Warga Muslim membawa poster dalam aksi damai melawan meningkatnya kejahatan terhadap komunitas Muslim di New Delhi, India, Sabtu (16/4/2022). | REUTERS/Anushree Fadnavis

Internasional

Di Tengah Konflik, India Bantah Meningkatnya Intoleransi

Muslim di India telah menjadi sasaran serangkaian serangan oleh kelompok Hindu sayap kanan.

MUMBAI -- Menteri Urusan Minoritas India Mukhtar Abbas Naqvi membantah meningkatnya intoleransi antara agama di negaranya. Ia juga menegaskan masyarakat India bebas mempraktikkan ajaran agamanya masing-masing. 

Hal ini ia sampaikan saat berbagai daerah di India dilanda kerusuhan atas alasan agama. Pada Sabtu (16/4), bentrokan atas alasan agama pecah selama prosesi keagamaan Hindu di New Delhi.

Polisi mengatakan insiden itu melukai beberapa orang, termasuk enam petugas polisi. Beberapa hari sebelumnya kekerasan serupa juga terjadi di tiga negara bagian India.

"Elemen pinggiran, yang tidak dapat mencerna perdamaian dan kemakmuran di negara, mencoba untuk memecah komitmen dan budaya India yang inklusif," kata Naqvi pada surat kabar The Economic Times, Ahad (17/4).

Beberapa hari terakhir juga terjadi kerusuhan kecil antara mayoritas Hindu dengan minoritas Islam selama prosesi keagamaan di sebagian daerah di India. Mahasiswa di New Delhi berkelahi mengenai makanan non-vegetarian yang disajikan di asrama kampus selama pekan baik agama Hindu.

photo
Sisa-sisa sepeda motor yang dibakar menyusul kerusuhan komunal selepas perayaan Hindu di New Delhi, India, Ahad (17/4/2022). - (AP Photo/Arbab Ali)

"Bukan pekerjaan pemerintah untuk memberitahu masyarakat apa yang dimakan atau tidak. Setiap warga di negara ini memiliki kebebasan untuk memakan makanan yang mereka pilih," tegas Naqvi yang merupakan politisi dari partai yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi.

Beberapa tahun terakhir partai nasional Bharatiya Janata yang Modi pemimpin menguatkan kelompok-kelompok garis keras Hindu. Mereka mengambil tindakan keras dengan alasan mempertahankan agama Hindu.

India didominasi penganut agama Hindu tapi memiliki lebih dari 200 juta muslim. "Tidak ada larangan hijab di India, masyarakat dapat memakai hijab di pasar dan tempat-tempat lain, tapi setiap kampus atau institusi memiliki kode busana, disiplin dan seragamnya, kami akan menerima itu, bila tidak suka, anda bisa memilih institusi lain," kata Naqvi.

Pada awal bulan ini India dilanda gejolak intoleransi setelah siswi muslim di Negara Bagian Karnataka dilarang memakai hijab di ruang kelas. Partai-partai oposisi India mengungkapkan kekhawatiran mereka pada multi-agama dan kepercayaan India, menjadi semakin tidak toleran di bawah rezim Modi.

Muslim India juga semakin khawatir hak-hak mereka terpinggirkan sebagai minoritas dan cemas dengan eskalasi nasionalis Hindu di bawah pemerintahan Modi. Pada Selasa (15/3) pengadilan India, mempertahankan larangan pemakaian hijab di kelas karena bukan praktek esensial Islam. 

Bagi Muslim hijab tidak hanya untuk menjaga kesopanan atau simbol agama tapi juga bagian dari keimanan. Namun juga telah termasuk kebanggaan atas identitas sebagai Muslim. 

Konflik festival

Muslim di India telah menjadi sasaran dalam serangkaian serangan selama dua minggu terakhir oleh kelompok-kelompok Hindu sayap kanan yang merayakan festival Ram Navami. Ram Navami merupakan festival yang menandai kelahiran Dewa Ram, salah satu dewa utama umat Hindu.

Tagar #IndianMuslimsUnderAttack sejauh ini telah menarik sekitar 150 ribu tweet dengan video dan gambar yang menunjukkan Muslim dan properti mereka diserang oleh massa Hindu. Polisi dituduh telah bekerja dengan massa yang menargetkan Muslim.

photo
Kepolisian berjaga-jaga menyusul kerusuhan komunal selepas perayaan Hindu di New Delhi, India, Sabtu (16/4/2022). - (REUTERS/Stringer)

Selama menjelang festival, prosesi Hindu berbaris melalui daerah mayoritas Muslim meneriakkan slogan-slogan Islamofobia, dalam beberapa kasus memicu pembalasan Muslim.

Banyak penyelenggara, termasuk yang berafiliasi dengan BJP sayap kanan Perdana Menteri Narendra Modi, memilih untuk mengadakan aksi unjuk rasa di malam hari, bertepatan dengan matahari terbenam, ketika umat Islam berbuka puasa Ramadhan.

Pada sebuah rapat umum di Khargone di negara bagian Madhya Pradesh pada Ahad kemarin, rapat umum berubah menjadi kekerasan ketika umat Hindu dan Muslim saling melempar batu. Ekstremis Hindu kemudian menyerang Muslim dan membakar sebuah masjid sementara polisi dilaporkan berjaga.

Sedikitnya 24 orang, termasuk enam petugas polisi terluka dalam kekerasan tersebut.

photo
Anggota kelompok sayap kanan Hindu Bajrang Dal melakukan unjuk rasa di Udupi, Karnataka, India, (Rabu (23/2/2022). Aksi mereka terkait peristiwa pembunuhan terhadap seorang Hindu yang berbarengan dengan aksi protes terhadap pelarangan jilbab di sekolah-sekolah wilayah itu. - (AP Photo/Aijaz Rahi)

Pemerintah negara bagian kemudian menghancurkan puluhan rumah Muslim di kota itu. Menurut Indian Express, sebanyak 16 rumah dan 29 toko di lima wilayah diratakan pada Senin (11/4).

Menteri Dalam Negeri negara bagian Shivraj Singh Chauhan, yang berasal dari sayap kanan BJP, mengatakan bahwa pihaknya akan mengubah rumah-rumah dari tempat batu itu menjadi tumpukan puing.

Di Muzaffarpur di negara bagian Bihar timur, umat Hindu meneriakkan slogan-slogan dan bersorak di luar sebuah masjid ketika seorang pria memasang bendera safron, yang terkait dengan agama Hindu di gerbang masjid. Tiga pria dilaporkan ditangkap dalam insiden ini.

Insiden serupa terjadi di negara bagian India lainnya termasuk Rajasthan, Gujarat, Goa, dan Benggala Barat, dengan geng mengejek Muslim dan menyerang properti mereka.

Serangan terhadap Muslim baru-baru ini meningkat di India karena lusinan insiden Islamofobia atau komunal dilaporkan setiap bulan.

Dewan Muslim Amerika India telah mendesak AS untuk menetapkan India sebagai 'negara yang menjadi perhatian' sehubungan dengan serangan-serangan ini.

Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional (USCIRF) memperingatkan tahun lalu bahwa "kondisi kebebasan beragama di India mengalami penurunan drastis, dengan pemerintah nasional dan berbagai negara bagian menoleransi pelecehan dan kekerasan yang meluas terhadap minoritas agama."

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Samarkand Era Gemilang

Kota Samarkand menjadi pusat kekuasaan Dinasti Timuriyah pada abad silam.

SELENGKAPNYA

Telusur Sejarah Kota Samarkand

Samarkand dikuasai pelbagai dinasti sebelum mencapai masa keemasan.

SELENGKAPNYA

Mengenal Limfoma Hodgkin

Jangan abai bila menemukan benjolan di tubuh Anda.

SELENGKAPNYA