
Dunia Islam
Marhaban Ya Ramadhan! Dunia Islam Sambut Ramadhan
Umat Islam di berbagai penjuru dunia bersuka cita menyambut bulan suci.
OLEH HASANUL RIZQA
Akhirnya, bulan suci Ramadhan tiba. Inilah bulan yang agung dan penuh keberkahan. Di dalamnya, ibadah puasa dilaksanakan. Zakat fitrah dikerjakan. Malam Lailatul Qadr—yang lebih baik daripada seribu bulan—dinantikan. Amalan kebajikan dibalas dengan pahala berlipat ganda yang lebih banyak.
Peluang fastabiqul khairaat semakin terbuka lebar. Sebaliknya, kesempatan setan untuk menggoda kian dipersempit. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila tiba bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu.”
Suka cita dalam menyambut bulan puasa menyatukan kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia. Di Lebanon, beberapa hari sebelum tanggal 1 Ramadhan 1443 H masyarakat setempat mengadakan pawai. Anak-anak turut serta dalam arak-arakan tersebut. Mereka membawa berbagai poster yang bertuliskan kata-kata ucapan “Marhaban, yaa Ramadhan!”
Kegembiraan tidak hanya dirasakan para peserta pawai, tetapi juga kaum pedagang setempat. Lebanon sejak menyeruaknya pandemi Covid-19 terus dihantam persoalan krisis ekonomi. Bahkan, Perdana Menteri Najib Mikati sudah membuka peluang agar negerinya dibantu Dana Moneter Internasional atau IMF.

Bagaimanapun, para pemilik toko di Beirut tidak lantas larut dalam pesimisme. Menyongsong Ramadhan, mereka tetap penuh harapan. Salah seorang di antaranya ialah Hamida. Baginya, Ramadhan adalah kesempatan untuk bangkit. Penjual manik-manik dan dekorasi rumah itu mengatakan, permintaan konsumen biasanya naik tatkala awal bulan suci.
Di Pakistan, kedatangan bulan puasa berarti meningkatnya penjualan barang-barang keperluan ibadah. Seorang pemilik toko di Peshawar, Ahmed, mengaku optimistis dengan Ramadhan kali ini. Tidak seperti dua tahun belakangan, pandemi pada 2022 lebih dapat dikendalikan dampaknya di negeri Asia selatan tersebut.
Seperti dilansir dari Dawn, Selasa (29/3), pemerintah Pakistan terus berupaya agar angka positif infeksi virus korona dapat terus menurun menjelang Ramadhan. Hingga pekan lalu, sudah 40 persen penduduk setempat yang menerima vaksinasi Covid-19.
Karena itu, otoritas terkait memberlakukan pelonggaran aturan jarak sosial di ruang-ruang publik, termasuk masjid. Tentunya, hal itu menjadi kabar gembira bagi Muslimin. Tampak dari sejumlah gambar yang dipublikasi European Pressphoto Agency, Rabu (30/3), para petugas takmir mempersiapkan masjid untuk diramaikan jamaah.

Di Palestina, umat Islam menyambut Ramadhan dengan penuh semangat positif. Sejumlah orang mengungkapkan rasa syukur dengan cara membersihkan Masjid al-Aqsha pada awal pekan lalu.
Dilansir dari Alaraby, Ahad (27/3), sebanyak 10 ribu orang jamaah datang ke sana dengan membawa perlengkapan kebersihan. Mereka diorganisasi oleh Gerakan Islam Palestina, yang telah mengadakan program tersebut dalam 13 tahun belakangan.
“Lebih dari 150 bus yang mengangkut para relawan sudah tiba di Yerusalem. Mereka terdiri atas orang dewasa, ibu-ibu, dan anak-anak. Semuanya siap untuk bekerja (membersihkan Masjid al-Aqsha),” demikian kutipan rilis Gerakan Islam Palestina yang dinukil Alaraby.
Salah seorang relawan Adnan Abu Amer mengaku antusias dengan acara tersebut. Para aktivis pergerakan itu tidak hanya tersebar di Kompleks al-Aqsha, tetapi juga dekat batas Kota Tua. Di sana, tidak sedikit bangunan tua yang juga memerlukan perawatan rutin.
Bagi Adnan, kegiatan bersih-bersih ini juga sebagai kepedulian terhadap al-Aqsha dan Palestina pada umumnya. Ia berharap, kelak negeri ini dapat merdeka dari penjajahan Israel sehingga kaum Muslimin dapat beribadah dengan tenang di tanah suci ini.
“Harapan kita semua adalah kelak suatu hari kita dapat melakukan aksi ini dalam suasana merdeka,” katanya dalam akun Twitter pribadi.

Di Mesir, sejumlah pengrajin mulai lebih sibuk daripada biasanya. Mereka berpacu dengan waktu untuk membuat lentera khas Ramadhan. Benda ornamen yang biasa disebut fanous itu terbuat dari bahan bilahan logam dan kaca yang berwarna-warni.
Fanous hadir dengan berbagai bentuk dan ukuran. Ada yang tampak ringkas sehingga mudah dibawa ke mana-mana. Beberapa pengrajin juga merancang fanous dengan volume besar, tak ubahnya lampu jalan raya. Warga Mesir terbiasa menghiasi pekarangan dan balkon rumah mereka dengan penerang yang cantik itu di sepanjang bulan suci Ramadhan.
Karena begitu populernya lampion tersebut, peminatnya selalu tinggi di pasaran. Para penjual memajangnya di bagian muka toko-toko mereka. Harganya cukup bervariasi.
Menjelang bulan suci, sudah banyak pembeli yang mencarinya. Memang, Ramadhan terasa kurang lengkap bagi masyarakat Mesir dan Arab umumnya apabila tanpa fanous. Konon, tradisi memasang benda tersebut dimulai sejak era Dinasti Fathimiyah pada pertengahan abad keempat Hijriyah.

Kegemilangan Dinasti Mamluk
Dinasti Mamluk sukses mengatasi ancaman invasi bangsa Mongol dan Pasukan Salib.
SELENGKAPNYAIslam Jalan Hijrah Mario Rajasa
Alasan Mario menjadi mualaf karena kecintaannya pada sosok Nabi Isa AS.
SELENGKAPNYABinary Option dan Perjudian
Tidak ada barang atau jasa yang diperjualbelikan dalam binary option melainkan murni spekulasi dan prediksi.
SELENGKAPNYA