Petani menabur pupuk bersubsidi di area persawahan Indrapuri, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (22/1/2022). PT Pupuk Indonesia (Persero) menyebutkan stok pupuk subsidi tahun 2022 yang terdiri dari pupuk Urea 512 ribu ton, NPK 305 ribu ton, SP-36 103 ribu ton, ZA 1 | ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/foc.

Ekonomi

Pupuk Indonesia Dukung Pabrik Katalis Merah Putih

Pupuk Indonesia Grup berperan sebagai salah satu investor Pabrik Katalis Merah Putih

JAKARTA  — PT Pupuk Indonesia (Persero) lewat anak usahanya, yakin PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), siap mendukung pembangunan dan pengoperasian pabrik Katalis Merah Putih. Pabrik katalis pertama karya anak bangsa ini nantinya akan mewujudkan industri yang ramah lingkungan, mendukung pengembangan green fuel, serta mampu mengurangi ketergantungan katalis impor.

"Pabrik ini dibangun atas sinergi perusahaan BUMN, perguruan tinggi, dan pemerintah. Pabrik nantinya akan dioperasikan PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI), yang merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina Lubricants (38 persen), PT Pupuk Kujang Cikampek (37 persen), dan PT Rekacipta Inovasi Institut Teknologi Bandung (25 persen)," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman di sela-sela acara peletakan batu pertama Pabrik Katalis Merah Putih di Cikampek, Rabu (16/3).

Bakir menyatakan, dalam pembangunan pabrik Katalis Merah Putih, Pupuk Indonesia Grup melalui PT Pupuk Kujang Cikampek berperan sebagai salah satu investor, khususnya dalam penyediaan lahan dan lain-lain. Arah proyek katalis ini memang untuk pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). 

Bakir menjelaskan, proyek katalis ini sangat khusus karena dibangun dengan teknologi karya Indonesia, dalam hal ini teknologi yang dikembangkan ITB. “Kita harus mengedepankan proyek katalis ini sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional dan mudah-mudahan dapat segera dijalankan oleh PT Katalis sinergi Indonesia," ujar Bakir menambahkan.

Ke depan, Bakir berharap proyek ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap katalis impor. Untuk tahap awal, kata Bakir, katalis ini akan digunakan untuk sektor energi, offtaker-nya Pertamina. “Namun, untuk tahap selanjutnya kita akan masuk ke sektor petrokimia yang merupakan bagian dari industri pupuk," kata Bakir.

Bakir menyampaikan, proyek ini sejalan dengan semangat transisi energi yang diangkat oleh G-20. Proyek katalis ini merupakan bagian dari peta jalan perusahaan untuk pengembangan green energy. Ia mengatakan, pabrik Katalis Merah Putih ini didesain memiliki kapasitas produksi sebesar 800 ton per tahun dan berlokasi di Kawasan Industri Cikampek, Jawa Barat. 

"Proses pembangunannya akan berlangsung selama 13 bulan. Adapun perkiraan investasi yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp 286 miliar dan untuk pembiayaannya akan didukung dari Bank BNI," kata Bakir.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif yang juga hadir dalam peletakan batu pertama Pabrik Katalis Merah Putih di Cikampek mengapresiasi sinergi seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan pabrik Katalis Merah Putih yang pertama kali diinisiasi oleh ITB dan diujicobakan di kilang milik Pertamina. 

Arifin menyebutkan, pabrik ini menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) Bahan Bakar Hijau yang diproyeksikan dapat menghasilkan katalis untuk memproduksi green fuel sehingga berkontribusi dalam pengembangan EBT. 

“Saya ucapkan selamat dan apresiasi kepada PT Pertamina Lubricants, PT Pupuk Kujang Cikampek, dan PT Rekacipta Inovasi ITB atas niat baik dan aksi nyata melalui pembentukan PT Katalis Sinergi Indonesia untuk bekerja sama dalam memanfaatkan kemampuan, pengalaman, sumber daya, dan fungsi yang dimilikinya dalam upaya penyediaan katalis nasional," kata Arifin.

Arifin menambahkan, Indonesia membutuhkan pengembangan teknologi sendiri. Dan, untuk itu dibutuhkan sinergi agar bisa memenuhi keperluan bangsa ini serta mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan dan kemandirian.  

"Sudah lama sekali kita selalu menggaung-gaungkan, kita harus memiliki teknologi sendiri untuk bisa mengisi keperluan bangsa ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan. Kita bisa melakukan kemandirian di segala hal," ujar Arifin.

Arifin menjelaskan, katalis merupakan senyawa zat mineral yang dicetak dalam beragam bentuk dan warna untuk mempercepat terjadinya reaksi kimia. Misalnya saja, penggunaan katalis dapat mempercepat reaksi kimia tanpa harus menaikkan suhu. 

"Dengan demikian, dapat menghemat energi dan mengurangi biaya produksi. Selain itu, katalis juga bisa dimanfaatkan untuk mempercepat reaksi kimia dalam produksi amoniak dan asam sulfat, di mana keduanya merupakan bahan baku produksi pupuk," kata Arifin menambahkan. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT PUPUK INDONESIA (PERSERO) (pt.pupukindonesia)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

GoTo Alokasikan Dana IPO untuk Modal Kerja

GoTo harus banyak berinvestasi untuk membangun kekuatan infrastruktur teknologi.

SELENGKAPNYA

PLN akan Bangun PLTB di Banten

Untuk tahap awal, PLN sudah melakukan pra-feasibility study (pra-FS) pembangunan PLTB ini di wilayah Pandeglang.

SELENGKAPNYA

Antam Raup Laba Bersih Rp 1,86 Triliun 

Di tengah volatilitas pandemi Covid-19, Antam mampu menjaga kesinambungan produksi dan penjualan. 

SELENGKAPNYA