Perempuan digendong pasukan Ukraina meninggalkan Kota Irpin, Ukraina menyusul serangan Rusia pada Ahad (6/3/2022). | AP/Oleksandr Ratushniak

Internasional

Ukraina Tolak Koridor Kemanusiaan Rusia

Ukraina menentang koridor ini karena warga sipil yang dievakuasi akan dibawa ke Rusia dan Belarusia.

KIEV – Rusia mengeklaim membuka koridor kemanusiaan di sejumlah kota Ukraina pada Senin (7/3). Hal ini untuk memungkinkan warga Ukraina dievakuasi. Namun, Ukraina menentang koridor ini karena menurut mereka, warga sipil yang dievakuasi oleh Rusia akan dibawa ke Rusia dan Belarusia.

“Ini bukan pilihan yang dapat diterima,” kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk, Senin. Dia mengungkapkan, warga sipil Ukraina tidak akan pergi ke Belarusia dan kemudian naik pesawat ke Rusia.

Seorang juru bicara kepresidenan Ukraina menyebut aksi evakuasi yang dilakukan Rusia tak bermoral. Menurutnya, Moskow memanfaatkan penderitaan rakyat demi membuat citra di televisi.

"Mereka adalah warga negara Ukraina. Mereka harus memiliki hak untuk mengungsi ke wilayah Ukraina," ujarnya.

photo
Warga meninggalkan Kota Irpin, Ukraina menyusul serangan Rusia pada Ahad (6/3/2022). - (AP/Oleksandr Ratushniak)

Dia berpendapat, perbuatan Rusia menjadi salah satu masalah yang menyebabkan koridor kemanusiaan rusak. "Mereka tampaknya setuju, tapi mereka sendiri ingin memberikan bantuan kemanusiaan untuk sebuah gambar di televisi dan ingin agar koridor mengarah ke mereka," ucapnya.

Pengumuman Rusia tentang pembentukan koridor kemanusiaan baru muncul setelah gagalnya gencatan senjata dengan Ukraina. Hal itu membuat setidaknya 200 ribu warga sipil gagal melarikan diri dari kota Mariupol yang terkepung.

Mereka terperangkap tanpa makanan dan air. Sebab, Rusia masih intensif melakukan pengeboman ke wilayah tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan, koridor baru dijadwalkan dibuka pada pukul 10.00 waktu Moskow. Ia akan membentang dari Kiev ke kota timur Ukraina, yakni Kharkiv dan Sumy, serta Mariupol.

Menurut peta yang diterbitkan kantor berita RIA Novosti, koridor dari Kiev akan mengarah ke Belarusia. Sementara warga sipil dari Kharkiv, hanya diizinkan pergi ke Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, mereka juga bakal menyediakan penerbangan untuk mengangkut warga sipil Ukraina dari Kiev ke Rusia.

"Upaya pihak Ukraina untuk menipu Rusia dan seluruh dunia beradab, tidak berguna kali ini," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Otoritas Ukraina, pada Senin, mengungkapkan, Rusia tengah menyerang kota selatan Mykolayiv. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memperingatkan, target besar Rusia berikutnya adalah Odessa, kota pelabuhan bersejarah di Laut Hitam yang berpenduduk 1 juta jiwa. Menurut militer Ukraina, saat ini Moskow pun sedang menghimpun sumber daya untuk menyerbu Kiev.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengeklaim, Washington telah melihat laporan kredibel tentang adanya serangan disengaja yang menargetkan warga sipil. Hal itu bisa mendukung penyelidikan potensi kejahatan perang di Ukraina.

photo
Seorang warga terbaring tak bernyawa terkena serpihan roket yang ditembakkan pasukan Rusia di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, Ahad (6/3/2022). - (AP/Markus Schreiber)

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah korban sipil yang tewas sejak serangan Rusia pada 24 Februari lalu mencapai 364 orang. Lebih dari 20 di antaranya merupakan anak-anak. Para pejabat Ukraina meyakini, angka kematian sipil masih lebih tinggi dibandingkan data PBB.

Sedangkan, Rusia telah mengumumkan bahwa hampir 500 tentaranya telah gugur dalam pertempuran di Ukraina. Lebih dari 1.500 prajurit lainnya mengalami luka-luka.

Angka yang dirilis Moskow sangat kecil jika dibandingkan klaim Ukraina. Kiev mengeklaim pasukannya menewaskan lebih dari 11 ribu tentara Rusia.

Ukraina pun mengeklaim berhasil menangkap dan menahan ratusan prajurit Rusia, termasuk perwira senior. Kendati demikian, Ukraina belum secara resmi merilis data seberapa banyak tentaranya yang gugur saat bertempur melawan pasukan Rusia.

photo
Warga berlindung dari gempuran artileri Rusia di Horenka, tak jauh dari Kiev, Ukraina, Ahad (6/3/2022). - (AP/Efrem Lukatsky)

Mitra strategis

Cina tetap menyebut Rusia sebagai mitra strategis, meski Rusia didera sanksi negara lain karena invasi. Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan, persahabatan negaranya dan Rusia masih terjalin kuat. Rusia dan Cina adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

“Tak peduli seberapa buruk situasi internasional, baik Cina dan Rusia akan mempertahankan tekad strategis mereka serta terus mendorong kemitraan koordinasi strategis yang komprehensif di era baru,” kata Wang pada momen konferensi pers tahunan, Senin (7/3).

Terkait pertempuran yang kini sedang berlangsung di Ukraina, Wang menyebut penyebabnya kompleks dan tidak terjadi dalam semalam. “Memecahkan masalah yang kompleks membutuhkan ketenangan serta rasionalitas daripada menuangkan bensin ke api dan mengintensifkan kontradiksi,” ujarnya.

Kendati begitu, Wang menekankan, Cina siap berkontribusi untuk meredam konfrontasi antara Rusia dan Ukraina. “(Cina) bersedia bekerja dengan komunitas internasional untuk melakukan mediasi yang dibutuhkan bila diperlukan,” katanya. 

Sedangkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dijadwalkan bertemu Menlu Ukraina Dmytro Kuleba di Antalya, Turki, Kamis (10/3). Rencana ini diumumkan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, Senin (7/3).

Cavusoglu mengatakan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Ahad (6/3). Erdogan kembali menawarkan menjadi tuan rumah pertemuan Rusia dan Ukraina. Belakangan, Lavrov kemudian menyatakan menerima tawaran ini.

"Kami berharap bahwa pertemuan ini akan menjadi titik balik dan jadi langkah penting menuju perdamaian dan stabilitas," kata Cavusoglu. Ia menambahkan, Lavrov dan Kuleba memintanya ikut hadir. Maka pertemuan ini akan bersifat trilateral.

Jika rencana ini terlaksana, maka akan menjadi pertemuan tingkat menlu pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari 2022. Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi rencana ini. Juru Bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova menyatakan hal ini melalui aplikasi Telegram.

Sedangkan Kuleba telah mengatakan pada Sabtu (5/3), ia terbuka untuk bertemu Lavrov. Namun ia menekankan, pertemuan hanya akan terjadi jika memang ada manfaatnya.

Turki memiliki posisi unik dalam relasi Ukraina dan Rusia. Turki adalah anggota Pakta Pertahanan Antlantik Utara (NATO), tapi memiliki hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina. Turki menyebut invasi Rusia tidak bisa diterima. Namun, Turki menentang sanksi terhadap Rusia.

Batasi komunikasi

Dalam perkembangan berbeda, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengatakan, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhya, Ukraina, masih dioperasikan staf Ukraina. Namun IAEA mengatakan, Rusia yang telah menguasai PLTN itu menutup sebagian komunikasi eksternal ke fasilitas tersebut.

"(Pasukan Rusia di lokasi) telah mematikan sejumlah jaringan mobile dan internet sehingga informasi tepat dari lokasi tidak didapatkan melalui saluran komunikasi normal," kata IAEA seperti dikutip CBS News, Ahad (6/3).

Pasukan Rusia merebut PTLN terbesar di Eropa itu pada Jumat (4/3) lalu setelah tembakan rudal mereka memicu kebakaran di gedung pelatihan dekat PLTN. Kebakaran di Zaporizhzhya berhasil dipadamkan dan tidak ada kerusakan pada reaktor. Radiasi pun tidak meningkat. Rusia membantah sengaja menembak PLTN itu dengan rudal mereka.

Ukraina juga melaporkan semua aktivitas warga Ukraina di PLTN itu termasuk yang berkaitan dengan operasi teknis di enam unit reaktor harus disetujui komandan pasukan Rusia di sana. Pada Sabtu (5/3) Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberitahu anggota parlemen Amerika Serikat bahwa Rusia juga merebut PLTN kedua dan mematikan PLTN ketiga.

Di program Face the Nation, Duta Besar Ukraina untuk AS Oksana Markarova mengatakan, masyarakat internasional harus bertindak dan membantu Ukraina merebut kembali PLTN dari Rusia. Markarova mencatat fasilitas nuklir pertama yang direbut Rusia adalah Chernobyl.

PLTN Chernobyl sudah tidak lagi "beroperasi" tapi masih menimbulkan risiko. "(Sebab) banyak limbah di sana dan hal-hal lain," kata Markarova.

photo
Penampakan Pembangkit LIstrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia pada 2015. - (AP Photo)

"Yang kedua yang terbesar di Eropa, sehingga itu membawa dunia ke ambang bencana nuklir, dan walaupun, sekali lagi, pemadam kebakaran kami dapat memadamkan api, tidak ada yang aman, Ukraina tidak aman, Eropa tidak aman, karena stasiun-stasiun ini tidak boleh dijalankan penjahat perang," katanya.

Markarova mengatakan, Ukraina menyiapkan sejumlah opsi untuk merebut kembali PLTN, termasuk menetapkan zona larangan terbang. Hal yang beberapa kali Zelensky singgung di sejumlah kesempatan.

Sebelumnya, Putin memperingatkan, Rusia akan menganggap negara mana pun yang menerapkan zona larangan terbang terlibat dalam perang. Sebelumnya NATO mengatakan, tidak akan menetapkan zona larangan terbang karena akan membawa Eropa ke medan perang.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat