Relawan berkebangsaan Ukraina menyiapkan makanan untuk para pengungsi di Paris, Prancis, Rabu (9/3/2022). Mereka menyiapkan makanan dan obat-obatan guna dikirim ke para pengungsi Ukraina di Polandia. | AP/Nicolas Garriga

Internasional

Dampak Perang, Rantai Pasokan Terganggu

Masalah kekurangan pasokan terjadi di Jerman dan Turki.

ANKARA -- Dinas Pertanian Luar Negeri Departemen Pertanian Amerika Serikat (FAS) melaporkan Turki untuk sementara waktu melarang ekspor bahan makanan. Upaya ini dilakukan untuk menstabilkan kondisi pasar lokal dan menjaga harga agar tidak naik lebih jauh.

Pedagang Turki, saat ini, menggunakan gudang di pelabuhan utama untuk menyimpan berbagai bahan makanan, seperti biji-bijian, minyak sayur, dan produk pertanian lainnya yang bersumber dari negara ketiga. "Pedagang memutuskan apakah akan menjual komoditas ini kepada pembeli di Turki atau mengirimkan produk ke pasar ketiga. Semuanya, tergantung pada harga yang ditawarkan di lokasi masing-masing,” kata FAS.

Turki telah menghentikan ekspor biji-bijian, minyak sayur, minyak goreng, dan komoditas pertanian lainnya. Semua pasokan yang ada pun telah ditahan di gudang di pelabuhan Turki.

Kementerian Pertanian dan Kehutanan Turki, dikutip dari WorldGrain, Ahad (20/3), telah menghentikan ekspor langsung minyak goreng, pengiriman minyak zaitun curah, margarin, lentil merah, dan kacang kering. Hal ini dilakukan karena inflasi makanan di negeri berjulukan Bulan Sabit ini makin tinggi.

photo
Relawan Moldova membagikan makanan bagi pengungsi Ukraina yang melintasi Palanca, Moldova, Kamis (17/3/2022). - (AP/Sergei Grits)

Selain itu, makin banyak pula kekhawatiran yang berkembang terkait gangguan rantai pasokan domestik. Hal ini tak lepas dari perang yang terjadi di Ukraina.

Turki memang sangat bergantung pada biji-bijian, minyak biji-bijian, dan minyak bunga matahari yang semuanya dikirim dari Ukraina dan Rusia. "Pemerintah mengharapkan pembatasan ekspor terbaru serta penghapusan bea masuk pada komoditas tertentu akan mengatasi kenaikan inflasi pangan," kata FAS.

Masalah kekurangan pasokan ini pun dikabarkan terjadi di Jerman. Laporan I Am Expat menyatakan, rak-rak di supermarket kini mulai kosong dengan hilangnya minyak goreng dan tepung. Warga mulai menimbun barang-barang tersebut, apalagi mengingat kabar perang di Ukraina yang belum juga selesai.

Hal ini diyakini akan sangat berdampak kepada pasokan bahan makanan di Jerman. "Kami telah melihat ada kekurangan minyak nabati," kata juru bicara dari supermarket Jerman Real kepada Welt.

Asosiasi Federal Perdagangan Pangan Jerman (BVLH) telah meminta warga untuk tidak panik dalam membeli kebutuhan harian itu. Menurutnya, apa yang terjadi saat ini, sejatinya mirip dengan yang terjadi di awal pandemi korona terjadi.

Saat itu, banyak pula masyarakat yang khawatir kemudian memutuskan memborong bahan pangan pokok. Juru Bicara BVLH Christian Bottcher menyampaikan, dalam situasi ini masyarakat sebaiknya tetap bertindak dalam nuansa penuh solidaritas. Hal ini, dapat ditunjukkan dengan tetap membeli bahan pangan dalam jumlah yang normal.

Ukraina dan Rusia saat ini berkontribusi sepertiga dari ekspor biji-bijian global. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) juga mencatat, Rusia adalah produsen utama pupuk. Komponen utama pupuk urea telah melonjak lebih dari tiga kali lipat harganya dalam 12 bulan terakhir.

Menurut Qu Dongyu selaku direktur jenderal FAO, yang juga tak kalah mengkhawatirkan adalah ketidakpastian apakah petani Ukraina akan dapat memanen gandum siap pada Juni. Di Ukraina, perpindahan penduduk secara besar-besaran telah mengurangi jumlah buruh dan pekerja pertanian.

Bahkan, jika mereka bisa panen, pelabuhan Ukraina di Laut Hitam juga saat ini ditutup dan pemerintahnya melarang ekspor gandum, millet, soba, dan beberapa produk makanan lainnya untuk mencegah krisis di dalam negeri dan menstabilkan pasar. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat