Ilustrasi barang bukti kasus penyalahgunaan narkoba. | ANTARA FOTO/Jojon/rwa.

Jakarta

Penggerebekan Narkoba di Kampung Bahari

Kasus penyalahgunaan narkoba selalu berkaitan dengan tindak kejahatan lainnya.

JAKARTA — Sebanyak 700 personel gabungan Polri, TNI, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penggerebekan peredaran narkoba di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (9/3). Sebanyak 26 orang yang diduga terlibat penyalahgunaan narkoba ditangkap. Selain itu, sejumlah barang bukti turut diamankan.

"Hasil kegiatan yang dilakukan secara mendadak tentunya didapatkan begitu banyak sekali barang bukti. Ada 26 orang tentu sebagai pelaku dan nanti ditetapkan sebagai tersangka terdiri atas 18 laki-laki delapan perempuan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan saat konferensi pers di lokasi, Rabu (9/3).

Adapun barang bukti yang diamankan oleh jajarannya mulai dari narkoba jenis sabu seberat 350 gram, 1.500 butir ekstasi, ganja sintetis, senjata tajam, bong atau alat pengisap, hingg puluhan petasan. Kemudian juga puluhan juta uang tunai yang diduga hasil dari transaksi narkoba. "Kami temukan juga uang tunai Rp 35 juta serta berbagai peralatan komunikasi elektronik," kata Zulpan menambahkan.

Menurut Zulpan, kasus penyalahgunaan narkoba selalu berkaitan dengan tindak kejahatan lainnya. Karena sering kali pelaku kejahatan sebelum melakukan aksinya terlebih dahulu mengonsumsi narkoba. Dengan demikian, dampak dari penggunaan narkoba sangat berbahaya. 

"Dampaknya berbahaya sekali bagi keamanan, ketertiban masyarakat, termasuk bagi pengguna akan merusak mental moral yang bersangkutan, termasuk merugikan keluarga tentunya bangsa dan negara," kata Zulpan menegaskan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Polda Metro Jaya (poldametrojaya)

Selanjutnya untuk memutuskan rantai peredaran narkoba, khususnya di Kampung Bahari, Tanjung Priok, pihaknya akan membangun Kampung Tangguh Bersih Narkoba di lokasi tersebut. Apalagi pemerintah sendiri telah menetapkan penyalahgunaan narkoba sebagai kejahatan luar biasa atau extraordinary crime.

"Akan dijadikan Kampung Tangguh Bebas Narkotika. Jadi, enggak ada peredaran narkotika lagi di sini. Nanti berkolaborasi Dir Binmas Polda Metro Jaya memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat tidak tersesat dengan penggunaan narkotika," ujar Zulpan. 

Menanggapi rencana aparat kepolisian menggagas Kampung Tangguh Bersih Narkoba di wilayah tersebut, kriminolog Adrianus Meliala mengatakan, ada perbedaan istilah yang dipakai polisi dengan BNN. Menurut dia, BNN yang memiliki konsep 'Desa Bersinar' (Bersih dari Narkoba) tersebut. 

"Saya tidak tahu banyak soal Desa Bersinar itu. Apakah 'bersih' itu terkait situasi yang sebelumnya 'kotor'? Atau desa yang sejak dulu memang bersih. Untuk tahu indikatornya lebih jauh, silakan tanya ke BNN," kata Adrianus. 

Ia pun menyampaikan, jika kesannya BNN mengejar kuantitas jumlah Desa Bersinar itu. "Semoga tidak manipulatif angkanya," ujar dia. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bea Cukai Langsa (beacukailangsa)

Kode khusus 

Dalam pengungkapan perkara ini, Zulpan menyebut, para pengedar menggunakan kode tertentu untuk mengantisipasi agar kegiatan tindak pidana mereka tidak diendus pihak kepolisian. Adapun kode yang dipakai para bandar narkoba, Zulpan melanjutkan, dengan menggunakan petasan. Maka tak heran saat penggerebekan polisi juga mengamankan ratusan petasan sebagai barang bukti.

"Mereka nyalakan petasan apabila ada gangguan dari petugas akan dinyalakan, mereka akan tiarap," ujar Zulpan. 

Selain petasan, Zulpan menyebut, para pelaku juga telah menyiapkan kamera pengawas (CCTV) untuk memantau pergerakan jika ada polisi yang menghampiri. Sejumlah kamera pengawas itu dipasang di tempat-tempat tinggi atau di gerbang gang-gang. Sehingga mereka bisa mengetahui jika ada orang yang dianggap mencurigakan.

"Mereka pasang (CCTV) di tempat ketinggian. Ini kan ada gang-gangnya, di tempat mereka berjualan narkotika," kata Zulpan. 

Sebelumnya, jajaran Polres Jakarta Pusat juga mengungkap peredaran narkoba jaringan Pulau Sumatra-Jakarta dari operasi selama tiga bulan terakhir pada 2022. Dalam pengungkapan ini, Polres Jakarta Pusat menangkap dan menetapkan empat orang sebagai tersangka. Kemudian turut mengamankan sebanyak 2,9 kilogram narkoba jenis sabu. 

"Ada empat orang tersangka yang kami tangkap. Ini merupakan para sindikat narkoba yang beroperasi di DKI Jakarta, khususnya Jakarta Pusat," ujar Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi, Selasa (8/3). 

Menurut Hengki, keempat tersangka berinisial AK, BI, AM, dan NI, ditangkap di tiga lokasi berbeda wilayah Tangerang Kota. Keempat tersangka yang ditangkap adalah bandar-bandar narkoba. Sayangnya, barang haram milik tersangka ini sudah diedarkan dan sisanya seberat 2,9 kilogram sabu yang berhasil disita.

"Kami tangkap bandar-bandarnya sebelum menyebar. Namun, untuk penangkapan terakhir ini sudah sempat terjual kurang lebih dua kilogram. Penangkapan ini merupakan rangkaian operasi kami yang dilaksanakan setiap saat," ujar Hengki.

Hengki menyebutkan, pengungkapan kasus ini bermula dari penangkapan dua kurir narkoba berinisial AM dan NI di salah satu hotel kawasan Cipondoh, Tangerang Kota. Kemudian dilakukan pengembangan dan akhirnya mendapat gudang penyimpanan di Jalan Neron, Penang, Tangerang Kota, dengan tersangka AK.

Selanjutnya, kata Hengki, dari pengakuannya, AK disuruh menjaga barang haram itu oleh BI. Kemudian jajarannya langsung melakukan pemburuan terhadap BI. Tak berapa lama, tersangka BI dicokok Polres Metro Jakarta Barat di Jalan Ahmad Dahlan, Kecamatan Cipondoh, Tangerang Kota.

Menanggapi rencana aparat kepolisian menggagas Kampung Tangguh Bersih Narkoba di wilayah tersebut, Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia Adrianus Meliala menilai, apa yang digagas pihak kepolisian merupakan langkah yang bagus. Salah satunya menjadikan Kampung Muara Bahari yang baru saja terjadi pengungkapan kasus narkoba sebagai Kampung Tangguh Bersih Narkoba.

"Bagus. Sebagai upaya, mengapa tidak? Hanya perlu diperhatikan makna dari kampung tangguh tersebut. Juga makna kampung bersih narkoba," kata Adrianus saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (9/3).

Selain itu, Adrianus juga mengatakan bahwa menyulap wilayah yang awalnya rawan narkoba menjadi bebas peredaran narkoba tidaklah mudah. Ia juga mengaku sampai saat ini belum mengetahui keefektifan Kampung Tangguh Bersih Narkoba dapat memberantas peredaran narkoba di wilayah tersebut.

"Menurut saya, tidak gampang menyebut suatu daerah rawan sebagai bersih narkoba. Saya belum tahu soal efektif tidaknya, secara akademik, saya ragu," ujar Adrianus.

Sebenarnya Badan Narkotika Nasional (BNN) juga memiliki program yang serupa, yaitu Desa Bersinar atau Bersih Narkoba. Gagasan tersebut sebagai upaya untuk memerangi narkoba. Namun, Adrianus juga menyoroti indikator yang digunakan BNN dalam pembangunan Desa Bersinar tersebut.

"Saya tidak tahu banyak soal Desa Bersinar itu. Apakah ‘bersih’ itu terkait situasi yang sebelumnya ‘kotor’? Atau desa yang sejak dulu memang bersih. Untuk tahu indikatornya, silakan tanya BNN," ujarnya.

Di samping itu, Andrianus juga berpendapat bahwa adanya Desa Bersinar yang dibuat BNN hanya untuk mengejar kuantitas. Program Desa Bersinar adalah salah satu program unggulan BNN dalam rangka menurunkan angka penyalahgunaan narkoba pertama kali diluncurkan sejak 2019 silam. "Kesan saya, BNN mengejar kuantitas jumlah Desa Bersinar itu. Semoga tidak manipulatif angkanya," kata Adrianus.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PERSEKA KADEMANGAN (persekaofficial1987)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat