Prof KH Nasaruddin Umar | Ilustrasi : Daan Yahya

Tausiyah

Dahsyatnya Tabungan Spiritual

Di dunia saja, tabungan spiritual bisa memberikan manfaat, terlebih lagi nanti di hari akhirat, tentu akan mendapatkan limpahan balasan lebih besar lagi.

Oleh Kontemplasi  Ramadhan (4)

PROF KH NASARUDDIN UMAR, Imam Besar Masjid Istiqlal

Dari Ibn ‘Umar RA ia berkata,“Saya mendengarkan Rasulullah SAW bersabda, ’Tiga orang bersaudara melakukan perjalanan sehingga mereka bermalam pada sebuah gua dan memasukinya, seketika batu besar jatuh dan mereka terperangkap dalam gua tersebut. Salah seorang dari mereka berkata, tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian dari batu besar ini kecuali berdoa kepada Allah dengan (wasilah) amal saleh yang pernah kalian lakukan.

Kemudian, salah seorang dari mereka berdoa, ’Ya Allah, aku mempunyai dua orang tua yang telah berumur lanjut, padahal aku tidak pernah memerah (susu) sebelumnya dan tidak pula memiliki harta maka aku bertekad untuk mencari (rezeki), lalu aku keluar sore hari hingga mereka tertidur padahal  aku tidak menyenangi (pekerjaan itu) memerah susu baik untuk (konsumsi) keluarga maupun untuk dijual. Aku menunggu mereka (orang tuaku) bangun  hingga terbit fajar dan meminumkan susu perahan tadi. Wahai Tuhanku, jika aku telah mengerjakan hal tersebut hanya mengharap ridha-Mu maka perlihatkan kepada kami (kekuasaan-Mu) untuk bisa menyingkirkan batu besar ini.’

Rasulullah melanjutkan, ‘Yang lainnya berkata, ‘Ya Allah, paman saya mempunyai anak perempuan yang sangat saya cintai. Aku ingin sekali berbuat (maksiat) dengannya namun (berhasil) aku kendalikan hingga ketika ia baligh, perempuan tadi mendatangiku dan aku beri dia 220 dinar agar bisa berkhalwat (menyendiri) dengannya, ia menyetujuinya hingga aku berkesempatan (berbuat dosa) dengannya.

Perempuan tadi berkata, ‘Aku tidak pernah menghalalkanmu untuk merusak keperawananku kecuali dengan cara yang benar.’ Aku tersentak sadar dan tidak jadi melakukannya (berzina) meskipun dia wanita yang paling kucintai dan kuikhlaskan emas yang telah kuberikan tadi.  Wahai Tuhanku, jika aku telah mengerjakan hal tersebut mengharap ridha-Mu maka perlihatkan kepada kami (kekuasaan-Mu) untuk bisa menyingkirkan batu besar ini.’

 
Hadis sahih di atas membuktikan bahwa spiritual saving (tabungan spiritual) bisa menjadi perantara terhindarnya kita dari bala dan musibah.
 
 

Rasulullah melanjutkan, yang ketiga berdoa, ‘Ya Allah, aku pernah mempekerjakan beberapa orang dan kuberikan upah mereka kecuali upah seorang yang (sengaja) tidak ia ambil. Upah tadi aku berdayakan (pakai) hingga menjadi banyak. Suatu ketika pekerja tadi mendatangiku berkata, ‘Wahai ‘Abdullah, bayarlah upahku!

Aku menjawab, ‘Semua yang engkau lihat dari unta, sapi, kambing dan budak itu adalah hartamu. Pekerja tadi berkata, ‘Wahai ‘Abdullah, Anda jangan bercanda!’ Aku menjawab, ‘Saya tidak memperolok-olokkanmu.’

Lalu pekerja tadi mengambil semua harta tersebut dan tidak meninggalkan sedikit pun. ‘Wahai Tuhanku, jika aku telah mengerjakan hal tersebut mengharap ridha-Mu maka perlihatkan kepada kami (kekuasaan-Mu) untuk bisa menyingkirkan batu besar ini.’ Lalu mereka berhasil keluar dan melanjutkan perjalanannya.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ahmad).

Hadis sahih di atas membuktikan bahwa spiritual saving (tabungan spiritual) bisa menjadi perantara terhindarnya kita dari bala dan musibah. Ketiga pemuda tersebut selamat setelah menyebutkan masing-masing pengalaman spiritualnya ketika berdoa di depan gua yang mematikan itu.

Bisa dibayangkan seandainya mereka tidak memiliki sedikitpun tabungan spiritual maka ketiga pemuda itu tentu berada dalam kesulitan besar, bahkan mungkin sudah terkubur hidup-hidup di dalam gua itu.

 
Di dunia saja, tabungan spiritual bisa memberikan manfaat, terlebih lagi nanti di hari akhirat, tentu akan mendapatkan limpahan balasan lebih besar lagi. 
 
 

Ini pelajaran penting buat kita semua betapa perlunya kita memiliki spiritual saving yang dapat diandalkan walau hanya beberapa kasus. Ketiga pemuda itu terkait dengan rasa kasihan dan pemuliaan kepada perempuan.

Pemuda yang pertama menyayangi ibunya sepenuh hati melampaui sayangnya kepada diri sendiri dan anak  kandungnya. Pemuda yang kedua menyayangi seorang anak perempuan yang lugu, walau   harus mengorbankan selera biologis. Ia pada akhirnya bersyukur bisa menghindari dosa besar yang bisa dilakukan terhadap anak perempuan itu. 

Pemuda yang ketiga menyayangi seorang perempuan mantan karyawati di perusahaannya, sehingga sang karyawati itu bisa menikmati kekayaan yang terakumulasi dari keuntungan sebulan gaji yang    didayagunakan secara produktif kepada si pemuda gua tadi.

Di dunia saja, tabungan spiritual bisa memberikan manfaat, terlebih lagi nanti di hari akhirat, tentu akan mendapatkan limpahan balasan lebih besar lagi. Oleh karena itu, teruslah kita mengoleksi amal-amal kebajikan yang bisa menjadi penyelamat kita di kemudian hari.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Asah Kepekaan Terhadap Dhuafa

Bulan Ramadhan jadi momentum untuk meningkatkan kepekaan sosial.

SELENGKAPNYA

Gelegar Meriam dan Kembalinya Ramadhan di Gaza

Gaza menjadi tempat yang ramai pada Ramadhan.

SELENGKAPNYA