Pengunjung berswafoto di jembatan irigasi air peninggalan zaman kolonial Belanda, kawasan Perkebunan PTPN VIII Dayeuhmanggung, Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (22/01/2021). Jembatan irigasi air sepanjang 200 meter yang dibangun pada tahun 1913 | CANDRA YANUARSYAH/ANTARA FOTO

Ekonomi

Transformasi Dongkrak Kinerja Holding Perkebunan 

Erick Thohir mendorong PT Perkebunan Nusantara terus membangun kemitraan strategis.

JAKARTA — Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III mencatatkan kinerja keuangan positif selama 2021. Realisasi laba perusahaan secara konsolidasi hingga Desember 2021 mencapai Rp 4 triliun dengan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 13,77 triliun.

Sekretaris Perusahaan Holding PTPN III Imelda Alini mengatakan, catatan apik perusahaan tak lepas dari adanya peningkatan pada sejumlah aspek operasional. "Untuk sawit, produktivitas CPO meningkat 7,79 persen dari tahun lalu, produksi CPO meningkat 12,6 persen dari tahun lalu, harga pokok produksi menurun 9 persen dari tahun lalu," kata Imelda di Jakarta, Senin (14/3).

Sementara, dari sektor tebu juga mengalami peningkatan dengan kenaikan produksi gula sebesar 9,42 persen dan produktivitas gula naik 6,47 persen dari tahun lalu. Imelda mengatakan, kenaikan produksi juga terjadi pada sektor karet sebesar 7,21 persen.

Imelda menjelaskan, perbaikan kinerja Holding perkebunan nusantara juga ditopang dengan keberhasilan menjalankan seluruh program prioritas yang meliputi restrukturisasi PTPN Group, pemetaan produk dan model bisnis baru, pembentukan Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara), hingga pembentukan kawasan ekonomi khusus atau kawasan industri terpadu.

Imelda mengatakan, perusahaan berhasil menekan biaya terkait dengan beban keuangan dan mengurangi kewajiban angsuran yang perlu dibayarkan perseroan tiap tahunnya. Hal ini tak lepas dari usulan transformasi keuangan jangka panjang yang diajukan perseroan sejak 23 April 2020 dan telah disetujui 100 persen kreditur perbankan atau lembaga keuangan.

"Sehingga, total fasilitas kredit perbankan dengan nilai ekuivalen sebesar Rp 41 triliun dapat direlaksasi untuk memperbaiki struktur pinjaman berbunga perseroan," ujar Imelda.

Imelda menyatakan, PTPN juga telah mengembangkan bisnis retail PTPN Group yang berkelanjutan melalui pembentukan jenama (brand) nasional Nusakita pada 17 Agustus lalu, dengan dua produk utama, yakni minyak goreng dan gula pasir. 

Ia mengatakan, penjualan produk dilakukan melalui penunjukan distributor produk untuk wilayah Jabodetabek serta pendistribusian lewat jalur market place sudah dilakukan, antara lain, dengan Tanihub, Warung Pintar, dan BGR Logistik.

"Khusus untuk produk gula, peresmian unit produksi gula telah dilakukan di PT IGG Banyuwangi yang langsung dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada 18 September 2021," kata Imelda. 

Selain itu, Imelda menambahkan, Holding Perkebunan juga telah melakukan konsolidasi dan divestasi bisnis gula PTPN Group, melalui pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara. Imelda berharap kehadiran Sugar Co dapat membantu mewujudkan swasembada gula konsumsi pada 2024 atau 2025 yang akan menyejahterakan petani dan menstabilkan harga gula konsumi nasional.

Imelda melanjutkan, Holding Perkebunan nusantara berperan dalam pembangunan perekonomian Indonesia dalam pembangunan Kawasan Industri Terpadu dan Kawasan Pariwisata yang memberikan efek positif bagi peningkatan investasi di Indonesia, seperti Pembangunan KEK Sei Mangkei dan KIT Batang.

Imelda menyampaikan, PTPN memiliki tiga strategi utama, yaitu optimalisasi portofolio dan operational excellence, commercial excellence dan ekspansi hilir, optimalisasi aset dan kemitraan strategis, serta dua strategi pendukung, yaitu pengembangan kapabilitas dan budaya serta peningkatan sistem dan teknologi.

Dalam implementasinya, Imelda mengatakan, PTPN melakukan fokus komoditas utama pada sawit, gula, karet, teh dan kopi; meningkatkan produktivitas operasional, efisiensi dan keberlanjutan, mencapai cost leadership dan memperbaiki posisi keuangan, serta melakukan restrukturisasi anak perusahaan dan memperkuat tata kelola Holding. Imelda menambahkan, PTPN juga memanfaatkan digitalisasi dan teknologi untuk operasi dan bisnis.

