Ustaz Bachtiar Nasir bersama jamaah melaksanakan tawaf di Masjidil Haram belum lama ini | Dokpri

Khazanah

Meramaikan Tanah Suci Sepanjang Ramadhan

Ustaz Bachtiar Nasir menjelaskan, umrah menguatkan empati dan syukur.

KAIRO -- Musim umrah bagi Muslim dari luar negeri akan berakhir pada 30 bulan Syawal atau 31 Mei dalam kalender Gregorian. Kerajaan Arab Saudi mengatakan hal keputusan itu diambil mengingat Kerajaan tengah bersiap menerima jamaah haji untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir

Portal berita Saudi, Ajel, melaporkan Kementerian Haji dan Umrah menetapkan 30 Syawal, bulan setelah Ramadhan, sebagai batas waktu bagi umat Islam di luar negeri untuk melakukan umrah atau haji kecil.

“Batas waktu pengajuan visa umrah bagi mereka yang berada di luar Kerajaan adalah tanggal 15 Syawal setiap tahun Hijriah, berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Saudi,” ujar kementerian itu, dikutip di Gulf News, Rabu (27/4).

Menurut laporan pejabat setempat, Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan sekitar 5 juta izin visa umrah, sejak Ramadhan dimulai pada 2 April. Juru bicara Kementerian Haji menyebut lebih dari 1 juta visa telah dikeluarkan untuk Muslim dari luar negeri. Peningkatan jumlah jamaah umrah terlihat setelah sejumlah pelonggaran pembatasan Covid-19 diambil. Bulan Ramadhan biasanya merupakan puncak musim umrah.

Pemerintah Saudi diketahui baru-baru ini melonggarkan langkah-langkah untuk melakukan umrah. Keputusan tersebut diambil menyusul Kerajaan yang sebagian besar telah melonggarkan pembatasan terhadap Covid-19.

Kementerian Haji dan Umrah telah mencabut beberapa tindakan pencegahan, termasuk membatalkan syarat diperlukannya izin untuk shalat di Masjidil Haram di Makkah dan mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah.

Tak hanya itu, kementerian juga mengatakan pemeriksaan data vaksinasi untuk memasuki kedua tempat suci ini telah dibatalkan untuk semua jamaah. Syarat wajib pendataan vaksinasi dua dosis jamaah luar negeri juga dicabut.

 

Keutamaan umrah Ramadhan

Pendiri dan pimpinan AQL, Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan umrah pada bulan Ramadhan dapat menumbuhkan rasa empati dan syukur. Hal ini dikatakan UBN pada program Munajat dari Tanah Suci yang disiarkan secara langsung dari Masjidil Haram, Makkah.

Rasa empati itu tumbuh, karena beratnya menjalani umrah saat berpuasa Ramadhan. Jemaah umrah merasakan haus dan lapar lebih dari biasanya. “Ketika sampai di tanah suci, puasa di sini terasa banget hausnya, laparnya. Kita tawaf. Keluar dari hotel menuju masjid, panas (cuacanya), silau,” ungkap Ustaz Bachtiar Nasir yang akrab disapa UBN.

Kondisi ini, jelas UBN, semakin memantapkan rasa empati dalam berpuasa. “Terutama empati kita kepada orang-orang yang miskin. Orang-orang yang kelaparan, orang-orang yang kehausan,” jelas UBN.

Sementara rasa syukur tumbuh, karena tidak banyak orang yang berkesempatan umrah pada bulan Ramadhan. Mereka yang umrah pada bulan Ramadhan, terlebih pada masa itikaf adalah orang-orang yang dimampukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Menurut UBN, umrah pada masa itikaf Ramadhan memerlukan biaya akomodasi yang lebih dibanding umrah pada bulan lain. “Sama-sama kita ketahui harga hotel di bulan Ramadan di Makkah ini walaupun nginapnya satu hari, harus bayar paket 10 hari. Paketnya 10 hari walaupun tinggalnya hanya tiga hari. Ini tidaklah murah,” kata UBN.

UBN mengungkapkan, mereka yang sukses menjalankan umrah pada masa itikaf merupakan bagian dari menyempurnakan seruan surat Al Baqarah ayat 183. Bagi orang beriman, menyambut seruan dari Allah seperti halnya kewajiban puasa tidak dilakukan dengan hal yang biasa, melainkan dengan hal yang luar biasa.

“Kenapa orang-orang yang saat ini (Ramadhan) pergi berumrah ke tanah suci? Karena ingin menyempurnakan seruan kewajiban itu. Mereka sempurnakan 10 hari terakhir dengan berumrah,” ujarnya.

Pahala berlipat ganda

Dalam buku yang berjudul “M. Quraish Shihab Menjawab”, ulama tafsir Indonesia M Quraish Shihab menjelaskan bahwa terdapat sekian banyak hadits Nabi Saw yang menyatakan berlipat gandanya amalan di bulan Ramadhan.

Bahkan, menurut dia, ada juga yang menyebut ibadah umrah secara khusus, seperti riwayat hadits yang menyatakan bahwa pahala umrah di bulan Ramdhahan sama dengan pahala haji (HR Muslim, an-Nasai, dan lain-lain melalui Ibnu Abbas).

Namun, menurut M Quraish, perlu diingat bahwa kesamaan pahala tersebut bukan berarti gugurnya kewajiban haji. Di sisi lain, perolehan pahala itu berkaitan dengan ketulusan orang yang melaksanakan ibadah umrah.

Memang, menurut dia, para ulama berbeda pendapat tentang mana yang lebih baik, umrah di bulan Ramadhan atau di bulan Dzulhijjah. Karena, Nabi Muhammad Saw sendiri tidak melakukan umrah pada bulan Ramadhan, tetapi pada bulan Dzulhijjah.

Atas dasar itu sementara ulama menyatakan bahwa umrah mengikuti Sunnah Nabi Saw pada bulan Dzulhijjah lebih baik daripada di bulan Ramadhan. Tetapi, ulama lain berpendapat bahwa umrah di bulan Ramadhan lebih baik berdasarkan hadits di atas.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Contraflow Arus Mudik Diberlakukan

Pemudik diimbau terus memperbarui informasi rekayasa lalu lintas.

SELENGKAPNYA

Dugaan Suap Bupati Bogor Terkait Laporan Keuangan

Seluruh pihak yang ditangkap menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK.

SELENGKAPNYA

KPK Belum Mampu Temukan Masiku

Novel Baswedan mengaku heran pimpinan KPK belum bisa menangkap Masiku.

SELENGKAPNYA