Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Bekal Ketakwaan

Mari jadikan takwa sebagai landasan utama dalam mengumpulkan bekal menuju akhirat.

Oleh PROF DADANG KAHMAD

OLEH PROF DADANG KAHMAD

Orang bijak ialah yang rajin mengumpulkan bekal untuk perjalanan panjang dan abadi. Manusia dalam perannya sebagai hamba dan khalifah, hakikatnya sedang menjadi musafir.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut pergi meninggalkannya” (HR Tirmidzi).

Apabila bepergian jauh, tentu saja perlu sejenak berhenti di tepian. Sekadar makan dan minum, menyiapkan bekal perjalanan dan mengisi bahan bakar kendaraan.

Kita tidak akan berlama-lama di tempat perhentian itu. Bukan tempat itulah tujuan perjalanan, berhenti hanya mengumpulkan perbekalan agar perjalanan dapat diteruskan dengan aman dan nyaman. Hati dan pikiran hanya terfokus pada tujuan perjalanan.

Namun, manusia kadang keasyikan di perhentian. Tujuan utama dilupakan, betah dengan kesementaraan. Perantauan seolah menjadi tujuan, keabadian dilupakan.

Kehidupan itu berjalan cepat. Rasa-rasanya baru kemarin menjumpai tahun baru, dan hari ini telah memasuki pergantian tahun. Sedangkan usia makin menua. Fisik telah berubah, akal pikiran tak setajam dulu, pandangan mata semakin kabur, pendengaran yang melemah, dan rambut yang memutih.

"Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampaui umur tersebut” (HR Ibnu Majah).

Sungguh bergetarlah hati bila merenungi sabda Rasulullah SAW di atas. Begitu singkatnya hidup ini, sedangkan kita kerap terlena dengan kemewahan dan ingar-bingar kehidupan. Padahal, sungguh kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban atas hidup yang dijalani.

Kita akan bersaksi di hadapan-Nya atas apa yang telah diperbuat. Namun, bukan lisan yang memberikan persaksiannya, melainkan anggota tubuh. Mata akan bersaksi atas apa yang dipandang selama hidup.

Tangan akan berbicara menjelaskan apa yang dikerjakan dalam hidup. Kaki akan berbicara di depan Allah, menyatakan ke mana saja ia melangkah. Demikian pula anggota tubuh lainnya.

Oleh karena itu, marilah kembali menyadari tentang amanah utama hidupnya di dunia ini. Perhatikan juga segala tingkah laku untuk hidup ke depan dan marilah perbanyak amal saleh sebagai perbekalan pada hari keabadian.

Sebab, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS al-Hasyr: 18). 

Mari jadikan takwa sebagai landasan utama dalam mengumpulkan bekal menuju akhirat. “…bawalah bekal, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal” (QS al-Baqarah: 197).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Heroisme Shalahuddin al-Ayyubi

Di Syam, Shalahuddin dengan cepat merebut satu per satu daerah strategis.

SELENGKAPNYA

Melawan Kemiskinan

Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kemiskinan.

SELENGKAPNYA

Tak Gentar Hadapi Maut

Gubernur Hajjaj bin Yusuf tidak segan-segan membunuh siapapun yang berseberangan pandangan dengannya.

SELENGKAPNYA