Petugas berusaha memadamkan kebakaran yang terjadi di Pasar Gembrong, Jakarta Timur, Ahad (25/4). Sedikitnya 14 mobil pemadam kebakaran diterjunkan untuk memadamkan api yang membakar sejumlah bangunan pertokoan dan rumah warga di Pasar Gembrong. | Republika/Edwin Putranto

Jakarta

Baju Lebaran Baru Dibeli, Sudah Terbakar

Banyak orang bersedih akibat kebakaran Pasar Gembrong Jakarta.

OLEH ALI MANSUR, ZAINUR MAHSIR RAMADHAN

Siti Suryani baru turun dari motor saat kebakaran besar menghanguskan 400 bangunan kios dan rumah di kawasan Pasar Gembrong, Ahad (24/4) malam. Dia baru saja pulang dari buka bersama (bukber) dengan keluarganya.

Dia pun tak sempat menyelamatkan harta benda, termasuk berkas-berkas dokumen penting. Semuanya ludes terbakar bersama tempat tinggal sekaligus kios miliknya. Peristiwa itu menyisakan hanya baju yang melekat di badan.

"Saya nggak tahu ada kebakaran karena lagi bukber keluarga di luar," ujar Siti saat ditemui di tenda pengungsian di Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (25/4).

Selain kehilangan barang-barang berharganya, Siti juga mengaku sedih dengan keluhan anaknya yang baru duduk di bangku kelas I SD. Anaknya mengeluh karena baju Lebaran yang baru saja dibelikan tak tersisa. Ditambah, Siti bersama keluarga kecilnya harus rela merayakan Idul Fitri di tenda pengungsian. Padahal anaknya tengah bersemangat menjalankan puasa dan baju baru adalah hadiahnya.

photo
Warga menukarkan puing-puing bangunan dengan uang di lokasi terdampak kebakaran di kawasan Pasar Gembrong, Jakarta, Senin (25/4/2022). Sebanyak 400 rumah dan pertokoan dikawasan tersebut terbakar pada Ahad (24/4) sekitar pukul 21.00 WIB yang diduga akibat korsleting listrik. Menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, kerugian akibat kebakaran di Pasar Gembrong tersebut ditaksir sekitar Rp 2 miliar. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

"Anak-anak saya pada nangis. Ada yang ngeluh, ‘Baru juga beli baju baru, udah kebakar aja. Saya sebagai orang tua kan sedih. Kita sudah beli, bajunya ditaruh di lemari," kata Siti.

Di tempat pengungsian itu, dia mendapatkan bantuan makanan-makanan dan pakaian-pakaian sekadarnya. Namun, persediaan untuk kebutuhan balita dan pakaian dalam perempuan dewasa minim. Dia berharap agar pemerintah memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pengungsi korban kebarakan seperti dirinya.

Perasaan nestapa juga tak bisa disembunyikan korban kebakaran Pasar Gembrong lainnya, Rianti (40). Matanya merah sembap. Dia merasa nestapa setelah hartanya ludes terbakar dalam musibah kebakaran di kawasan Pasar Gembrong, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Ahad (24/4) malam kemarin. Rianti mengingat kejadian semalam sebelumnya itu, sahut-sahut teriakan kebakaran sempat membuatnya kaget.

“Api kemarin cepet banget nyebarnya. Karena nyebar dari lantai dua, jadi susah mademin apinya,” kata Rianti.

photo
Warga mencari puing-puing bangunan di lokasi terdampak kebakaran di kawasan Pasar Gembrong, Jakarta, Senin (25/4/2022). Sebanyak 400 rumah dan pertokoan dikawasan tersebut terbakar pada Ahad (24/4) sekitar pukul 21.00 WIB yang diduga akibat korsleting listrik. Menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, kerugian akibat kebakaran di Pasar Gembrong tersebut ditaksir sekitar Rp 2 miliar. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Dia mencoba menyelamatkan barang berharga saat kebakaran, tapi sang suami menariknya. Dia bersyukur setidaknya nyawa dia dan tiga anaknya terselamatkan karena kesigapan suami.

“Barang bisa dicari lagi. Seenggaknya alhamdulillah kami semua selamat,” kata dia.

Perasaan nestapa juga dirasakan Zainuddin (31). Dia menuturkan, api sangat cepat merembet dari rumah ke rumah melalui lantai atas. Dia mengaku sempat mencoba memadamkan api yang telah melahap dua rumah di dekatnya.

Aral melintang, api malah menyambar ke rumahnya tak sampai hitungan menit. Dia bercerita, saat percikan api mulai menyambar rumahnya dan beberapa sekitar lainnya, hal yang dilakukan hanya lari ke rumah.

“Saya ambil surat-surat berharga. Anak sama istri juga saya langsung diungsikan,” kata Zainuddin.

photo
Warga mencari puing-puing bangunan di lokasi terdampak kebakaran di kawasan Pasar Gembrong, Jakarta, Senin (25/4/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Musibah tersebut memang langsung mendapat sorotan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Meski demikian, dia masih menyayangkan kejadian semalam sebelumnya yang telat tertangani. Menurut dia, butuh waktu beberapa waktu sebelum pemadam kebakaran sampai ke lokasi.

“Padahal sejam sebelumnya baru buka bersama teman-teman. Pulangnya dapat musibah,” ujarnya.

Mugiharto, penghuni kawasan Pasar Gembrong, sekaligus korban kebakaran, tampak lesu menatap puing-puing bangunan yang nyaris rata dengan tanah. Meski menyayangkan peristiwa nahas ini terjadi, tak henti-hentinya dia mengucapkan rasa syukur. Setidaknya dia bersama keluarganya masih diberi keselamatan. Apalagi anaknya masih balita dan pada saat kejadian anaknya tengah tertidur.

"Alhamdulillah semuanya selamat. Anak (bayi) lagi tidur dan api itu munculnya dua rumah dari rumah saya. Jadi, sangat dekat. Saya suruh anak saya yang paling besar untuk bawa (bayi) dan saya memadamkan api bareng warga," kata Mugiharto.

photo
Warga mencari puing-puing bangunan di lokasi terdampak kebakaran di kawasan Pasar Gembrong, Jakarta, Senin (25/4/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Menurut Mugiharto, bangunan yang terbakar dari RT 2 sampai RT 6, bahkan RT 4, 5, dan 6 terbakar semua tanpa sisa. Awal titik api berasal RT 6 RW 01, yang diduga berasal konsleting listrik. Ia menyayangkan, pemilik rumah baru berteriak meminta bantuan ketika api sudah besar. Namun, Mugiharto tetap bahu-membahu berupaya memadamkan api. Namun, besarnya api dan kencangnya angin pada saat itu membuat kebakaran sulit dipadamkan dan justru menjalar ke bangunan-bangunan yang ada di sampingnya. 

"Tidak ada harta benda yang bisa diselamatkan, pakaian hanya yang melekat di badan saja. Alhamdulillah berkas-berkas masih sempat diselamatkan," kata Mugiharto.

Nasib yang sama juga menimpa Eda. Pria asal Cirebon itu masih tak percaya satu-satunya tempat dia bersama anak-anaknya berteduh rata dengan tanah. Tidak ada satu perabotan pun yang terselamatkan. Hanya baju yang melekat di badannya dan anak-anaknya yang tersisa. Seragam sekolah anak-anaknya pun ludes tak berjejak. 

"Ini sisa baju di badan. Kasihan anak-anak sekolahnya gimana. Ibunya (istri) sudah tidak ada (meninggal) enam tahun lalu. Terus sekarang ada musibah ini, bingung saya," kata Eda terbata-bata.

Eda mengaku, saat ini yang bisa dia lakukan hanya bersabar dan ridha atas musibah ini. Dia berharap agar pemerintah segara turun tangan membantu para korban. Tak hanya bantuan logistik, yang tak kalah penting adalah membangun kembali tempat tinggal atau kios yang terbakarm serta kemudahan mengurus surat-surat yang terbakar. 

Sementara, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, Pemprov DKI akan menyertai warga dalam musibah tersebut. Dia memastikan, kebutuhan utama warga akan langsung ditangani Pemprov DKI.

“Kami akan dampingi, kami akan bantu dan kami akan pastikan semua dukungan yang diperlukan bisa diberikan,” ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Info_CipinangMuara (info_cipinangmuara)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Ummu Saad, Tonggak Hukum Waris dalam Islam

Kematian ayahnya menjadi sebab turunnya hukum waris.

SELENGKAPNYA

MUI Sambut Baik Pedoman Halal Bihalal

Pedoman halal bi halal dimaksudkan untuk mencegah penyebaran Covid-19

SELENGKAPNYA

Korban Kebakaran Pasar Gembrong akan Diberi Modal

Sumber air terdekat dari Pasar Gembrong tidak bisa digunakan dan tidak ada hidran untuk pemadaman.

SELENGKAPNYA