JAKARTA -- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis peta elektoral calon presiden yang menjadi pilihan publik saat ini. Terdapat sembilan nama yang menjadi top of mind di ingatan publik, tapi hanya enam nama yang angka disukainya lebih tinggi daripada tingkat keterkenalannya. 

Salah satu sosok dari enam nama yang dimaksud adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Elektabilitas Erick juga disebut terus meningkat dan menyaingi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang pernah ikut dalam Pilpres 2019 sebagai calon wakil presiden. 

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, Erick dan Sandiaga sama-sama memperoleh elektabilitas 2,4 persen. "Sandiaga (elektabilitasnya) juga turun dibanding Februari 2022. Erick trennya naik jadi 1,3 persen di Februari jadi 2,4 persen (di April 2022)," kata Burhanuddin dalam konferensi pers secara daring, Selasa (26/4).

Elektabilitas Erick kini berada di bawah Ganjar Pranowo (26,7 persen), Prabowo Subianto (23,9 persen), Anies Baswedan (19,4 persen), Ridwan Kamil (3,5 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (3,2 persen). "Apa yang menjelaskan elektabilitas Erick meningkat, salah satunya karena popularitasnya meningkat," kata dia. 

Selain itu, tren kedikenalan Erick Thohir juga mengalami kenaikan cukup signifikan. Tingkat kedikenalan Erick naik dari 44 persen pada Februari 2022 ke angka 53,6 persen pada April 2022. "Erick itu tingkat kedikenalannya juga tinggi, tetapi belum maksimal, baru 53 persen," ujarnya.

Survei dilakukan pada 14-19 April 2022 dengan wawancara tatap muka langsung menggunakan metode multistage random sampling. Survei melibatkan 1.220 responden dengan margin of error sebesar plus minus 2,9 persen. Tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. 

Burhanuddin dalam paparannya memerinci, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan menjadi dua nama teratas yang dikenal publik. Prabowo 98,1 persen, sedangkan Anies 88 persen. Namun, dari sisi disukai publik, keduanya jauh di bawah, Prabowo (76 persen) dan Anies (77,1 persen). 

Ia menjelaskan, enam tokoh capres yang angka disukainya jauh lebih tinggi daripada angka kedikenalannya adalah, pertama, Sandiaga Uno yang dikenal 76 persen di urutan ketiga dan disukai hingga 89 persen. Posisi berikutnya disusul Ganjar Pranowo (dikenal 72,9 persen) dan lebih disukai di angka 86,2 persen. Selanjutnya Agus Harimurti Yudhoyono dikenal 69 persen dan lebih disenangi di angka 77 persen. 

Survei Nasional Indikator Politik 14-19 April 2022 - (Indikator Politik)

"Kemudian ada nama Ridwan Kamil, dikenal 66 persen dan lebih disukai 89 persen. Disusul nama Erick Thohir, dikenal 53,6 dan lebih disukai 75,9. Dan terakhir nama Airlangga Hartarto, dikenal 35 persen dan disukai 67 persen," ujar Burhanuddin Muhtadi dalam pemaparannya, Selasa (26/4).

Burhanuddin menjelaskan, hasil survei menunjukkan bahwa tingkat dikenal dan disukai tokoh-tokoh sangat variatif. Ia menjelaskan, tingkat elektabilitas dan potensi elektoral juga berbeda. Misalnya, jelas dia, Prabowo memiliki tingkat dikenal yang sudah maksimal karena hampir semua orang Indonesia mengenal Prabowo. 

Data survei Indikator, kata dia, menjelaskan ke pendukung Prabowo untuk berusaha ekstra keras menaikkan elektabilitas kesukaan pemilih terhadap Prabowo. "Ruangnya bukan lagi soal tidak lagi dikenal semua orang, tetapi bagaimana meningkatkan persepsi positif terhadap Prabowo," ujarnya.

Ia menambahkan, tingkat ketersukaan terhadap Anies juga harus dinaikkan. Sebab, tingkat keterkenalan Anies sudah tinggi sejak menjabat sebagai menteri dan bertarung di Pilkada DKI. Kemudian, ada juga yang tingkat disukainya tinggi, yakni Ridwan Kamil.

Survei Nasional Indikator Politik 14-19 April 2022 - (Indikator Politik)

"Tapi, Ridwan Kamil itu di Jawa Barat. Di situ ada Pak Anies, di situ ada Pak Prabowo, pertarungan nama-nama besar di situ. Nah, lain dengan Ganjar, dia main sendiri di Jawa Tengah. Ini yang menjelaskan mengapa tingkat keterkenalan dan kesukaan Ganjar yang tinggi, diterjemahkan dalam bentuk pilihan itu lebih mudah," paparnya.