"Untuk optimalisasi aset dan kemitraan strategis, kita melakukan monetisasi atau melepas aset non-inti, menjalankan kemitraan strategis, serta memberdayakan UMKM dan petani rakyat," kata Imelda.

Imelda menyampaikan, tiga strategi utama dan dua strategi pendukung masih akan terus dilakukan pada tahun ini. Selain itu, kata Imelda, PTPN juga memiliki sejumlah target bisnis untuk tahun ini yang meliputi penguatan arsitektur bisnis melalui pembentikan sub-Holding dan initial public offering (IPO) pada tahun ini.

"Transformasi diharapkan menghasilkan tambahan EBITDA sebesar Rp 13,4 triliun dan cash release Rp 1 triliun sampai Rp 4 triliun dalam empat tahun ke depan," kata Imelda.

Untuk mencapai hal tersebut, ungkap Imelda, PTPN menjalankan sembilan program yang terdiri atas optimasi penjualan, sentralisasi pengawasan kinerja operasional, optimasi biaya angkut, pengadaan tersentralisasi, organisasi yang efektif dan efisien, efisiensi biaya administrasi dan umum, pengawasan cash terintegrasi, penguatan manajemen kinerja, serta katalisator perubahan.

Imelda menjelaskan, salah satu inisiatif strategis optimalisasi portofolio dan operational excellence, yaitu melakukan entity consolidation dan unlock value melalui IPO pada tahun ini.  

Sebelum dilaksanakan IPO, Imelda menambahkan, Holding akan membentuk struktur yang tepat melalui pembentukan sub-Holding yang disebut dengan Palm Co. 

Imelda mengatakan, target lain Holding adalah melipatgandakan produksi gula menjadi 1,8 juta ton untuk mendukung swa sembada gula konsumsi pada 2025. 

Imelda menyebutkan, perusahaan juga telah membentuk PT Sinergi Gula Nusantara pada 17 Agustus 2021 sebagai bagian dari strategi untuk mencapai target swasembada gula konsumsi.

Selain itu, ungkap Imelda, perusahaan menerapkan operational excellence melalui penerapan kultur teknis terbaik sesuai SOP, pemanfaatan varietas unggul baru, mekanisasi panen, manajemen pengairan irigasi dan drainase, dan ketepatan masa tanam serta digitalisasi proses melalui e-farming

Tantangan bisnis

PTPN Group menghadapi tantangan dan tugas besar terkait dengan peningkatan kinerja keuangan, pembangunan ekonomi berkelanjutan, serta berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional. Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan, perseroan menjalankan serangkaian kebijakan dan langkah strategis, antara lain, menerapkan operational excellence dan restrukturisasi organisasi. 

"Operational excellence akan terus diakselerasi bersamaan dengan percepatan program transformasi EBITDA yang sasarannya adalah menyejajarkan parameter ratio COGS to sales dan SG&A to sales sejajar best practices industri perkebunan," kata Ghani. 

Restrukturisasi organisasi, penguatan kultur, dan kapabilitas SDM akan dipacu untuk memastikan keberlanjutan perusahaan sehingga akan lebih terjaga kemudian hari dengan terwujudnya kultur planter yang kuat dan SDM yang berdaya saing. 

Menteri BUMN Erick Thohir mendorong PTPN terus membangun kemitraan strategis bersama UMKM dan petani rakyat lewat program Sawit Rakyat. “Tentu, tidak kalah pentingnya PTPN terus membangun kemitraan strategis bersama UMKM serta petani rakyat melalui program Sawit Rakyat untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya para petani," ujar Erick. 

Erick menambahkan, sebagai perusahaan perkebunan pertama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, dia berpesan kepada PTPN agar terus melanjutkan kinerja positifnya dan program transformasi yang telah dijalankan. Hal ini penting dilakukan dalam upaya PTPN mendukung ketahanan nasional, baik pada sektor pangan melalui swasembada pangan maupun sektor energi, khususnya mendukung energi baru terbarukan.

Selain itu, PTPN agar melakukan inisiatif inovasi dalam perkebunan kelapa sawitnya untuk mewujudkan industri sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. “Semoga PTPN dapat mewujudkan cita-citanya menjadi perusahaan agribisnis nasional berkelas dunia dan menjadi juara," kata Erick. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Perkebunan Nusantara III (ptpniii)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat