Warga Palestina memertahankan Kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem dari serangan pasukan Israel, Jumat (15/4/2022). | AP Photo/Mahmoud Illean

Kabar Utama

Negara Arab Kecam Serangan Israel ke al-Aqsha

Kecaman juga datang dari negara-negara Arab yang melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel.

MANAMA -- Negara-negara Arab mengutuk serangan pasukan Israel ke Masjid al-Aqsha pada Jumat (15/4) yang melukai seratusan jamaah. Kecaman juga datang dari negara-negara Islam yang telah melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain. 

Lewat sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu (16/4), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) UEA menyerukan perlunya menahan diri dan melindungi jamaah Muslim yang beribadah di Masjid al-Aqsha. “(Israel harus) menghormati hak warga Palestina untuk menjalankan ritual keagamaan mereka dan menghentikan praktik apa pun yang melanggar kesucian Masjid al-Aqsa,” demikian pernyataan Kemenlu UEA, dilaporkan kantor berita UEA, Emirates News Agency, akhir pekan lalu. 

UEA pun menekankan perlunya Israel mengakhiri praktik yang mengancam prospek solusi dua negara dalam isu Palestina. Sementara itu, Kemenlu Bahrain menyatakan, pasukan Israel telah melakukan provokasi terhadap perasaan umat Islam. Selain mengutuk, Bahrain meminta Israel menghormati peran Yordania dalam melindungi situs-situs suci keagamaan di Yerusalem.

Sebelumnya, Arab Saudi dan Iran lebih dulu mengutuk aksi penyerangan Masjid al-Aqsa oleh pasukan Zionis. “Eskalasi sistematis ini adalah serangan terang-terangan terhadap kesucian Masjid al-Aqsa dan tempatnya di jantung negara Islam,” kata Kemenlu Arab Saudi seperti dilaporkan al-Arabiya. 

Saudi menyerukan masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban pasukan Israel atas tindakannya di kompleks al-Aqsha. Hal itu termasuk aksi penyerangan yang mereka lakukan terhadap warga Palestina. Becermin dari eskalasi di al-Aqsha, Saudi tak menampik ada kebutuhan untuk menghidupkan kembali upaya perdamaian di Timur Tengah.

Iran juga mengutuk keras aksi penyerangan dan kekerasan yang dilakukan pasukan Israel di kompleks al-Aqsha. Iran menilai, rezim Zionis secara mencolok memperlihatkan pelanggaran terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia (HAM).

“Kejahatan Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas menunjukkan semakin lemahnya rezim pendudukan ini yang bertujuan menutupi kekuasaannya yang kosong,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, Jumat (15/4), dilaporkan laman Mehr News Agency.

Dia menekankan, rezim Zionis dan pendukung internasionalnya bertanggung jawab atas konsekuensi kejahatan semacam itu di tanah pendudukan. Khatibzadeh meminta pemerintah dan organisasi internasional mendukung rakyat Palestina. Kepada umat dan negara-negara Muslim, dia meminta mereka menunjukkan dukungan untuk membela serta melindungi al-Aqsha.

photo
Tentara Israel berjaga saat menyerang jamaah di Kompleks Masjid al-Aqsha di Yerusalem, Jumat (15/4/2022). - (AP Photo/Mahmoud Illean)

Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, bentrokan di kompleks al-Aqsa pada Jumat pagi lalu telah menyebabkan lebih dari 150 orang terluka, termasuk jurnalis dan petugas medis. Menurut lembaga yang mengelola Masjid al-Aqsha, yakni Wakaf Islam, pasukan Israel mulai memasuki kompleks tersuci ketiga umat Islam itu sebelum fajar. 

Kala itu, ribuan warga Palestina hendak menunaikan shalat Subuh. Menurut otoritas Israel, pasukannya memasuki kompleks al-Aqsha untuk mengangkut batu-batu yang telah dikumpulkan sekelompok warga Palestina guna mengantisipasi kekerasan.

Kepolisian Israel mengeklaim, mereka mulai menggeruduk Masjid al-Aqsha setelah adanya sekelompok warga yang melemparkan batu ke arah ruang doa umat Yahudi di Tembok Barat. Polisi Israel hendak membubarkan dan memukul mundur kelompok tersebut. Pada momen itulah bentrokan pecah.

Pasukan Israel menembakkan granat tangan, gas air mata, dan peluru tajam kepada jamaah Masjid al-Aqsha. Mereka menyerbu tempat suci itu saat Subuh dan sebanyak 400 warga Palestina dilaporkan ditangkap. Hingga kini, delapan warga Palestina masih dalam perawatan intensif.

Pada Jumat (15/4) lalu, Mesir, Qatar, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) langsung mencoba meningkatkan mediasi antara faksi-faksi Palestina yang dipimpin oleh kelompok Islam Hamas dengan Israel. Mediasi ini guna mencegah eskalasi kekerasan seusai penyerangan ke Masjid al-Aqsha. 

Yordania sebagai penjaga tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di Yerusalem Timur mengutuk serangan polisi Israel ke kompleks itu sebagai pelanggaran mencolok. Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price mengatakan, ketegangan harus dikurangi.

"Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri, menghindari tindakan dan retorika provokatif, dan melestarikan status quo bersejarah di Haram al-Sharif atau Temple Mount," kata Price dalam sebuah pernyataan.

Utusan khusus PBB untuk Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland mendesak semua pihak untuk membantu menenangkan situasi. Dia meminta agar menghindari penyebaran retorika yang menghasut dan menentang mereka yang berusaha mengeskalasi situasi.

photo
Relawan mengevakuasi pria Palestina yang terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Kompleks Masjid al-Aqsha di Yerusalem, Jumat (15/4/2022). - (AP Photo/Mahmoud Illean)

Sementara, Hamas menuntut agar Israel membebaskan hampir 500 orang yang ditahan pada Jumat. Kelompok ini meminta Tel Aviv menghentikan kunjungan provokatif ke Masjid al-Aqsha oleh kelompok-kelompok Yahudi dan mengakhiri serangan militer ke kota-kota Tepi Barat.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, pihaknya menuntut Israel bertanggung jawab penuh dan langsung atas kejahatan dalam penyerangan masjid dan menerima konsekuensi. Tahun lalu, terjadi bentrokan pada malam hari antara warga Palestina dan polisi Israel selama bulan puasa.

Ancaman pengungsian warga Palestina di Yerusalem Timur dan penyerangan polisi di al-Aqsha memicu aksi militer Israel ke Gaza selama 11 hari. Peristiwa ini menewaskan lebih dari 250 warga Palestina. 

Sejak bulan lalu, pasukan Israel telah membunuh 29 warga Palestina dalam serangkaian serangan di Tepi Barat. Di pihak Israel ada 14 warga yang tewas akibat serangan pihak Palestina. 

Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG) M Anshorulla mengatakan, serangan tentara Israel terhadap jamaah shalat Subuh di Masjid al-Aqsha keterlaluan dan bukti merekalah yang sebenar-benarnya teroris. Selain provokatif, tindakan Israel dapat memicu perang dan peningkatan eskalasi di wilayah pendudukan termasuk Gaza.

Ia mengatakan, serangan Israel telah menodai kesucian Ramadhan dan al-Aqsha sebagai kiblat pertama umat Islam dunia. Untuk itu, AWG mengajak umat Islam di seluruh dunia dan komunitas internasional, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), negara-negara Arab, Eropa, Amerika, dan pemerintah Indonesia segera bertindak.

Menurutnya, harus ada aksi nyata dan konkret untuk mendesak Israel menghentikan segala bentuk kekerasan kepada warga Palestina dan menodai situs-situs suci keagamaan di sana. "AWG juga mengajak seluruh umat Islam dunia, khususnya masyarakat Muslim Indonesia untuk mendoakan warga Palestina agar diberikan perlindungan dan kekuatan dalam mempertahankan diri dan melawan kezaliman entitas Zionis Israel," katanya. 

Jangan Diam Saja

Ketua Umum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir mengecam aksi biadab tentara Israel yang kembali melakukan agresi ke rakyat Palestina pada Jumat (15/4) menjelang Subuh di Masjid al-Aqsha, Yerusalem. Haedar mengatakan, dunia tak boleh diam saja atas agresi Israel di Palestina. 

photo
Petugas penjaga perbatasan mengawal Muslimah yang hendak menjalankan shalat di Masjid al-Aqsha di Yerusalem, Jumat (8/4/2022). - (AP/Maya Alleruzzo)

Haedar menyinggung negara-negara Barat yang berteriak lantang atas perang di Ukraina, tapi tak bereaksi atas agresi Israel terhadap Palestina. Dia pun menyesalkan standar ganda negara-negara yang selama ini mengusung HAM, termasuk lembaga dan forum-forum agama yang mengusung perdamaian. 

"Lembaga-lembaga dan para aktivis HAM di seluruh dunia pun nyaris bisu. Bila ada satu peristiwa dengan korban kecil di suatu negara selalu mudah menjadi isu dunia sebagai pelanggaran HAM, tapi tidak berlaku bagi Israel," kata Haedar dalam keterangannya, Ahad (17/4).

Ia menilai, kelompok pengusung perdamaian dunia dan forum-forum agama nyaris bisu bila menyangkut Israel, seolah semua serangan demi serangan fisik itu menjadi lumrah. Penyuara antiradikalisme dan antiterorisme pun tidak terdengar sikap garangnya bila menyangkut tindakan superradikal dan superteror oleh Israel.

Hal ini, kata Haedar, menjadi ironi yang tragis di dunia global saat ini. Padahal, serangan demi serangan Israel terhadap wilayah dan bangsa Palestina sejatinya sama dengan menyerang brutal dan menghancurkan peradaban dunia.

“Karena yang diserang ialah manusia, kebebasan, hak, dan eksistensi hidup sebuah bangsa, yang semestinya menikmati kemerdekaannya secara leluasa,” katanya.

Haedar juga mempertanyakan konsistensi negara-negara besar dunia dan lembaga HAM, yang masih saja membiarkan Israel menyerang, menyerbu, menginvasi, mengagresi, dan menindas bangsa lain. Dia membandingkan kejadian di Irak era Saddam Hussein menginvasi Kuwait. Waktu itu negara-negara sekutu Eropa sigap menghancurkan Irak. 

Begitu juga apabila ada invasi atau pelanggaran HAM berat di suatu negara, banyak suara menentang dan mengecam. “Namun, Israel pengecualian. Inilah nestapa dan kelumpuhan peradaban dunia modern saat ini,” katanya. 

Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PKS Abdul Kharis Almasyhari meminta agar Kementerian Luar Negeri RI mengajukan protes ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait langkah provokasi Israel. Dalam catatan DPR, sedikitnya terdapat 15 Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB terkait Yerusalem dan satu resolusi penting Majelis Umum PBB Nomor 181 Tahun 1947 yang menetapkan Yerusalem sebagai wilayah yang berada di bawah kewenangan internasional dan diberikan status hukum dan politik yang terpisah.

Namun, selama lebih dari lima dekade, menurut Kharis, resolusi tersebut seperti tidak ada artinya bagi Israel. “Indonesia bisa mengirimkan nota protes ke PBB sebagai negara anggota PBB, juga anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan dengan mayoritas umat Islam. Kita minta PBB agar melindungi rakyat Palestina dari kesewenangan rezim Zionis penjajah," katanya. 

Ia juga mengimbau masyarakat Indonesia untuk memberi bantuan materiel dan spiritual melalui lembaga resmi kepada korban serangan Israel. “Di samping amanah konstitusi memperjuangkan kemerdekaan Palestina, perlu langkah bersama menggalang solidaritas dan sebagai rakyat Indonesia. Kita harus membantu meringankan dan dengan segala daya upaya kita untuk menolong rakyat Palestina,” katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Hudzaifah, Pemegang Rahasia Rasulullah

Hudzaifah banyak meriwayatkan hadis karena kedekatan secara personal dan spiritual dengan Rasulullah SAW.

SELENGKAPNYA

Melebur Dosa di Masa Lalu dengan Membakar Mercon

Tak ada suara nyinyir terhadap tindakan boros merayakan Lebaran dengan cara membakar mercon.

SELENGKAPNYA

Rusia: Serangan Kiev Kian Gencar

Kapal berpandu rudal milik Rusia, Moskva, dilaporkan tenggelam, Kamis (14/4).

SELENGKAPNYA