Warga membawa barang untuk mengungsi akibat banjir di Desa Nusadadi, Sumpiuh, Banyumas, Jateng (18/03/2022). | ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Nasional

Sebanyak 844 Pengungsi Banjir di Banyumas Masih Bertahan

Kebutuhan makanan untuk korban banjir di seluruh wilayah dipasok dari dapur umum.

OLEH IDEALISA MASYRAFINA

Sebanyak 844 warga masih mengungsi akibat bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sejak 15 Maret 2022. Jumlah tersebut berdasarkan data Pusdalops Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas per 22 Maret 2022, pukul 07.00 WIB.

Ratusan pengungsi tersebar di 12 pos pengungsian yang berada di tujuh desa dari dua kecamatan. Dalam hal ini, di Desa Plangkapan, Kecamatan Tambak, tercatat sebanyak 228 orang yang masih mengungsi di pos pengungsian yang berlokasi di SDN 1 Plangkapan, Madrasah Ibtidaiyah Plangkapan, dan Masjid Plangkapan.

Selain itu, di Desa Gebangsari, Kecamatan Tambak, tercatat 68 orang yang mengungsi di pos pengungsian balai desa dan PAUD Al Falah. Di Desa Gumelar Kidul (Tambak) terdapat 27 orang yang mengungsi ke PAUD Teratai, sedangkan di Desa Karangpetir (Tambak) terdapat 90 orang yang mengungsi ke balai desa setempat dan mushalla.

photo
Sejumlah petani mencoba menyelamatkan gabah hasil panen yang terendam banjir di Desa Gebangsari, Tambak, Banyumas, Jateng, Selasa (15/3/2022). - (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

Di Kecamatan Sumpiuh tercatat 25 warga Desa Selandaka yang masih mengungsi di Masjid Selandaka, 60 warga Desa Kuntili mengungsi ke Madrasah Ibtidaiyah Kuntili, serta 346 warga Desa Nusadadi yang mengungsi di Kantor Kecamatan Sumpiuh dan Kantor KPRI.

"Secara keseluruhan, wilayah terdampak banjir di Kabupaten Banyumas sebanyak 17 desa yang tersebar di Kecamatan Tambak, Sumpiuh, Kemranjen dan Wangon dengan jumlah warga yang terdampak mencapai 17.035 jiwa dari 5.437 keluarga," kata Bupati Banyumas Achmad Husein, Selasa (22/3).

Hingga saat ini, hanya ada 12 pos pengungsian di tujuh desa yang masih ada pengungsinya. Sedangkan di delapan desa lain sudah tidak ada lagi warga yang mengungsi. Di Wangon masih ada warga yang mengungsi ke rumah saudara atau tetangga.

Di Desa Pengadegan, Kecamatan Wangon, sebanyak 487 jiwa dari 144 keluarga terdampak banjir yang mengungsi ke rumah saudara atau tetangga yang tidak terdampak. "Demikian pula di Desa Rawaheng, Kecamatan Wangon, ada 487 jiwa dari 114 keluarga yang mengungsi ke rumah saudara atau tetangga yang tidak terdampak banjir," katanya.

Menurut dia, kebutuhan makanan untuk korban banjir di seluruh wilayah dipasok dari dapur umum. Terkait dengan stok logistik kebutuhan pokok di gudang posko, Bupati mengatakan berdasarkan data per Selasa (22/3), pukul 07.00 WIB, tersedia beras 1,1 ton, minyak goreng 150 liter, mi instan 150 dus, air mineral 40 dus, dan obat-obatan ringan.

"Terus terang saja, kebutuhan bantuan saat ini di antaranya berupa logistik kebutuhan pokok, perlengkapan bayi, popok lansia, perlengkapan kebersihan, serta perahu untuk evakuasi dan distribusi," kata dia.

photo
Seorang anak memakan nasi bungkus dari dapur umum yang terendam banjir di Desa Nusadadi, Sumpuh, Banyumas, Jateng, Jumat (18/3/2022). - (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

Camat Tambak, Ika Suprihatin mengatakan, saat ini sudah sepekan sejak warga di beberapa kecamatan harus mengungsi akibat bencana banjir. Posko induk BPBD untuk korban banjir di Kecamatan Tambak, Sumpiuh, dan Kemrajen ini didirikan di Kecamatan Tambak karena wilayah tersebut paling luas terdampak banjir.

"Kami perpanjang tiga hari lagi sampai Kamis (24/3), nanti dievaluasi dan masih bisa diperpanjang 14 hari lagi. Tapi semoga keadaan bisa segera kembali pulih," kata Ika.

Menurutnya, berbagai bantuan yang diterima di posko tersebut akan disalurkan ke berbagai wilayah di tiga kecamatan. Saat ini, jumlah posko pengungsian sebanyak 14 titik, dengan Desa Plangkapan menjadi salah satu desa yang terisolir karena masih tergenang banjir setinggi kurang lebih 60 cm.

"Warga yang tadinya tidak mengungsi sekarang sudah mulai mengungsi karena airnya sudah mulai naik," ujar Ika. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Booster Bisa Jadi Syarat Mudik Lebaran

Tidak menutup kemungkinan Ramadhan nanti status pandemi sudah berubah menjadi endemi.

SELENGKAPNYA

Presiden Klaim Pandemi Covid-19 Berhasil Ditangani

Ada empat indikator agar Indonesia turun status menjadi endemi Covid-19.

SELENGKAPNYA