero.

Selain itu, kita juga bisa menetapkan batasan di dalam peramban. Caranya, bisa dimulai dengan menghapus semua cookie dan informasi cache dari setiap peramban yang selama ini digunakan.

Selanjutnya, kata Romero, gunakan pengaturan cookie browser untuk memberi tahu laman, bahwa Anda tidak ingin dilacak. Konsekuensinya, hal ini dapat menyebabkan beberapa fungsionalitas di beberapa situs laman menjadi tidak berfungsi, tetapi langkah ini bisa menjadi jurus ampuh untuk menjaga privasi di jagat maya.

Kemudian, kita juga bisa menggunakan platform yang dilindungi privasi. Salah satu pendiri dan Direktur Operasi Caveni SEO Solutions Alexander Kehoe menyampaikan, setelah menghapus akun lama, jika ingin berselancar tanpa diketahui, kita bisa menggunakan platform seperti Brave Browser untuk penelusuran laman-laman umum.

Atau, menggunakan mesin pencari seperti Duck Duck Go bila memungkinkan. “Kedua platform ini dibangun untuk melindungi privasi,” ujar Kehoe.

Perubahan Gaya Hidup

Menghapus jejak digital, memerlukan komitmen yang juga besar setelah dilakukan. Salah satunya, adalah diperlukan perubahan gaya hidup yang amat mendasar.

Konsultan utama di Liberty Advisor Group, Armond Çağlar menjelaskan, satu-satunya cara untuk benar-benar mencegah data pribadi yang tidak sah muncul secara daring, akan membutuhkan perubahan gaya hidup mendasar. “Ini berarti mengorbankan kenyamanan modern seperti berpartisipasi dalam lokapasar, atau memanfaatkan mudahnya melakukan pembayaran tagihan daring,” ujarnya.

Selain itu, hilang dari media sosial juga menjadi salah satu konsekuensi lainnya. Kita harus masuk ke semua profil media sosial untuk menghapusnya secara permanen.

Semua jaringan utama seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok, bisa saja mengklaim telah menghapus informasi tentang kita, segera setelah akun dihapus. Tapi, hal ini memerlukan waktu yang cukup lama.

Biasanya, berbagai informasi yang ada di platform sosial media, memerlukan waktu beberapa pekan sebelum benar-benar dihapus dari hasil penelusuran Google. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga, data kita akan tetap tersimpan didalam server pemilik platform selamanya. 

 

 
Menghapus jejak digital, memerlukan komitmen yang juga besar setelah dilakukan.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Umayyah binti Qais Pelopor Juru Rawat Perempuan

Rasulullah memberi apresiasi khusus atas dedikasinya di dunia perawatan.

SELENGKAPNYA

Perang Energi Intai Eropa

Hungaria, Bulgaria, Slovakia, dan Ceska mengaku belum siap memberlakukan embargo atas Rusia.

SELENGKAPNYA

Percakapan Itu Terhenti

Setelah Ia Mengatakan Ia Masih Honorer

SELENGKAPNYA