Erick juga memiliki angka disukai yang tinggi. Sayangnya, kata dia, Erick belum banyak dikenal publik. "Tapi, ini menjadi peluang bagi Erick Thohir untuk menaikkan dikenal lebih jauh di mata publik karena secara pribadi ia juga lebih disukai publik," ujarnya.

Indikator Politik Indonesia dalam survei terbarunya juga menunjukkan bahwa Erick menjadi calon nonparpol yang memiliki elektabilitas tertinggi bersama Ridwan Kamil. Direktur Eksekutif Indikator Politik menilai Erick menjadi anomali dari daftar enam besar capres dengan elektabilitas tertinggi. Sebab, Erick tidak berlatar partai politik. 

Figur Anies dan Ridwan Kamil, meski belum menjadi anggota aktif parpol, memiliki rekam jejak maju sebagai gubernur dengan kendaraan parpol. Erick bisa dibilang merupakan calon yang murni nonparpol. 

"Menariknya, nama-nama yang muncul ini (dengan elektabilitas tertinggi) adalah nama orang partai. Nama-nama nonpartai yang muncul beberapa di antaranya adalah Ridwan Kamil dan Erick Thohir. Nama Ridwan Kamil wajar karena dia kepala daerah provinsi besar, sementara Erick Thohir dengan posisi menteri memiliki elektabilitas tinggi dari kalangan nonpartai," kata Muhtadi. 

Erick bahkan mengungguli sejumlah nama ketua umum partai besar, seperti Airlangga Hartarto (Golkar) dan Ahmad Syaikhu (PKS). Tren elektabilitas Erick juga menunjukkan kenaikan yang tertinggi.

Tren elektabilitas Erick naik 100 persen jika dibandingkan dengan hasil survei Indikator pada awal Februari 2022. Pada Februari, elektabilitas Erick berada di kisaran 1,3 persen. Angka elektabilitasnya kini telah menyentuh 2,4 persen.

Menteri berkinerja terbaik

Indikator Politik Indonesia juga merilis survei mengenai evaluasi publik atas kinerja pemerintah, salah satunya mengenai menteri dengan kinerja terbaik. Erick berada di empat besar dalam kategori menteri dan kementerian yang berkinerja paling baik berdasarkan hasil survei. 

Erick yang memimpin Kementerian BUMN berada di posisi keempat dengan meraih 6,5 persen dan berada di atas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno yang meraih 6,3 persen. Tiga menteri teratas ditempati Menteri Sosial Tri Rismaharini dengan raihan 8,5 persen, Menteri Keuangan Sri Mulyani 7,8 persen, dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto 7,2 persen.

Survei Nasional Indikator Politik 14-19 April 2022 - (Indikator Politik)

Burhanuddin menyampaikan hasil survei diharapkan dapat memberi masukan bagi para pengambil kebijakan dan memberi informasi pada pemerhati kondisi sosial-politik-ekonomi tentang bagaimana publik menilai kinerja pemerintah dan dukungan mereka pada calon kontestan Pemilu 2024.

Belakangan ini, dukungan dari berbagai pihak disampaikan kepada Erick untuk maju dalam Pemilu 2024. Terbaru, dukungan datang dari Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI). Ketua Umum IGGI KH Ahmad Fahrur Rozi menilai Erick adalah tokoh muda profesional kader Ansor NU yang cocok untuk memimpin bangsa. 

“Kami melihat sosok seperti Pak Erick Thohir adalah pengusaha sukses nasional yang telah berpengalaman. Beliau juga terbukti cakap dan mampu memajukan ekonomi bangsa dalam mengelola BUMN yang berdaya saing global dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap saham BUMN,” kata Gus Fahrur, sapaan akrab Pengasuh Ponpes An Nur Bululawang, Kabupaten Malang, Selasa (26/4).

Ia melanjutkan, kondisi bangsa saat ini memerlukan pemimpin nasional yang mempunyai mindset ekonomi pascapandemi. Lalu, Indonesia juga memerlukan pemimpin yang punya sosok berlatar belakang pengusaha untuk membuat lompatan besar dalam pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas memberikan sinyal siap menyukseskan Menteri BUMN Erick Thohir maju sebagai calon presiden pada 2024. Hal itu disampaikan Gus Yaqut saat berpidato di Tasyakuran Harlah Ke-88 GP Ansor pada Ahad (24/4).

"Erick Thohir merupakan kader Ansor terbaik dan Ansor siap untuk mendukung Erick mencapai tujuannya," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat